• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatnya Kualitas Layanan Komunikasi Dan Informatika Untuk Mendukung fokus Pembangunan Pemerintah Sebagai wujud Kehadiran

Negara Dalam Menyatakan Kedaulatan dan Pemerataan Pembangunan.

Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkan indikator sebagai berikut:

TABEL 3.2 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 BERDASARKAN INDIKATOR KINERJANyA

No. Indikator Kinerja Satuan

2016

Capaian 2016 Target Realisasi

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya kualitas layanan komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan pemerintah sebagai wujud kehadiran negara dalam menyatakan kedaulatan dan pemerataan pembangunan

1.1 Persentase (%) lokasi yang terlayani komunikasi dan informatika dari

lokasi yang diprioritaskan %

100% (250 BTS dan 1.600 Akses Internet yang Beroperasi – akumulasi) 72,45% (111 BTS dan 1.608 Akses Internet yang Beroperasi– akumulasi) 72,45%

1.2. Persentase (%) wilayah Kabupaten/ kota yang terlayani akses

broadband (broadband 4G) % 100% (Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Menkominfo dengan Badan Usaha Pemenang Proyek Paket Barat,

Tengah dan Timur)

100% (Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Menkominfo dengan Badan Usaha Pemenang Proyek Paket Barat,

Tengah dan Timur)

100%

1.3. Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi sebesar 350 MHz untuk mobile

broadband Nasional

% (50 MHz)14.3% (176 MHz)50,29% 351,67%

Penjelasan atas pencapaian Sasaran Strategis 1, yaitu meningkatnya kualitas layanan komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan pemerintah sebagai wujud kehadiran negara dalam menyatakan kedaulatan dan pemerataan pembangunan diuraikan secara rinci sebagai berikut:

1.1.1. Persentase (%) Lokasi yang Terlayani Komunikasi Dan Informatika

Dari Lokasi yang Diprioritaskan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di Tahun 2015 masih terdapat 5.520 di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) dan lokasi prioritas yang tanpa sinyal sehingga Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan program yang mendukung konektivitas untuk mengurangi ketimpangan informasi di lokasi yang belum mendapat akses tersebut.

Pencapaian target indikator ini diukur dari dua indikator kinerja program yaitu: a. Persentase (%) base tranceiver station (bts) yang beroperasi, dan

b. Persentase (%) akses internet yang beroperasi. Kedua indikator program ini menjadi penting untuk wilayah yang masih blankspot, khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman (lokasi prioritas dan 3T).

Dengan pembangunan BTS dan penyediaan akses internet ini diharapkan dapat menunjang konektivitas antar wilayah secara terintegrasi sehingga akses informasi bagi masyarakat pedalaman dapat

meningkat dan masyarakat di daerah pedalaman dan perbatasan tidak merasa terisolir.

Berdasarkan Tabel 3.3 berikut, diketahui bahwa untuk layanan komunikasi dan informatika yang dilakukan melalui pembangunan Base Transceiver Receiver (BTS) realisasi capaiannya hanya 44,4%. Sementara yang menggunakan akses internet sudah melebihi target 100%, sehingga capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebesar 72,45%.

Tabel 3.3 Capaian persenTase (%) lokasi Yang TerlaYani komunikasi dan inFormaTika dari LOKASI yANG DIPRIORITASKAN

No. Indikator Kinerja Satuan

2015 2016

Capaian 2016

(%)

Target Realisasi Target Realisasi

Persentase (%) lokasi yang terlayani komunikasi dan informatika dari lokasi yang diprioritaskan 72,45%

1. Persentase (%) BTS yang beroperasi Lokasi 125 5 (akumulasi)250 (akumulasi)111 44,4%

2. Persentase (%) akses internet yang

beroperasi Lokasi 800 688

1.600

(akumulasi) (akumulasi)1.608 100,5%

Belum tercapainya target persentase lokasi yang terlayani komunikasi dan informatika dari lokasi yang diprioritaskan karena realisasi dari pembangunan BTS belum maksimal. Kendala pembangunan BTS ini dikarenakan, antara lain:

PEND AHUL UAN PERENCANAAN KINER JA PENUTUP AKUNT ABILIT AS KINERJA

1. lelang untuk penyediaan tower hanya dapat dilakukan melalui e-katalog LKPP sehingga pihak penyedia yang tersedia masih sedikit dan menyebabkan pembangunan BTS tersendat; 2. lokasi yang diusulkan pemerintah daerah untuk

lokasi pembangunan BTS merupakan kawasan yang dilindungi (kawasan hutan lindung, misalnya) sehingga perlu dicari alternatif lokasi lain; dan

3. terkait regulasi dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

khususnya terkait penyediaan lahan membuat pembangunan BTS terhambat. Sehingga diperlukan persiapan ulang terkait koordinasi dengan Pemerintah Daerah terhadap

pengelolaan Barang Milik Negara-nya, termasuk dokumen pernyataan kesediaan dalam model pinjam-pakai tanah milik daerah di lokasi pembangunannya.

gambar 3.1 base TransCeiver sTaTion (bTs)

Dibangun di Desa Kantuk Asam, Kec. Puring Kencana (Perbatasan Indonesia-Malaysia) Kab. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat untuk melayani telekomunikasi di

daerah blankspot di wilayah tersebut.

GAMBAR 3.2 SEBARAN LOKASI BTS yANG SUDAH ON AIR

Kep. Riau 3 Lokasi Prov. Kalbar 23 Lokasi Prov. Kaltim 3 Lokasi Prov. NTT 19 Lokasi

Prov. Papua Barat 6 Lokasi

Prov. Maluku 14 Lokasi

Prov. Maluku Utara 6 Lokasi

Prov. Sulut 1 Lokasi Prov. Kaltara

Dengan adanya pembangunan 111 BTS ini, sebanyak 2,01% dari 5.520 desa di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) dan lokasi prioritas yang tanpa sinyal tersebut sudah dapat mengakses layanan telekomunikasi dan informatika. Hal ini penting bagi wilayah yang masih blankspot, khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman (lokasi prioritas dan daerah 3T) agar dapat menikmati jaringan komunikasi.

1.1.1b. Persentase (%)

Akses Internet yang

Beroperasi

Program penyediaan akses broadband internet sangat penting bagi masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, khususnya yang berada di lokasi prioritas daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T), serta daerah-daerah yang tidak layak secara finansial

(non-financially feasible).

Hasil capaian Indikator Kinerja ini secara rinci adalah sebagai berikut:

1.1.1a. Persentase (%) BTS yang

Beroperasi

Penyediaan BTS (Base Transceiver

Station) di daerah blankspot layanan

telekomunikasi, khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman (lokasi prioritas, tertinggal, terluar dan terdepan/3T) yang belum terlayani akses telekomunikasi seluler merupakan amanat dari Nawacita 3, yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sampai dengan Tahun 2016, capaian untuk indikator pembangunan BTS adalah sebesar 44,4% dimana 111 BTS dari target 250 BTS sudah berhasil on air. Sedangkan sisanya masih dalam proses pembangunan. Aceh 36 Lokasi Sumut 107 Lokasi Sumbar 113 Lokasi Riau

21 Lokasi 8 LokasiJambi

Bangkabelitung 9 Lokasi Bengkulu 15 Lokasi Lampung 34 Lokasi Banten 34 Lokasi Jabar 26 Lokasi DKI 4 Lokasi Sumsel 31 Lokasi Jateng 16 Lokasi Jatim 45 Lokasi DIY 4 Lokasi Kep. Riau 39 Lokasi Kalbar 73 Lokasi Kalteng 9 Lokasi

PEND AHUL UAN PERENCANAAN KINER JA PENUTUP AKUNT ABILIT AS KINERJA

Dengan adanya program penyediaan akses broadband internet ini, diharapkan dapat memperluas aksesibilitas broadband internet, meningkatkan kemampuan adaptif penggunaan TIK bagi masyarakat, mengurangi kesenjangan digital, serta meningkatkan pemberdayaan e-literasi masyarakat.

Program ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya dimana target setiap tahunnya ditetapkan masing-masing 800 lokasi.

Adapun realisasi sampai dengan Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.3. Berdasarkan Tabel 3.3 tersebut dapat terlihat capaian program penyediaan akses internet sebesar 100,5%, atau sebanyak 1.608 lokasi dari yang direncanakan di Tahun 2016 sebanyak 1.600 lokasi.

Adapun sebaran lokasi yang sudah tersedia akses internet tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Dari jumlah tersebut, 688 lokasi sudah live/on air di Tahun 2015 dan 920 lokasi sisanya live/on air di Tahun 2016. Dengan demikian, hampir 45% dari target masyarakat yang berada di lokasi prioritas daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T), serta daerah-daerah yang tidak layak secara finansial

(non-financially feasible) yang terlayani akses

internet dapat memanfaatkan internet untuk mengakses informasi sehingga mengurangi kesenjangan digital antara pusat dan daerah. Hal tersebut juga dapat mendorong peningkatan e-literasi serta turut memberi konstribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kaltim 11 Lokasi Kaltara 27 Lokasi Kalsel 12 Lokasi Sulsel 107 Lokasi Sulbar 21 Lokasi Gorontalo 30 Lokasi Sultara 47 Lokasi Maluku Utara 88 Lokasi Papua Barat 45 Lokasi Papua 115 Lokasi Maluku 105 Lokasi Sultenggara 107 Lokasi Sulteng 43 Lokasi Bali 10 Lokasi NTB NTT 138 Lokasi

total

1.608 Lokasi

29

LAPORAN KINERJA 2016 KOMINFO

GAMBAR 3.5 PETA PEMBANGUNAN PALAPA RING