• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatnya Penguasaan Pasar Di Dalam Dan Luar Negeri

PENETAPAN KINERJA DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

2. Meningkatnya Penguasaan Pasar Di Dalam Dan Luar Negeri

Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri dilakukan dengan beberapa langkah. Salah satu diantara kebijakan Pemerintah adalah peningkatan penguasaan dan pengamanan pasar produk industri material dasar logam dan mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk imporadalah Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) melalui peningkatan TKDN produk. Hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian khusus adalah pengamanan pasar di dalam negeri agar produk – produk lokal dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri semakin membaik.

Pengamanan pasar dalam negeri merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang juga akan berdampak positif bagi konsumen dalam negeri. Pengamanan pasar berkaitan dengan pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pemenuhan SNI untuk produk – produk industri material dasar logam baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari negara lain merupakan salah satu usaha untuk mendorong penguasaan pasar dalam negeri dan meredam impor produk impor sejenis.

Pada tahun 2016, diperkirakan total nilai impor produk industri logam adalah sebesar US$14.2 Milyar. Sementara nilai total nilai ekspor untuk produk tersebut diperkirakan mencapai US$ 8.3 Milyar.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016

DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 52

Sebagaimana disebutkan di atas, beberapa katalisator pencapaian sasaran peningkatan penguasaan dan pengamanan pasar di dalam negeri adalah Penyusunan dan Penerapan Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Produk Industri Material Dasar Logam; Perumusan Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material Dasar Logam (RSNI Produk Industri Material Dasar Logam); Fasilitasi Pembinaan Teknis Perusahaan Dalam Rangka Penerapan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Material Dasar Logam; Pengembangan Kerjasama Pada Industri Material Dasar Logam dan Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam.

Pada tahun 2016, Direktorat Industri Logam telah melakukan rapat – rapat teknis untuk menyusun dan memberlakukan SNI Wajib beberapa produk, yaitu:

1. Produk SNI Wajib Baja Tahan Karat Canai Dingin (SNI BjTKD) dengan kode SNI 7840:2012 saat ini telah diajukan notifikasi ke WTO untuk selanjutnya disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional menjadi SNI Wajib;

2. Produk SNI Pipa Baja Saluran Air Dengan Atau Tanpa Lapisan Seng Secara Wajib dengan kode SNI 0039:2013 sejak bulan Maret 2016.

Sedangkan pembahasan penyusunan RSNI produk industri material dasar logam difokuskan pada produk :

1. RSNI Aluminium Foil; 2. RSNI Tangga Aluminium;

3. RSNI Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas untuk aplikasi struktur umum (BJPS);

4. RSNI Warna Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium Dan Seng Dengan Atau Tanpa Magnesium yang Dilapisi Cat atau Laminasi (Bj LASM Warna) Untuk menekan penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya Industri Dalam Negeri, diperlukan adanya keberpihakan pemerintah terhadap produk yang dihasilkan oleh Industri Dalam Negeri, khususnya sektor industri material dasar logam.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016

DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 53

Program P3DN merupakan upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor. Salah satu bentuknya adalah dengan mewajibkan instansi pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan hasil produksi dalam negeri dalam kegiatan pengadaan barang/ jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Adapun detail hasil yang telah dicapai pada program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri, yaitu sebagai berikut:

a) Persiapan dan identifikasi program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri industri material dasar logam;

b) Persiapan dan identifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sektor Industri Logam Guna Proses Pemberian Tanda Sah TKDN

Penerapan kebijakan standardisasi produk industri material dasar logam memiliki sasaran untuk mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau personel. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup seperti yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional. Adapun detail tujuan penerapan standard yang tercantum pada Bab III Peraturan Pemerintah dimaksud, yaitu :

a. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

b. Membantu kelancaran perdagangan;

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016

DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 54

Untuk mewujudkan tujuan penerapan standard dimaksud, dibutuhkan sarana dan prasarana industri yang mendukung, terutama untuk produk-produk yang SNI nya telah diberlakukan secara wajib.

Saat ini Kementerian Perindustrian melalui Pusat Data dan Informasi tengah membangun suatu Sistem Informasi Industri untuk menyiapkan data Industri yang akurat, lengkap, dan tepat waktu secara berkala sesuai amanat UU Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian bagian keempat pasal 64 sampai dengan pasal 71 mengenai Sistem Informasi Industri Nasional. Dalam kaitannya dengan kebutuhan

database dan supply demand produk logam, perusahaan di lingkungan Industri

Material Dasar Logam dapat memanfaatkan sistem dimaksud agar data yang diberikan lebih efektif dan efisien melalui satu sistem yang mandiri dan terintegrasi.

Sebagai instansi pemerintah yang bertugas membina industri logam nasional, Direktorat Industri Logam juga melakukan fungsi pengawasan atas SNI Wajib produk logam yang telah diberlakukan. Pada tahun 2016, Direktorat Industri Logam telah melakukan kegiatan pengawasan penerapan SNI untuk produk kabel, dan baja tulangan beton dengan 12 (dua belas) industri sebagai obyek pengawasan, antara lain:

a. PT. Hwa Lien Steel Factory, Banten b. PT. Bangun Sarana Baja, Banten c. PT. Putra Baja Deli, Medan d. PT. Putra Baja Deli, Medan e. PT. Hua Xing Industry, Cileungsi

f. PT. Waringin Jaya Steel Indonesia, Karawang g. PT. Interworld Steel Mills Indonesia, Banten h. PT. Power Steel Indonesia, Banten

i. PT. Raksa Indo Steel, Surabaya j. PT. Pulung Cable Indonesia, Banten

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016

DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 55

k. PT. Prima Cable Indo, Banten l. PT. Ewindo, Bandung

m. PT. Masterindo Logam Teknik Jaya, Bandung

Adapun rekomendasi hasil – hasil pengawasan adalah sebagai berikut:

a. Bagi produsen yang telah menjalankan ketentuan SNI wajib produk industri logam agar diberi apresiasi, sedangkan produsen yang belum menjalankan ketentuan SNI wajib produk industri logam agar diberi kesempatan untuk melengkapi segala persyaratan yang diperlukan;

b. Untuk menjaga konsistensi mutu produk industri logam yang telah diatur dalam SNI wajib, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala dan berkesinambungan baik di lokasi produksi maupun di luar lokasi produksi;

Dokumen terkait