• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor Yang Menjadi Pengaruh keberhasilan Pelaksaan Patroli Unit Patroli Satuan Sabhara Polres Cilacap Dalam Mencegah Kasus

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BRIPTU AFIT S

78 SUGENG ANDI. P AIPTU 72060335 BANIT PAM OBVIT

4.3 Faktor Faktor Yang Menjadi Pengaruh keberhasilan Pelaksaan Patroli Unit Patroli Satuan Sabhara Polres Cilacap Dalam Mencegah Kasus

Curanmor.

4.3.1 Hasil Penelitian

Penulis menemukan bahwa Peran dari masing-masing satuan fungsi kurang saling bersinergi sehingga tidak terciptanya kerjasama antara fungsi satu dengan yang lainnya.

Bukan hanya itu anggota unit patroli Satuan Sabhara tidak sadar akan pentingnya tugas dan tanggung jawab yang mereka emban sehingga sering meremehkan situasi dan kondisi yang ada.

Diperkuat dengan data yang diperoleh dari wawancara oleh Kasat Sabhara AKP Arif Budi Haryono, S.H. pada tanggal 07 Maret 2017, beliau mengatakan :

Jadi sebelum melaksanakan kegiatan patroli saya melakukan AAP dan menunjuk kepada personil mengenai route titik kerawanan berdasarkan data anatomi kerawanan daerah, namun yah biasanya anggota menyepelekan sehingga kadang melewati route yang semestinya. Kan kalo anggota sudah melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang diperintahkan jadinya bisa maksimal. Selain itu kehadiran para anggota patroli memang sangat diharapkan oleh masyarakat.

1070

Berdasarkan data diatas bahwa kehadiran anggota unit patroli memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Hasil wawancara diatas diperkuat dengan adanya wawancara dengan salah satu masyrakat yang sering disinggahi oleh para anggota patroli pada tanggal 10 Maret 2017, Bapak Junaidi menyampaikan:

Saya pemilik warung dan jual bensin eceran ini sudah lama buka didaerah jalan Ketapang, bapak-bapak yang melaksanakan patroli sering mampir juga. Sehingga saya tahu betul dengan adanya patroli dari Polres itu sangat membantu dalam hal keamanan dan ketertiban didaerah Ketapang sini. Soalnya kalo sudah tidak ada patroli ada saja kejadian disini.

Kekurang hati-hatian korban juga menjadi faktor keberhasilan pelaksanaan patroli, yang sering ditemukan antara lain memang lupa atau alpa sehingga tidak mengunci stir atau memberikan kunci tambahan, memarkir kendaraan jauh dari pengawasan sehingga korban lengah terhadap kendaraannya, merasa aman karena sudah mengasuransikan kendaraannya dan lain-lain.

Infrastruktur banyak yang rusak dan belum ada seperti: lampu dijalanan umum, jalanan banyak yang berlubang, Banyak toko dan swalayan namun minim tukang parkir.

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Jundi pada tanggal 5 Maret 2017 di daerah jalan thamrin:

Di Kabupaten Cilacap ini terdapat banyak jalanan umum namun minim akan lampu penerangan jalan umum di beberapa jalan dimalam hari seperti di jalan thamrin ini. Itu memicu para pelaku curanmor memiliki kesempatan untuk melakukan aksinya apalagi masyarakat Kabupaten Cilacap di atas jam 21.00 sudah tidak ramai.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kasat Sabhara AKP Arif Budi Haryono, S.H. pada tanggal 7 Maret 2017 mengenai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanan patroli, beliau mengatakan:

Adanya patroli bertujuan untuk mencegah bertemunya niat dan kesempatan sehingga dengan begitu keberadaan patroli di lingkungan masyarakat akan memberikan shock terapy bahwa ada polisi di sekitar situ, maka bagi calon pelaku akan berpikir-pikir ketika akan melakukan aksinya.

Hal ini juga diungkapkan oleh anggota Unit Patroli Satuan Sabhara yang melakukan patroli dialogis dengan tukang parkir pada tanggal 8 Maret 2017 di wilayah rawan curanmor. Beliau mengatakan bahwa:

Terjadinya curanmor, karena pemilik kendaraan bermotor sering lengah tidak mengunci stir atau memberikan kunci tambahan, seperti di daerah pemukiman terkadang masyarakat tidak mengunci pintu halaman rumahnya sehingga mudah untuk pelaku masuk dan mengambil kendaraanya dengan hitungan detik motornya pun hilang.

Dari pernyataan diatas bahwa masyarakat lupa akan keamanan diri sendiri self safety. Bahwa ketika dirumah masyarakat jangan sampai lupa dengan

1071

mengunci pintu halaman dan pintu rumah. Hal tersebut merupakan tindak pencegahan preventif masyarakat sehingga masyarakat ikut serta ambil andil dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Selain itu diperoleh juga data dari hasil wawancara oleh masyarakat pada tanggal 12 Maret 2017 mengenai kehadiran polisi di tengah-tengah masyarakat, Bapak anton menyatakan:

Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak polisi karena secara rutin telah melaksanakan patroli di daerah sini sehingga kejadian-kejadian yang meresahkan penduduk sekitar sini jadi sudah berkurang. Sehingga apabila warga akan melaksanakan acara kumpul malam hari jadi gak takut. Dan kalo misalnya ada suatu kejadian apa-apa gitu kan mudah dilaporkan langsung.

4.3.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan mencari faktor-faktor yang menjadi pengaruh keberhasilan pelaksanaan patroli di polres cilacap adalah karena 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari kedua faktor tersebut dipadukan kedalam teori aktivitas rutin yang dikemukakan oleh Marcus Felson dan Robert K. Cohen. Dan juga di gabungkan dengan teori penegakkan hukum yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto.

Faktor internal menurut marcus Felson dan Robert K Cohen berasal dari elemen yang ketiga yakni Absence of Guardian (tidak adanya penjaga yang mumpuni). Disini dapat diartikan berasal dari dalam organisasi dan personel yang kurang dalam melakukan kegiatan patroli. Kegiatan patroli sebagai upaya preventif dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilaksanakan oleh unit Patroli Satuan Sabhara Polres Cilacap tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya sarana dan prasarana yang baik namun dalam pelaksanaan sarana dan prasarana tidak dapat menjadi tolak ukur dalam keberhasilan pelaksanaan patroli. Kesadaran dan kepekaan anggota terkadang perlu diingatkan sehingga itu sangat perlu guna menunjang keberhasilan kegiatan patroli tersebut.

Perlunya kerja sama antara satuan fungsi satu dengan yang lainnya sangat dibutuhkan. Sehingga apabila peran dari masing-masing satuan fungsi bekerja dengan baik maka akan terciptanya keberhasilan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. berikut ini masing-masing peran seharusnya dilakukan oleh satuan fungsi :

a. Peran fungsi binmas dalam menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya masing-masing.

b. Peran fungsi reserse dan intel dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan di wilayah yang dianggap rawan terjadinya pencurian kendaraan bermotor.

c. Peran fungsi sabhara dan lantas dalam melaksanakan patroli secara rutin di wilayah Polres Cilacap .

Faktor eksternal berasal dari luar organisasi yang mempengaruhi terjadinya curanmor jika dipadukan dengan teori aktivitas rutin , adalah:

1072

a. Korban

A suitable target (Target yang menarik) bisa dikatakan korban baik materi dan psikis . Korban juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam terjadinya curanmor, dibeberapa jenis kejahatan korban memberikan peluang terhadap terjadinya suatu kejahatan. Korban rata-rata memarkir kendaraan hanya dengan menggunakan kunci stir saja belum dilengkapi dengan kunci pengaman yang lain, ini lebih disebabkan karena kekurangnya hati-hati para korban terlalu meyepelekan suatu keadaan. Kondisi korban seperti inilah yang dapat kita sebut sebagai suitable target atau target yang sangat dinantikan oleh pelaku kejahatan. Saat ini dalam berbagai macam kasus curanmor pelaku tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pencurian, tidak dalam hitungan puluhan menit namun dalam hitungan puluhan detik.

b. Faktor ekonomi

Kondisi perekonomian secara mikro mengalami suatu perkembangan yang signifikan, namun kondisi ekonomi makro tidak demikian adanya, kebijakan pemerintah dengan kenaikan BBM berimbas kepada seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, masyarakat kelas menengah ke atas mungkin tidak akan terlalu merasakan dampaknya, namun masyarakat yang berada pada strata di bawahnya akan sangat merasakan dampaknya. Sehingga ini bisa dikatakan A motivated offender (pelaku yang termotivasi) Banyaknya pengangguran yang tidak memilki pekerjaan dan pekerja yang memiliki penghasilan yang kurang turut serta ambil bagian dalam terjadinya berbagai macam kejahatan termasuk curanmor. Karena mereka memiliki tekanan untuk memenuhi kebutuhan hidup kemudian mereka jadi termotivasi untuk melakukan tindakan yang mudah untuk mendapatkan materi namun resikonya besar.

Bukan hanya itu faktor eksternal akan keberhasilan pelaksanaan patroli juga ada selain diatas, sebagai berikut:

a. Kondisi masyarakat

Kondisi masyarakat yang tergolong dalam taraf apatis (tidak peduli) tidak peduli dengan orang lain yang berda di sekitarnya karena akan kesibukan masing-masing orang. Terutama di kota Cilacap yang sebagaian masyarakatnya bekerja di industri dan nelayan. Keapatisan masyarakat ini membuat tidak adanya atau berkurangnya kontrol sosial yang ada di masyarakat, semakin lemah kontrol sosial maka kejahatan akan semakin besar terjadi demikian sebaliknya.

b. Hukum

Tujuan hukum adalah membuat masyarakat teratur dengan mematuhi hukum yang ada baik secara tertulis maupun lisan, sedangkan tujuan dari pemidanaan adalah agar terciptanya dan terjaminnya suatu keadilaan di lingkungan masyarakat disamping membuat jera pelaku kejahatan juga tidak mengulangi perbuatannya maka pemidanaan diharapkan dapat mengembalikan pelaku kejahatan ke jalan yang benar.

1073

Kurangnya pembangunan sarana parkir yang memadai dan aman oleh pemerintah daerah sehingga tidak adanya pengawasan terhadap kendaraan bermotor.

Dari pernyataan Kasat Sabhara diatas maka teori aktiftas rutin yang dikemukakan oleh Marcus Felson dan Robert K. Cohen. Kejahatan terjadi apabila tempat dan waktu hadir bersama ketiga elemen yaitu: (1) A motivated offender (pelaku yang termotivasi), (2) A suitable target (target yang menarik), (3) Absence of Guardian (tidak adanya penjaga yang mumpuni). Adanya kegiatan patroli yang dilakukan oleh unit patroli Satuan Sabhara menggugurkan elemen yang ketiga yakni Absence of Guardian ketiadaan para petugas ini ditindak lanjuti oleh kasat sabhara dimana dilakukannya patroli secara rutin di setiap daerah yang menurut anatomi kerawanan sering terjadinya curanmor, guna memberikan shock terapy terhadap para pelaku yang memiliki motivasi melakukan kejahatan sehingga ketika calon pelaku sudah mengetahui jika ada anggota polisi maka mereka akan menggagalkan niat buruk tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, bahwa terjadinya pencurian kendaraan bermotor disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kesadaran dan kurang peka personel, kurangnya anggota personel Unit Patroli yang hanya 8 personel, kurangnya bersinergi antara satuan fungsi satu dengan yang lain. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain ekonomi, keadaan penerangan jalan umum, kelalaian pemilik kendaraan bermotor dan dukungan dari masyarakat. Karena kehadiran polisi bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan patroli namun dukungan dan keikutsertaan masyarakat juga harus punya andil dalam mencegah Ambang gangguan (AG) yang jika tidak ditindak lanjuti maka akan berkembang menjadi Gangguan Nyata (GN).

4.4 Model Pelaksanaan Unit Patroli Satuan Sabhara Dalam Mencegah