• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6. Hal-hal yang Menjadi Pertimbangan Hakim

a. Bahwa untuk dapat dinyatakan seseorang telah bersalah melakukan suatu tindak pidana, maka perbuatan orang tersebut (perbuatan terdakwa) harus memenuhi unsur-unsur Pasal yang didakwakan Penuntut Umum. b. Bahwa sebagaimana tersebut dalam dakwaan Penuntut Umum,

Terdakwa didakwa Penuntut Umum dengan dakwaan yang disusun secara alternatif sebagai berikut

commit to user

ATAU

KEDUA : Melanggar Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2004.

ATAU

KETIGA : Melanggar Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002.

c. Bahwa untuk dapat mempersalahkan Terdakwa telah bersalah melanggar pasal yang didakwakan, maka perbuatan terdakwa haruslah terbukti telah memenuhi seluruh unsur-unsur dari tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

d. Bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum disusun secara alternatif atau disebut juga dengan dakwaan yang saling “mengecualikan” atau dakwaan “relatif” ataupun dakwaan “pilihan”, maka Hakim dapat langsung memilih untuk menentukan dakwaan mana yang sekiranya cocok serta sesuai dengan fakta-fakta hasil pembuktian di depan persidangan dengan ketentuan, apabila dakwaan yang dipilih untuk dipertimbangkan ternyata telah terbukti dilakukan oleh terdakwa dan terdakwa dapat dijatuhi pidana, maka dakwaan selanjutnya dan selebihnya tidak akan dipertimbangkan lagi.

e. Bahwa Majelis tidak sependapat dengan Penuntut Umum yang menyatakan terdakwa Puryanto Bin. Tambir terbukti bersalah melakukan tindak pidana perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga mengakibatkan korban luka berat, sebagaimana dalam surat dakwaan kedua.

f. Bahwa sesuai dengan fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, dari Pasal-Pasal yang didakwakan oleh Penuntut Umum, yaitu antara dakwaan kesatu atau kedua atau ketiga Majelis berpendapat bahwa dakwaan yang paling cocok/sesuai dengan kasus ini adalah dakwaan kesatu Pasal 338 Jo Pasal 53 ayat 1 KUHP.

g. Bahwa selanjutnya apakah terdakwa dapat dinyatakan bersalah telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, Majelis akan mempertimbangkan unsur-unsur dakwaan kesatu melanggar Pasal 338 Jo Pasal 53 ayat 1 KUHP, yang unsur-unsurnya adalh sebagai berikut :

commit to user

2) Dengan sengaja ;

3) Menghilangkan jiwa orang lain. Ad.1. Unsur Barang Siapa :

Menimbang, bahwa unsur “Barang Siapa” pada dasarnya menunjuk pada “siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas perbuatan kejadian yang didakwakan, atau setidak-tidaknya siapa orangnya yang harus dijadikan terdakwa dalam perkara ini”. Hal mana sesuai dengan kaedah dalam putusan Mahkamah Agung RI No. 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, yang menyebutkan bahwa, “Barang siapa atau “HIJ” adalah sebagai siapa saja yang harus dijadikan Terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat dimintai pertanggung jawaban dalam setiap tindakannya”.

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur “Barang Siapa” yang dimaksud dalam perkara ini adalah menunjuk pada orang perseorangan yang dapat menjadi subyek hukum pendukung hak dan kewajiban, dan kepadanya dapat dipertanggungjawabkan atas segala perbuatannya.

Menimbang, Bahwa menunjuk pada subyek hukum dalam perkara ini, telah dihadapkan ke persidangan seseorang yang bernama Puryanto Bin. Tambir yang tel;ah dibenarkan identitasnya oleh yang bersangkutan dan selama proses pemeriksaan di persidangan orang tersebut menunjukkan sikap dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.

Menimbang, bahwa oleh karena itu berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan, benar yang dihadapkan sebagai terdakwa dalam perkara ini adalah Puryanto Bin. Tambir, sebagaimana yang dimaksud oleh Penuntut Umum dalam surat dakwaanya, sehingga Majelis berpendirian unsur “Barang Siapa” telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum, namun soal terbukti atau tidaknya kesalahan terdakwa masih akan dipertimbangkan unsur-unsur berikutnya.

Ad.2. Unsur Dengan Sengaja :

Menimbang, bahwa “dengan sengaja” atau “kesengajaan” atau “opzet” dari seorang pelaku tindak pidana harus ditunjukkan pada unsur berikutnya, yang dalam hal ini adalah “hilangnya jiwa orang lain”,

commit to user

dengan kata lain hilangnya jiwa orang lain atau matinya seseorang adalah menjadi tujuannya.

Menimbang, bahwa mengenai kesengajaan itu sendiri, di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak ada memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud “dengan sengaja” atau “opzet” namun di dalam “Memori van Toelichting”(MvT) dijelaskan bahwa “dengan sengaja” atau “opzet” adalah “Williens en Wettens” yang maksudnya adalah bahwa seseorang melakukan suatu perbuatan dengan sengaja, maka orang itu haruslah menghendaki melakukan perbuatan tersebut serta harus mengerti akan akibat dari perbuatannta itu.

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam hubungan dengan sikap batin petindak (pelaku) yang diarahkan terhadap perbuatan dan akibat yang ia kehendaki, dalam teori hukum pidana kesengajaan (opzet) terdiri dari 3 (tiga) wujud :

1) Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogemerk), yang penegertiannya pelaku memang menghendaki untuk melakukan suatu perbuatan atau akibat yang dilarang.

2) Kesengajaan dengan sadar kepastian (opzet net zekerheids bewustzjin), yang pengertiannya pelaku dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang dilarang, tetapi ia tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan tersebut.

3) Kesengajaan dengan sadar kemungkinan (dolus eventualis atau voorwaardelijk opzet), yang pengertiannya dalam mencapai suatu maksud, pelaku menginsyafi bahwa maksudnya itu kemungkinan manimbulkan akibat lain yang juga dilarang. h. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka unsur ini telah terbukti. i. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa telah menghendaki perbuatannya dengan cara mencekik kemudian meletakkan korban di rel kereta api dalam keadaan korban lemas tidak bergerak dan telah dianggap meninggal.

j. Bahwa sebelum dipertimbangkan unsur ke-3 dari Pasal 338 KUHP terlebih dahulu akan dipertimbangkan Pasal 53 ayat 1 KUHP yakni Percobaan dengan pengertian mencoba melakukan kejahatan dapat

commit to user

dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendak sendiri.

k. Bahwa undang-undang tidak memberikan definisi apa yang dimaksud dengan percobaan pada kejahatan itu dapat dihukum, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Niat sudah ada untuk berbuat kejahatan itu ; 2) Orang sudah memulai berbuat kejahatan itu ;

3) Perbuatan kejahatan itu tidak sampai selesai karena terhalang oleh sebab yang timbul kemudian, tidak terletak dalam kemauan pelaku itu sendiri.

l. Bahwa dari fakta-fakta di persidangan terdakwa telah ada niat untuk melakukan kejahatan.

m. Bahwa dari pertimbangan-pertimbangan di atas maka syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP telah terpenuhi.

Ad. 3 Unsur menghilangkan jiwa orang lain :

Menimbang, bahwa dengan perbuatan terdakwa Puryanto Bin. Tambir mencekik anak terdakwa (korban Tegar Kurniadinata) dengan cara terdakwa jepit dengan kedua lutut terdakwa dan dengan menggunakan dua telapak tangan bagian dalam antara ibu jari dan telunjuk, leher korban Tegar Kurniadinata terdakwa cekik selama kurang lebih selama 4 menit hingga mengeluarkan suara grok-grok dan tubuhnya lemas dan tidak bergerak lagi, kemudian terdakwa membopong tubuh anak terdakwa dan terdakwa letakkan di rel kereta api di Dusun Robahan Desa Mejayan Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun dan tidak lama lagi ada kereta yang lewat akhirnya korban terlindas kereta api tersebut mengenai kaki kanan korban.

Menimbang, bahwa ternyata korban Tegar Kurniadinata selamat dari kematian, karena saat ada kereta api lewat korban berada di tengah rel kereta api, tidak tertabrak oleh kereta api, dan hanya kaki kanannya yang terlindas kereta api sehingga putus.

n. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka unsur ini telah terpenuhi.

commit to user

o. Bahwa oleh karena semua unsur dakwaan Pasal 338 Jo Pasal 53 ayat 1 KUHP telah terpenuhi, maka kesalahan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 193 ayat (1) KUHAP kepada terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang sesuai dan setimpal dengan perbuatannya.

p. Bahwa dengan demikian oelh karena selama proses pemeriksaan di persidangan Majelis tidak melihat dan menemukan adanya alasan pemebnar maupun alasan pemaaf yang dapat menghapus pertanggung jawaban (schulduitingsgronden) baik menurut Undang-Undang, doktrin maupun Yurisprudensi, maka terdakwa haruslah mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

q. Bahwa dalam perkara ini terhadap diri terdakwa telah dilakukan penahanan yang sah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHAP, maka masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

r. Bahwa Majelis menilai cukup beralasan agar terdakwa tetap ditahan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 193 ayat (2) KUHAP, Majelis menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan.

s. Bahwa selanjutnya mengenai barang-barang bukti yang telah disita secara sah dan telah diajukan di depan persidangan untuk pembuktian perkara ini, Majelis memerintahkan agar barang-barang bukti tersebut :

1) Ceceran darah pada batu ; 2) Ceceran daging ;

3) Ceceran isi tulang (sumsum) ; 4) Ceceran darah korban pada jerami. Beralasan dirampas untuk dimusnahkan.

t. Bahwa oleh karena kesalahn terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 222 KUHAP kepada terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan.

Hal-hal yang memberatkan terdakwa :

commit to user

- Akibat perbuatan terdakwa korban Tegar Kurniadinata mengalami cacat

seumur hidup, sehingga menghilangkan masa depannya dengan hilangnya salah satu kakinya.

- Akibat perbuatan terdakwa dapat membuat trauma secara phisik dan

psikis bagi korban yang masih anak-anak maupun bagi ibu kandungnya.

- Terdakwa sudah pernah dihukum.

- Terdakwa sempat melarikan diri dan tidak menyesali atas perbuatannya,

selama dipelarian terdakwa pernah mangancam istri terdakwa akan membakar rumahnya.

Hal-hal yang meringankan terdakwa : tidak ada.

Dokumen terkait