• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DAPAT DIJADIKAN ALASAN PERCERAIAN

B. Konsep Kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan perceraianperceraian

2) Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebaskan Penggugat dari segala biaya perkara;

f. PUTUSAN Nomor 1834/Pdt.G/2017/PA.Medan

Putusan Pengadilan Agama pada perkara cerai gugatyang diajukan oleh “Isteri ” pada 13 september 2017 di pengadilan agama medan. Cerai

gugat ini dilakukan karena suami meninggalkan isteri serta tidak

memberikan nafkah selama kurang lebih 8 Tahun . “Isteri” menjelaskan dalam materi gugatannya :

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah yang menikah secara Islam pada tanggal 25 Januari 1995 M, sesuai

bukti kutipan Akta Nikah No. 239/25/I/95 yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi;

2. Bahwa setelah akad nikah Penggugat dan Tergugat telah menjalin hubungan rumah tangga sebagaimana layaknya suami istri, dan sudah dikaruniai 5 (lima) orang anak yang masing-masing bernama:

a. Anak Penggugat perempuan, 21 Tahun; b. Anak Penggugat perempuan, 20 Tahun; c. Anak Penggugat, perempuan, 18 Tahun; d. Anak Penggugat, perempuan, 18 Tahun; e. Anak Penggugat, laki-laki, 15 Tahun;

3. Bahwa Penggugat dan Tergugat terakhir tinggal bersama di rumah kontrakan di Jalan Garu II No. 24 LK I Kel. Harjo Sari Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan;

4. Bahwa dalil Penggugat sebagai alasan utama menggugat cerai dari Tergugat adalah mengenai masalah hubungan Penggugat dengan Tergugat sebagai suami isteri terhitung sejak Tahun 1996, telah berada dalam kondisi berselisih dan bertengkar secara terus menerus disebabkan oleh :

a. Tergugat kerap kali meninggalkan rumah tanpa pamit dan tidak pulang;

b. Tergugat tidak memberikan nafkah kepada Penggugat;

5. Bahwa puncak pertengkaran terakhir antara Penggugat dan Tergugat terjadi sekitar Tahun 2009 yang disebabkan karena Tergugat kerap kali pergi meninggalkan rumah tanpa pamit dan tidak pulang dan Tergugat tidak memberikan nafkah kepada Penggugat;

6. Bahwa pihak keluarga Penggugat dan Tergugat sudah berupaya untuk menegur dan mendamaikan hubungan Penggugat dan Tergugat, akan tetapi upaya tersebut tidak berhasil;

Gugatan Pemohon atas kondisi di atas adalah memohon Hakim dapat memutuskan hal-hal berikut :

1) Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat terhadap tergugat 2) Menjatuhkan talak satu ba’in sughro dari Tergugat (TERGUGAT)

kepada Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum;

Sesuai dengan Hukum Acara Perdata di lingkungan Peradilan Agama, pada sidang-sidang selanjutnya dilakukan proses jawab-menjawab hingga Hakim merasa telah mendapatkan gambaran cukup tentang duduk perkaranya dan menjadi landasan pembuatan keputusan. Dalam hal ini Hakim mempergunakan landasan hukum dalam memeriksa dan membuat putusan, yakni:

1) Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975jo. Pasal 73 Undang-undang No. 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan

Undang-undang No. 3 Tahun 2006 dan Undang-undang No. 50 Tahun 2009; tentang bukti perkawinan

2) Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974), sehingga apabila salah satu pihak (ic. Penggugat) sudah menyatakan tekadnya untuk tidak mempertahankan perkawinannya dan sudah meminta cerai, maka disini sudah ada petunjuk bahwa antara Penggugat dan Tergugat tersebut sudah tidak ada ikatan lahir dan bathin lagi. 3) Pasal 39 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Jo. Pasal 19huruf ( f ), Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat tersebut beralasan dan tidak melawan hukum; 4) Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Penggugat dibebankan untuk membayar biaya perkara;

Mengadili :

1) Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

2) Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara hingga putusan ini diucapkan sejumlah Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluhsatu ribu rupiah);

g. PUTUSAN Nomor 050/Pdt.G/2014/PA.Mtk

Putusan Pengadilan Agama pada perkara cerai gugatyang diajukan oleh “Isteri ” pada 11 maret 2014 di Pengadilan Agama Mentok. Cerai

gugat ini dilakukan karena tergugat berselingkuh dan sering melakukan

pemukulan terhadap penggugat .

“Isteri” menjelaskan dalam materi gugatannya :

1) Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri sah yang menikah di hadapanPegawai Pencatat Nikah, Kantor Urusan Agama Kecamatan Muntok, padatanggal 23 Agustus 1998, sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah Nomor234/29/IX/pw.01/1998, tanggal 24 Agustus 1998;

2) Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat telah dikaruniaiempat orang anak, anak pertama bernama ANAK I PENGGUGAT DANTERGUGAT umur 15 Tahun, ANAK II PENGGUGAT DAN TERGUGATberumur 11 Tahun, ANAK III PENGGUGAT DAN TERGUGAT berumur 7Tahun, dan ANAK IV PENGGUGAT DAN TERGUGAT berumur 2 Tahun,sekarang anak-anak tersebut dalam asuhan Penggugat;

3) Bahwa pada awal bulan Desember 2013, rumah tangga antara Penggugat danTergugat tidak rukun kembali penyebabnya:

a. Tergugat sering memukul Penggugat pada bagian kepala, pipi, dan badanPenggugat;

b. Tergugat sering keluar malam tanpa tujuan yang jelas;

c. Tergugat menuduh anak yang sedang di kandung Penggugat sekarang inimerupakan anak hasil selingkuhan Penggugat, padahal tidak benar;

4) Bahwa Tergugat berselingkuh dengan perempuan bernama wanita idamanlain bertempat tinggal di Kabupaten Bangka Barat, Tergugat jugasering membawa selingkuhannya tersebut ke rumah orang tua Tergugat bahkanPenggugat dan Ketua RT setempat pernah menangkap basah Tergugat berduaandengan selingkuhannya tersebut;

5) Bahwa selain itu Tergugat telah mengucapkan kata cerai kepada Penggugat,diantaranya dihadapan paman Penggugat;

6) Bahwa adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus tersebutmengakibatkan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak ada kebahagiaanlahir dan batin dan tidak ada harapan untuk kembali membina rumah tangga;

7) Bahwa untuk mengajukan gugatan perceraian ini Penggugat tidak mempunyaibiaya karena miskin, Penggugat tidak mempunyai harta dan tidak mempunyaipekerjaan tetap;

8) Bahwa selama ini Penggugat telah berusaha untuk bersabar dengan sikapTergugat, akan tetapi Tergugat tidak pernah berubah dan akhirnya Penggugatsudah tidak sanggup lagi untuk membina rumah tangga dengan Tergugat;

Gugatan Pemohon atas kondisi di atas adalah memohon Hakim dapat memutuskan hal-hal berikut :

1) Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat terhadap tergugat 2) Menjatuhkan talak satu ba’in sughro dari Tergugat (TERGUGAT)

kepada Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum;

Sesuai dengan Hukum Acara Perdata di lingkungan Peradilan Agama, pada sidang-sidang selanjutnya dilakukan proses jawab-menjawab hingga Hakim merasa telah mendapatkan gambaran cukup tentang duduk perkaranya dan menjadi landasan pembuatan keputusan. Dalam hal ini Hakim mempergunakan landasan hukum dalam memeriksa dan membuat putusan, yakni:

1) Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang PeradilanAgama sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 danperubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara initermasuk dalam

kewenangan relatif Pengadilan Agama Mentok sehingga secaraformil perkara ini dapat diterima;

2) Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1Tahun 1974 jo. Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan hal tersebut,Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yangsah dan karenanya Penggugat berhak dan berkepentingan dalam perkara ini (personastandi in

judicio);

3) Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Olehkarena itu, berdasarkan Pasal 149 ayat (1) R.Bg telah cukup alasan bagi MajelisHakim untuk memeriksa dan memutus perkara ini tanpa hadirnya Tergugat(Verstek);

4) Peraturan Mahkamah AgungRepublik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilantidak dapat dilaksanakan;

5) Pasal 22 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan

6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 76 UndangundangNomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah denganUndang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009;

Mengadili

1) Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

2) Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebaskan biaya perkara

h. PUTUSAN Nomor __/Pdt.G/2015/PA.Sgr.

Putusan Pengadilan Agama pada perkara cerai gugatyang diajukan oleh “Isteri ” pada 11 MEI 2015 di Pengadilan Agama Singaraja . Cerai

gugat ini dilakukan karena tergugat melakukan KDRT dan penganiayaan

secera psikis .

“Isteri” menjelaskan dalam materi gugatannya :

1) Bahwa, pada tanggal 03 Juni 2012, Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kuta, sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor: Kk.18.7.1/PW.1/144/2015 tanggal 21 April 2015;

2) Bahwa awalnya kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis, namun tidak berlangsung lama karena Tergugat temperamental;

3) Bahwa Penggugat selalu ingin mempertahankan rumah tangganya walaupun Tergugat sering menghina Penggugat dan mengatai Penggugat dengan kata-kata yang tidak menyenangkan dan

menghina Islam karena Tergugat seorang mualaf dengan harapan Allah memberikan hidayah kepada Tergugat;

4) Bahwa sekitar akhir 2014 Penggugat tidak sengaja membuka HP Tergugat dan melihat SMS Tergugat dengan wanita lain yang isinya tidak pantas dan tidak menyenangkan, namun ketika SMS tersebut Penggugat tanyakan kepada Tergugat, Tergugat mengatakan wanita itu hanya teman dan Tergugat melakukan tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan sempat Penggugat laporkan ke Polres Buleleng, namun laporan tersebut tidak Penggugat lanjutkan dan Penggugat memaafkan Tergugat; 5) Bahwa pada 08 Januari 2015 jam 20.30 WITA Tergugat kembali

melakukan KDRT yaitu ketika Penggugat sedang sholat, lalu Penggugat laporkan ke Polres Buleleng sesuai tanda bukti lapor Nomor; TBL/06/I/2015/BALI/RES BLL;

6) Bahwa setelah kejadian tersebut Penggugat sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Tergugat yang sudah keluar dari keyakinan seorang muslim serta sering melakukan ritual agamanya terdahulu yaitu Hindu;

7) Bahwa dengan demikian alasan/dalil perceraian yang diajukan oleh Penggugat telah memenuhi salah satu alasan perceraian sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Gugatan Pemohon atas kondisi di atas adalah memohon Hakim dapat memutuskan hal-hal berikut :

1) Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat terhadap tergugat 2) Menjatuhkan talak satu ba’in sughro dari Tergugat (TERGUGAT)

kepada Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum;

Sesuai dengan Hukum Acara Perdata di lingkungan Peradilan Agama, pada sidang-sidang selanjutnya dilakukan proses jawab-menjawab hingga Hakim merasa telah mendapatkan gambaran cukup tentang duduk perkaranya dan menjadi landasan pembuatan keputusan. Dalam hal ini Hakim mempergunakan landasan hukum dalam memeriksa dan membuat putusan, yakni:

1) Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan mengalami perubahan yang ke dua menjadi Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka merupakan kewenangan mutlak (absolute competentie) Pengadilan Agama; 2) Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, terhadap panggilan tersebut

3) Pasal 65 dan 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah pertama

dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 154 ayat (1) R.Bg.,

jo Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal

143 Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi tidak berhasil

4) Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), selain itu bukti tersebut tidak ada yang membuktikan sebaliknya (menyangkal) sehingga Majelis Hakim menilai bahwa bukti tersebut memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat.

5) Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 446.000,- (Empat ratus empat puluh enam ribu

rupiah);

Mengadili

1) Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

2) Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3) Membebaskan biaya perkara

i. PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2018/PA.Medan

Putusan Pengadilan Agama pada perkara cerai gugatyang diajukan oleh “Isteri ” pada 2 Januari 2018 di Pengadilan Agama Medan Cerai

talakini dilakukan karena pertengkaran yang tidak terdamaikan dan

tergugat selingkuh .

“Suami” menjelaskan dalam materi gugatannya :