• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjelaskan Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional dan Cara Penyelesaian Oleh Mahkamah Internasional

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL A. Hal-hal Dasar Mengenai Hukum Internasional

B. Menjelaskan Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional dan Cara Penyelesaian Oleh Mahkamah Internasional

Istilah sengketa internasional ( international disputes ) mencakup antar negara dan negara, negara dan individu, negara dan korporasi asing serta sengketa antar negara dan kesatuan kenegaraan bukan negara. Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik di mana tuntutan atau pernyataan suatu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya

Walaupun hukum internasional atau perjanjian internasional telah mengatur hubungan antarbangsa dalam tata pergaulan dunia, kenyataannya masih ada sengketa internasional. Perselisihan tersebut bisa terjadi dikarenakan berbagai sebab di antaranya,

a. Pelanggaran terhadap hukum internasional.

b. Salah satu negara dengan sengaja melanggar hak atau kepentingan negara lain. c. Perbedaan kepentingan (Wilayah, Warganegara, Hak Asasi Manusia,Terorisme, dll.)

42

Penyebab timbulnya sengketa internasional meliputi berbagai bidang sebagai berikut,

a. Bidang politik

Sejak berakhirnya perang dingin, sistem bipolar (perkembangan kekuatan antara dua negara adidaya yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet) berubah. Tahun 1945 dengan munculnya dua blok kekuatan besar yaitu Blok Barat dan Blok Timur dengan pakta pertahanan NATO di bawah pimpinan Amerika Serikat dan Pakta Warsawa dipimpin oleh Uni Soviet yang berakhir dengan kejayaan pakta pertahanan NATO mengubah dunia secara drastis.

b. Batas wilayah (laut teritorial dan daratan)

Ketidakjelasan batas wilayah perbatasan, baik darat maupun laut, dengan wilayah negara lain merupakan salah satu penyebab munculnya sengketa internasional. Salah satu contoh ketidakjelasan batas laut teritorial misalnya antara lndonesia dan Malaysia terhadap Pulau Sipadan dan Ligitan (di Kalimantan). Sengketa tersebut diserahkan ke Mahkamah Internasional, hingga akhirnya pada tahun 2003 sengketa tersebut dimenangkan oleh Malaysia.

c. Bidang ekonomi

Adanya perbedaan kepentingan dan ketidakcocokan antara industri, contohnya ekonomi Jepang dan Amerika Serikat. Amerika mengatakan bahwa Jepang adalah masyarakat industri yang berbeda dengan negara-negara Barat karena Jepang tidak memedulikan konsumsi rakyatnya, tetapi menguasai ekonomi dunia dengan cara merkantilisme atau menguasai perdagangan dan menitikberatkan dirinya sebagai masyarakat produsen

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terjadinya konflik internasional disebabkan oleh beberapa hal antara lain : perebutan kekuasaan, perebutan wilayah, perbedaan kepentingan ekonomi, perbedaan ras, perbedaan ideologi, penyebaran pengaruh dan pertentangan politik.

1. Cara penyelesaian sengketa Internasional

Dalam prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional, dikenal dengan istilah Adjudication, yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengketaan internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga peradilan. Adjudikasi berbeda dari arbitrase, karena adjudikasi mencakup proses kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga peradilan tetap, sementara arbitrase

dilakukan melalui prosedur ad hoc.

Cara penyelesaian perkara internasional secara umum mengikuti jenis perselisihan itu sendiri. Perselisihan internasional dapat dibagi menjadi dua yaitu perselisihan hukum dan perselisihan politik. Perselisihan hukum ( legal dispute ) adalah perbedaan paham tentang tuntutan yang disandarkan atas peraturan hukum internasional. Perselisihan politik adalah perbedaan paham dalam hal ideologi maupun pengambilan kebijakan negara.Contoh : agresi, kudeta, perang saudara.

Cara penyelesaian sengketa pada umumnya ada dua cara, yaitu penyelesaian secara damai dan penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan.

a. Berikut cara penyelesaian secara damai, antara lain : 1). Rujuk

43

Rujuk adalah penyelesian sengketa melalui usaha penyesuaian pendapat antara pihak–pihak yang bersengketa secara bersahabat. Rujuk dapat dilakukan oleh pihak- pihak yang bersengketa dengan mengadakan negosiasi, jasa-jasa baik, mediasi, konsiliasi

2). Penyelesaian di bawah pengawasan PBB

Peranan PBB dalam penyelesian sengketa secara damai dapat dilakukan melalui penyelesian secara politik yaitu oleh Majelis Umum dan dewan

Keamanan. Sedangkan penyelesaian secara hukum oleh Mahkamah

internasional.

3). Pewasitan ( Arbitrasi Mahkamah Internasional )

Arbitrasi adalah penyelesaian sengketa dengan mengajukan permasalahan kepada orang-orang tertentu (pihak ketiga) yang diplih secara bebas oleh pihak yang bersengketa untuk memutuskan sengketa itu tanpa memperhatikan hukum secara ketat.

4). Penyelesaian Yudisial

Penyelesaian yudisial berarti suatu penyelesaian melalui pengadilan yudisial internasional, dengan memberlakukan kaedah-kaedah hukum. Satu-satunya organ umum untuk penyelesaian yudisial yang ada pada saat ini adalah International court of Justice di Den Haag.

Berikut ini ketentuan kerja Mahkamah internasional, antara lain :

a) Mahkamah secara permanen merupakan sebuah pengadilan, yang diatur dengan statuta dan serangkaian ketentuan prosedurnya mengikat terhadap semua pihak yang berhubungan dengan mahkamah.

b) Proses peradilan dilakukan secara terbuka, sementara pembelaan dan catatan-catatan dengar pendapat serta keputusan-keputusannya dipublikasikan.

c) Keanggotaan Mahkamah Internasional adalah berupa wakil-wakil dari bagian terbesar masyarakat terbesar masyarakat Internasional dan mewakili sistem hukum utama, sejauh hal itu tidak bertentangan dengan pengadilan lain.( saat ini keanggotaan terdiri dari : tiga orang dari negara Afrika, tiga dari Asia, tiga dari Amerika latin, Lima dari Eropa barat dan negara-negara lain, dan dua dari Eopa Timur )

d) perundingan ( negotiation ) merupakan penyelesaian konflik secara damai yang paling baik.

e) pengadilan ( judicial settlement ) merupakan penyelesaian konflik melalui badan pengadilan

f) arbitrase ( arbitration ) melalui perwasitan ( menunjuk pihak ketiga yang disepakati pihak yang bersengketa )

g) jasa-jasa baik ( good affices ) h) perantaraan ( mediation ) i) rukun ( conciliation )

Fungsi Yurisdiksi mahkamah ada dua macam : 1) Untuk memutuskan perkara-perkara pertikaian 2) Untuk memberi opini-opini nasehat

b. Cara penyelesaian perkara dengan kekerasan

Adalah penyelesaian sengketa dengan menggunakan sarana pemaksa antara lain : 1). Pertikaian bersenjata

44

Adalah suatu cara menyelesaikan masalah dengan cara menundukkan pihak lawan dalam persengketaan.

2). Retorsi

Adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhdap tindakan yang tidak pantas dari negara lain. Perbuatan retorsi antara lain berupa pengetatan hubungan diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik dan penarikan kembali konsensi pajak atau tarif.

3). Blokade

Adalah suatu pengepungan wilayah, misalnya suatu kota atau pelabuhan, dengan tujuan untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.

4). Intervensi

Dapat diartikan mengurusi negara lain.

2. Compulsory Jurisdiction, yaitu kekuasaan peradilan internasional untuk mendengar dan memutuskan kategori tertentu mengenai suatu keputusan tanpa memerlukan kesepakatan terlebih dahulu dari pihak yang terlibat untuk menerima ketentuan hukum dari kasus tersebut.

Statuta Mahkamah Internasional dalam pasal 36 menentukan bahwa mereka yang mengakui kekuasaan hukum ipso facta tanpa persetujuan khusus, dan pihak negara lainnya menerima kewajiban serupa kekuasaan hukum Mahkamah Internasional mencakup seluruh permasalahan hukum dan ikhwal tentang penafsiran perjanjian, setiap permasalah hukum internasional, keadaan yang dianggap melanggar kewajiban internasional, serta sifat dan perangkat ganti rugi yang harus dikenakan bagi pelanggaran terhadap kewajiban internasional. Ex Aequo Et Bono, asas untuk menetapkan keputusan oleh pengadilan internasional atas dasar keadilan dan keterbukaan.

Beberapa hal terkait dengan prosedur penyelesaian sengketa Internasional melalui Mahkamah Internasional.

a. Wewenang Mahkamah, yaitu dapat mengambil tindakan sementara dalam bentuk

ordonasi (melindungi hak-hak dan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa sambil menunggu keputusan dasar atau penyelesaian lainnya secara defenitif).

b. Penolakan Hadir di Mahkamah, bahwa sikap salah satu pihak tidak muncul di mahkamah atau tidak mempertahankan perkaranya, pihak lain dapat meminta mahkamah mengambil keputusan untuk mendukung tuntutannya. Jika negara bersengketa tidak hadir di mahkamah, tidak menghalangi organ tersebut untuk mengambil keputusan.

C. Menghargai Putusan Mahkamah Internasional 1. Memperkuat Hukum Internasional

1. Langkah-langkah untuk memperkuat berlakunya Hukum Internasional demi menghargai putusan Mahkamah Internasional yaitu :

a. Menghormati prinsip dan kaidah hukum internasional dalam hubungan antar negara. b. Menggunakan cara damai dalam menyelesaikan sengketa internasional

c. Menaati hukum internasional dan tidak melangarnya d. Ratifikasi hukum Internasional menjadi hukum nasional. 2. Mengefektifkan Hukum Internasional dan Perjanjian Internasional

45

Usaha atau langkah-langkah untuk mengefektifkan hukum internasional adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan dan fungsionalisasi organisasi internasional b. Penbentukan dan fungsionalisasi organ-organ pelaksananya

c. Pencantuman dan penggunaan klausal penyelesaian sengketa dalam perjanjian. 3. Peranan Hukum Internasional Dalam Menjaga Perdamaian Dunia

Berikut ini ada beberapa contoh mengenai peranan hukum internasional (berdasarkan sumber-sumbernya) dalam menjaga perdamaian dunia :

a. Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai (Antartika Treaty) pada tahun 1959.

b. Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan perdamaian (Non-Proliferation Treaty) tahun 1968.

c. Perjanjian damai Dayton (Ohio- AS) tahun 1995 yang mengharuskan pihak Serbia, Muslim Bosnia, dan Kroasia untuk mematuhinya. Untuk itu, NATO menempatkan pasukannya guna menegakkan hukum internasional yang telah disepakati.

4. Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai Berdasarkan Persamaan Derajat

Prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku secara universal :

a. Bahwa negara tidak akan menggunakan kekerasan yang bersifat mengancam integritas teritorial atau kebebasan politik suatu negara, atau menggunakan cara-cara lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan PBB.

b. Non-intervensi dalam urusan dalam negeri dan luar negeri suatu negara. c. Persamaan hak menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa.

d. Persamaan kedaulatan negara.

e. Prinsip hukum internasional mengenai kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial suatu negara.

f. Itikad baik dalam hubungan internasional. g Keadilan dan hukum internasional.

Pelaksanaan prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat dijalankan dalam kegiatan operasi-operasi dari PBB. Ada tiga prinsip penegakan operasi perdamaian PBB yaitu :

a. Kesepakatan pemerintah atau pihak yang terkait.

Operasi pemeliharaan perdamaian dan keamanan mengharuskan kesepatan semua pihak yang berkepentingan. Contoh penempatan pasukan PBB atas permintaan negara tuan rumah untuk memlihara perdamaian dan keamanan internasional.

b. Tidak menggunakan kekuatan militer ( operasi tanpa kekerasan )

Operasi ini dilakukan dengan melalui resolusi, persetujuan, dan kesepakatan. Kebera daan pasukan PBB tidak untuk berperang dan tidak memaksa agar mematuhi kehen dak PBB. Secara militer, pasukan PBB tidak boleh menggunakan senjata dan hanya boleh digunakan untuk membela diri atau mempertahankan posisi.

c. Operasi konservasi dan netral

Pada umumnya operasi pasukan perdamaian PBB adalah untuk menghentikan permu suhan, menjaga gencatan senjata, menurunkan ketegangan wilayah tertentu, sehingga pasukan PBB bersifat dan bersikap netral agar diterima di negara tujuan.

Secara umum operasi perdamaian pasukan PBB difokuskan pada masalah : 1) pencegahan konflik yang mematikan

46

2) perlindungan terhadap orang yang lemah dan tidak berdaya 3) dilema intervensi terhadap suatu negara

4) penguatan operasi-operasi perdamaian 5) penerapan sanksi secara lebih terarah 6) pengurangan jumlah senjata.

6. Prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional

Mekanisme kerja Mahkamah Internasional di bentuk berdasarkan Bab IV (pasal 92 – 96) Charter PBB yang dirumuskan di San Fransisco pada tahun 1945. Pasal 92 Charter

menyatakan bahwa Mahkamah adalah “ organ utama Perserikatan Bangsa –Bangsa “ dan

menentukan bahwa Mahkamah akan bekerja menurut suatu Statuta, yang merupakan “

organ intergral” dari Charter.

Perangkat kaedah yang dikeluarkan oleh Mahkamah sesuai Statuta, yaitu antara lain :

a) Rules of Court

Disahkan pada tanggal 14 April 1978, memuat peraturan – peraturan hukum yang merupakan revisi dari peraturan – peraturan sebelumnya dan juga kaedah – kaedah yang mengatur struktur dan tugas Mahkamah serta tugas Panitera.

b) Resolusi pada tanggal 12 April 1978

Yaitu mengenai praktek yudisial intern mahkamah, yang juga merupakan revisi dari resolusi tanggal 5 Jui 1968.

Prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional adalah sebagai berikut,

1) Wewenang Mahkamah Internasional

Peranan dan cara Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan konflik internaional tercakup dalam wewenang mahkamah yang diatur dalam Bab II Statuta Mahkamah Internasional yaitu :

a. Wewenang ratione personae, yaitu siapa-siapa saja yang dapat mengajukan perkara ke mahkamah, (hanya negara sesuai pasal 34 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional)

b. Wewenang ratione materiae, yaitu mengenai jenis sengketa-sengketa yang dapat diajukan (meliputi semua perkara yang diajukan oleh pihak yang konflik sesuai pasal 36 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional ). Wewenang Mahkamah Internasional bersifat Fakultatif artinya jika terjadi konflik antar negara, maka intervensi mahkamah internasional baru dapat terjadi bila negara yang bersengketa dengan persetujuan bersa ma membawa perkara itu ke mahkamah.

c. Wewenang wajib (compulsory jurisdiction), yaitu hanya dapat terjadi jika negara-negara sebelumnya dalam suatu persetujuan menerima wewenang tersebut yaitu berdasarkan Ketentuan Konvensional, Klausula Opsional dan Advisory Opinion

Mahkamah Internasional juga berwenang memberi

nasehat/pendapat/pertimbangan yang disebut advisory opinion atas semua persoalan hukum berdasarkan permintaan badan-badan internasional sesuai Piagam PBB.( Wewenang ini sifatnya tidak mengikat)

47

Beberapa istilah penting yang berhubungan dengan upaya-upaya penyelesaian Internasional.

a. Advisory Opinion, suatu opini hukum yang dibuat oleh pengadilan dalam melerai permasalahan yang diajukan oleh lembaga berwenang.

b. Compromis, suatu kesepakatan awal diantara pihak yang bersengketa yang menetapkan ketentuan ikhwal persengketaan yang akan diselesaikan, melalui : 1) Penetapan ikhwal persengketaan,

2) Menetapkan prinsip untuk memandu peradilan, dan Membuat aturan prosedur yang harus diikuti dalam menentukan kasus.

Dengan demikian Kewenangan Mahkamah Internasional terdiri atas : a. Untuk memutuskan perkara-perkara perdebatan (contentious case) b. Untuk memberi opini-opini nasihat (advisory juridiction)

c. Memeriksa perselisihan/sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional.

Peranan Mahkamah Internasional sangat menentukan kepada kedua negara yang sedang bersengketa. Dalam hal ini, Mahkamah Internasional mempunyai kewenangan, dimana Mahkamah Internasional berwenang untuk memeriksa, menyelesaikan sengketa hingga memberikan keputusan atas dasar sengketa tersebut. Hal ini dinyatakan dalam pasal 94 ayat (1) Piagam PBB, yaitu :

“Setiap anggota PBB berusaha mematuhi keputusan Mahkamah Internasional dalam perkara apapun dimana anggota tersebut menjadi suatu pihak.” Sedangkan pada ayat (2) dinyatakan sebagai berikut “Apabila sesuatu pihak dalam suatu perkara tidak memenuhi kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh suatu keputusan Mahkamah, pihak yang lain dapat meminta perhatian Dewan Keamanan, yang jika perlu, dapat memberikan rekomendasi atau menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil untuk terlaksananya keputusan itu.”

Apabila terjadi persengketaan internasional, Mahkamah Internasional dapat mengambil keputusan sementara dalam bentuk ordonansi. Tindakan ini diambil dengan maksud untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa sambil menunggu keputusan secara definitif.

Contoh:

1) Kasus penyanderaan kedubes Amerika Serikat oleh kelompok militan Iran di Teheran tanggal 4 November 1979. Dalam hal ini Mahkamah Internasional memutuskan untuk menyerahkan kembali kedubes Amerika Serikat dan membebaskan para sandera.

48

2) Kasus sengketa antara Nikaragua dan Amerika Serikat tanggal 10 Mei 1984, memberikan keputusan bahwa supaya kedaulatan dan kemerdekaan negara Nikaragua dilindungi oleh militer Amerika Serikat.

2) Keputusan Mahkamah Internasional

Keputusan Mahkamah Internasional diambil berdasarkan putusan suara terbanyak dalam suatu sidang yang memenuhi kuorum. Bila suara majelis hakim seimbang maka suara ketua dan wakil ketua menentukan. Keputusan Mahkamah internasional bersifat final dan tidak dapat dimintakan banding, namun apabila ditemukan faktor penentu baru yang berhubungan dengan sengketa, maka dapat dimintakan revisi keputusan. Keputusan Mahkamah Internasional hanya mengikat pada pihak-pihak yang bersengketa dan hanya untuk perkara yang diputuskan.

Keputusan Mahkamah Internasional terdiri dari tiga bagian, yaitu

a) Pertama berisikan komposisi mahkamah, informasi mengenai pihak-pihak yang bersengketa, serta wakil-wakilnya, analisis mengenai fakta-fakta, dan argumentasi hukum pihak-pihak yang bersengketa.

b) Kedua berisikan penjelasan mengenai motivasi mahkamah yang merupakan suatu

keharusan karena penyelesaian yuridiksional sering merupakan salah satu unsur dari penyelesaian yang lebih luas dari sengketa dan karena itu, perlu dijaga

sensibilitas pihak-pihak yang bersengketa.

c) Ketiga berisi dispositif, yaitu berisikan keputusan mahkamah yang mengikat negara-negara yang bersengketa

3) Penolakan Hadir di Mahkamah Internasional

Apabila salah satu pihak yang bersengketa menolak hadir dalam pengadilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Internasional, maka pihak lain dapat meminta Mahkamah Internasional mengambil keputusan untuk mendukung tuntutannya.

Contoh:

1) Tanggal 15 Desember 1949, Albania tidak hadir dalam pengadilan Mahkamah Internasional tentang masalah Selat Corfu.

2) Tahun 1974, Prancis tidak hadir dalam sengketa uji coba nuklir. 3) Tahun 1978, Turki tidak hadir dalam peristiwa landas kontinen.

4) Amerika Serikat, tidak hadir dalam peristiwa aktivitas militer kontra Nikaragua. 4) Penyampaian pendapat yang terpisah

Penyampaian pendapat yang terpisah apabila suatu keputusan tidak mewakili seluruh atau hanya sebagian dari pendapat bulat para hakim, maka hakim yang lain bisa memberikan pendapatnya secara terpisah. Pendapat terpisah tersebut biasa disebut dengan dissenting opinion, yaitu pendapat seorang hakim yang tidak

49

menyetujui suatu putusan dan menyatakan keberatan terhadap putusan mayoritas hakim mahkamah.

LATIHAN SOAL

1. Hubungan internasional lebih luas dari pada politik internasional. Jelaskan!

2. Apakah peranan politik luar negeri suatu Negara dalam melakukan hubungan dengan dunia internasional?

3. Sebutkan landasan hukum bangsa Indonesia dalam menjalin hubungan dengan Negara lain ! 4. Sebutkan komponen yang harus ada bagi suatu Negara untuk menjalankan hubungan

internasional!

5. Sebutkan asas-asas hubungan internasional!

6. Jelaskan pengertian perjanjian internasional menurut Prof Dr Muchtar kusumaatmdja, S.H! 7. Jelaskan secara singkat 3 asas dalam perjanjian internasional!

8. Jelaskan makna dari istilah berikut! a. Piagam

b. Convention c. Declaration

9. Apa yang dimaksud dengan perjanjian bilateral dan multilateral? 10. Sebutkan tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional! 11. Jelaskan pengertian organisasi internasional!

12. Sebutkan prinsip-prinsip Pembentukan ASEAN! 13. Sebutkan tujuan dari PBB!

14. Mahkamah internasional dapat membuat keputusan “exaequo et bono” apakah arJtinya? 15. Jelaskan pengertian politik luar negeri yang bebas dan aktif!

16. Jelaskan pengertian dari hukum internasional!

17. Sebutkan perbedaan hukum formal dan hukum material!

18. Apakah isi bagian pertama dari putusan Mahkamah Internasional! 19. Apa yang dimaksud dengan sengketa internasional!

Dokumen terkait