• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penelitian dan inti dari pembahasan sedangkan saran merupakan cara pemecahan masalah yang realistis operasional artinya saran tersebut dapat diterima dan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations) (Soekanto, 2007).

10

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan antara lain:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan atau mengelompokkan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Notoatmojo (2010), antara lain:

1) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal yang baru tersebut.

12

2) Pengalaman

Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

3) Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikana, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.

4) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

d. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2007), menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:

1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD

e. Sumber-Sumber Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), beberapa sumber pengetahuan antara lain sebagai berikut:

1) Kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan sehingga orang lain menerima pendapat yang dikemukakan tanpa terlebih dulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah benar. 2) Pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan yaitu dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

14

3) Akal sehat

Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, maka menggunakan cara hukuman fisik seperti menjewer telinga. Cara ini sekarang berkembang menjadi kebenaran, bahwa hukuman adalah metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.

4) Intuisi

Kebenaran secara intuitif diperoleh secara cepat melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan sistematis karena hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

2. Menopause

a. Pengertian

Menopause berasal dari sebuah kata “Men” dan “Pauseis” adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid ( HK. Joseph, 2010).

Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun (Kasdu, 2004).

Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir (Prawirohardjo, 2007).

Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang akan dialami oleh wanita ketika hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi tidak mungkin terjadi lagi (Spencer, Brown, 2007).

b. Fisiologi Menopause

Menopause terjadi ketika ovarium tidak mampu lagi merespon sinyal-sinyal hormonal yang dikirimkan dari otak (FSH dan LH). Sinyal-sinyal ini berusaha memicu ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron serta tetap menjaga kelangsungan siklus menstruasi, tetapi ovarium tidak mampu lagi memberikan respon yang diharapkan dikarenakan sebagai akibat bertambahnya usia (kegagalan ovarium primer) dan sebagai akibat masalah kesehatan lain atau akibat pengobatan masalah kesehatan tersebut (kegagalan ovarium sekunder) (Spencer, Brown, 2007).

Menurunnya hormon estrogen akan mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh, organ reproduksi, dan psikis (Kasdu, 2004).

16

c. Klasifikasi Menopause

Menurut Sibagariang (2010), menopause diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1) Menopause Dini

Menopause yang terjadi sebelum umur 40 tahun. Menopause dini terjadi jika seorang wanita mengalami tindakan histerektomi.

2) Menopause Terlambat

Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat haid umur 55 tahun. Menopause terlambat membawa konsekuensi meningkatkan resiko kanker rahim dan payudara.

d. Perubahan Organ Reproduksi Pada Wanita Menopause

Perubahan organ reproduksi menjelang menopause menurut (Kasdu, 2004) antara lain:

1) Uterus (rahim)

Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran jaringan), menyusut, dan menipis. otot rahim menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibrotik (sifat berserabut secara berlebihan).

2) Tuba Falopii (saluran telur)

Lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis dan mengerut, Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur menghilang.

3) Ovarium

Indung telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput karena produksi ovarium menurun sampai akhirnya tidak berproduksi lagi.

4) Serviks

Serviks juga mengalami pengerutan dan memendek. 5) Vagina

Dinding vagina menipis menyebabkan hilangnya lipatan vagina, berkurangnya pembuluh darah, penurunan elastisitas, dan sekret vagina menjadi encer.

6) Vulva

Jaringan dan kulitnya menipis, pembuluh darah berkurang, sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi rasa gatal dan juga hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang kemaluan. Semua keadaan ini mempengaruhi munculnya nyeri saat senggama.

e. Perubahan Fisik pada Wanita Menopause

Menurut Kasdu (2004), akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopause, ada keluhan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:

18

1) Hot flushes (perasaan panas)

Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (leher dan dada) disertai keringat yang berlebihan. Biasanya terjadi pada malam hari yang mengakibatkan sulit tidur. Hot flushes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause.

2) Keringat berlebihan

Pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi panas dan tubuh mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. 3) Vagina kering

Terjadi karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri. 4) Tidak dapat menahan air kencing

Estrogen yang menurun mengakibatkan inkontinensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih) dan menyebabkan gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kencing bagian bawah.

5) Hilangnya jaringan penunjang

Estrogen mempengaruhi adanya jaringan kolagen. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut bercabang dan rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah,

sariawan, kuku rusak, dan timbul rasa sakit dan ngilu pada persendian.

6) Penambahan berat badan

Saat wanita menginjak 40 tahun, biasanya tubuh mudah gemuk, tetapi sulit menurunkan berat badan. Hal ini karena penurunan estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain itu, kulit menjadi kendor sehingga mudah menjadi tempat simpanan lemak.

7) Gangguan mata

Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.

8) Nyeri tulang dan sendi

Pada wanita menopause, tulang akan mudah keropos.

f. Perubahan Psikologi pada Wanita Menopause

Selain fisik, perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Hal tersebut tergantung masing-masing individu (HK. Joseph, 2010). Ada yang beranggapan bahwa kondisi ini sebagai bagian dari siklus kehidupannya dan mereka tidak akan direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan sehingga tidak mengganggu aktivitas. Alasan lain adalah penghentian pemakaian kontrasepsi untuk

20

mencegah kehamilan yang sudah mereka jalankan selama bertahun-tahun (Kasdu, 2004).

Sebaliknya, ada beberapa wanita yang memasuki masa menopause dengan penuh kecemasan dikarenakan tidak mendapat informasi yang benar sehingga yang dibayangkan adalah efek negatif (Kasdu, 2004).

Selalu berfikir positif dan dukungan dari orang-orang sekitarnya, khususnya suami sebagai pasangan hidup akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup (Kasdu, 2004).

g. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Gejala-Gejala Menopause Banyak faktor yang mempengaruhi menopause antara lain : 1) Usia pertama haid (Menarch)

Makin dini menarch terjadi, makin lambat menopause timbul dan sebaliknya, makin lambat menarch terjadi, makin cepat menopause timbul (Prawirohardjo, 2007).

2) Paritas

Semakin sering melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki menopause (Sibagariang, 2010).

3) Faktor psikis

Perubahan psikis juga mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita. Termasuk pengetahuannya tentang menopause.

Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan baik (Sibagariang, 2010).

4) Perokok berat dan minum alkohol

Ada dugaan bahwa wanita perokok dan peminum alkohol akan lebih cepat memasuki masa menopause (Varney. H, 2007). 5) Nutrisi

Wanita yang kesehatan dan asupan nutrisinya baik cenderung akan lebih lambat memasuki masa menopause

(Sibagariang, 2010) 6) Pemakaian alat kontrasepsi

Pemakaian alat kontrasepsi hormonal akan menekan fungsi indung telur untuk tidak memproduksi sel telur sehingga akan lebih lama memasuki masa menopause (Sibagariang, 2010). 7) Sosial ekonomi

Apabila faktor ekonomi cukup baik akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis (Kasdu, 2004).

8) Budaya dan lingkungan

Wanita di perkotaan lebih bisa mengenali dan memahami gejala-gejala menopause dibandingkan wanita di pedesaan karena masyarakat desa masih menganggap tabu masalah menopause untuk dibicarakan (Kasdu, 2004).

22

h. Gangguan yang Terjadi Pada Masa Menopause

Menurut Kasdu (2004), beberapa penyakit yang timbul pada masa menopause antara lain:

1) Osteoporosis

Pada masa menopause, produksi estrogen menurun menyebabkan tulang mudah keropos. Selain estrogen, osteoporosis juga karena kurang kalsium.

Tatalaksana dari osteoporosis adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, berhenti minum alkohol, olahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat.

2) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Pada wanita muda, kadar HDL (Hight Density Lipoprotein) lebih tinggi daripada wanita tua. Setelah menopause, LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat meningkat sehingga resiko terkena PJK meningkat.

Untuk mengurangi resiko PJK adalah dengan mengendalikan peningkatan berat badan, tidak merokok, tidak minum alkohol, olah raga, pola makan sehat, keseimbangan stress, memeriksakan diri sedini mungkin agar segera terdeteksi gangguan yang timbul. 3) Kanker

Suatu keadaan pertumbuhan jaringan tubuh yang abnormal. Salah satu pemeriksaan dalam hal ini adalah pap smear secara

rutin satu tahun sekali. Tes ini dapat mendeteksi adanya kanker pada mulut rahim. Selain itu tes mammografi untuk mendeteksi kanker payudara. Beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara maupun kanker pada organ reproduksi juga bisa dilakukan dengan USG (Ultrasonografi). Kini, dengan pemeriksaan darah juga dapat melacak kemungkinan adanya sel ganas dalam tubuh. Yang penting, segera memeriksakan ke dokter setiap mencurigai adanya benjolan dalam tubuh atau gejala seperti keputihan yang banyak, berbau, dan berwarna. 4) Darah Tinggi

Hipertensi kerapkali tidak terlihat gejalanya. Meskipun demikian, biasanya penderita merasakan tanda-tanda seperti pusing, napas pendek, kaki dan tangan kesemutan, pandangan kabur, sakit kepala yang luar biasa.

Penyebabnya belum diketahui, tetapi ada hubungannya dengan faktor keturunan, kegemukan, merokok, dan konsumsi garam yang berlebih.

5) Demensia Tipe Alzheimer

Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron hampir di seluruh bagian otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan. Demensia tipe alzheimer merupakan kelainan yang berat dan berlangsung lama.

24

6) Gairah Seksual Menurun

Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering sehingga mudah cedera waktu senggama. Keadaan ini membuat rasa nyeri pada wanita. Selain menyisakan beban fisik, juga mempengaruhi psikis wanita ketika akan melakukan hubungan seksual.

7) Berat Badan Meningkat

Pada usia ini biasanya aktivitas tubuh berkurang, daya elastis kulit juga menurun sehingga memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.

8) Perubahan Kulit

Estrogen yang menurun dan akhirnya berhenti mempengaruhi produksi lemak di permukaan kulit. Padahal lemak ini berfungsi agar kulit tetap segar, berminyak, dan tidak kering. Keterlambatan distribusi pigmen melanin serta sel pembuat pigmen menurun akan menimbulkan bercak-bercak yang tidak merata pada kulit.

i. Penatalaksanaan Menopause 1) Terapi Sulih Homon (TSH)

Tujuan pemberian TSH adalah untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua. Dengan TSH, kualitas hidup wanita

dapat ditingkatkan sehingga wanita akan hidup nyaman secara fisiologis maupun psikologis (Kasdu, 2004).

Cara pemberiannya dimulai setelah 1 tahun tidak haid. TSH umumnya diberikan bertahun-tahun, bahkan hingga 10-20 tahun. TSH dikonsumsi setiap hari dan tidak boleh berhenti sampai beberapa bulan. Selama pemberian, biasanya jenisnya dikombinasikan untuk mengurangi efek samping keluhan maupun penyakit. Biasanya akan diberikan TSH estrogen pada siklus pertama (Kasdu, 2004).

TSH yang paling sering digunakan adalah TSH estrogen dan progesteron alamiah berupa tablet yang dikonsumsi setiap hari. Ada juga berupa koyok yang ditempelkan di pantat 2 kali seminggu (Kasdu, 2004).

2) Olahraga

Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang. Di masa menopause akan menguatkan tulang, mencegah dari penyakit, menstabilkan berat badan, dan mengurangi stress (Kasdu, 2004).

3) Nutrisi

Mengkonsumsi gizi seimbang dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan dan bermanfaat bagi tubuh antara lain: karbohidrat, kurangi konsumsi

26

protein dan lemak, memperbanyak vitamin dan mineral, serat dan air (Manuaba, 2009).

4) Gaya Hidup

Gaya hidup menentukan kesehatan di masa akan datang. Mungkin tidak akan memberikan dampak langsung sekarang, tetapi beberapa tahun kemudian, bahkan mungkin puluhan tahun kemudian (Kasdu, 2004).

5) Pemeriksaan Kesehatan

Sakit atau tidak sebaiknya wanita di masa menopause tetap melaksanakan deteksi dini terhadap berbagai hal kemungkinan menderita penyakit tertentu (Kasdu, 2004).

6) Meningkatkan Kehidupan Religi

Kembalikan lagi pada kita sebagai makhluk Allah Yang Maha Besar. Dengan cara ini, apapun yang terjadi dapat diterima dengan lapang hati, baik sesuatu yang menyenangkan atau tidak karena hal itu adalah bagian dari kehidupan yang memang harus dijalani. Oleh karena itu, harus diupayakan tubuh tetap sehat, bugar, hati senang, dan pikiran tenang dengan kepercayaan bahwa semua dilakukan untuk menunjang kesehatan. Dengan demikian, menjalani masa-masa menopause akan lebih nikmat, apabila secara fisik sehat, psikis puas, dan batin tenang

B. KERANGKA TEORI

Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmojo (2010) Faktor - faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial Ekonomi 4. Budaya Pengetahuan Menopause : 1. Pengertian Menopause 2. Fisiologi Menopause 3. Klasifikasi Menopause 4. Perubahan Organ Reproduksi 5. Perubahan Fisik

6. Perubahan Psikologi

7. Faktor yang Berpengaruh terhadap Gejala Menopause 8. Gangguan yang terjadi pada

Masa Menopause

9. Penatalaksanaan Menopause Sumber Pengetahuan

1. Kekuasaan atau otoritas 2. Pengalaman pribadi 3. Akal sehat

28

C. KERANGKA KONSEP

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Cukup

Kurang Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu

Usia 45-50 Tahun tentang Menopause

Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial Ekonomi 4. Budaya Baik

29

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, artinya penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat berdasarkan pengukuran (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010).

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 - 19 Mei 2012.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

30

Populasi yang diteliti adalah semua ibu usia 45-50 tahun yang bertempat tinggal di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen sejumlah 63 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil sampel dari ibu-ibu yang berusia 45-50 tahun di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen secara keseluruhan yaitu sebanyak 63 orang, akan tetapi yang memenuhi kriteria sebanyak 42 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2006).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2010).

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi, maupun kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).

a) Kriteria inklusi

(1) Ibu-ibu yang bertempat tinggal di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen

(2) Ibu-ibu yang berusia 45-50 tahun (3) Sehat jasmani dan rohani

(4) Dapat membaca dan menulis

(5) Ibu-ibu usia 45-50 tahun yang bersedia menjadi responden b) Kriteria eksklusi

(1) Tidak bersedia menjadi responden. (2) Tidak bisa membaca dan menulis

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen pada penelitian yang dilakukan ini berupa kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah mengenai pengetahuan tentang masa menopause. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden berjumlah 27 pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang

32

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan keyakinannya. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 1. Jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Menopause

No Aspek No. Kuesioner Jumlah

1 Pengertian menopause 1, 2, 3 3

2 Fisiologi menopause 4 1

3 Klasifikasi menopause 5 1

4 Perubahan organ reproduksi 6, 7, 8, 9 4 5 Perubahan fisik wanita

menopause

10, 11, 12, 13, 14 5 6 Perubahan psikologi menopause 15, 16, 17, 18 4 7 Faktor yang berpengaruh

terhadap gejala menopause

19, 20 2

8 Gangguan yang terjadi pada masa menopause

21, 22, 23, 24, 25 5 9 Penatalaksanaan menopause 26, 27, 28, 29, 30 5

Jumlah Total Soal 30

Agar instrumen “valid” dan “reliable” maka sebelum digunakan perlu di uji coba terlebih dahulu. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang (Riwidikdo, 2007).

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus korelasi product moment sebagai berikut dan menggunakan olah data SPSS versi 16:

Dokumen terkait