• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Giarratano dan Riley

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 47-58)

Langkah 9 : Memonitor sistem operasional

3. Menurut Giarratano dan Riley

Sistem Pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

2.2.1.2 Keuntungan dan kelemahan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. 4. Meningkatkan output dan produktivitas

5. Meningkatkan kualitas

6. Mampu mengambil dan meletarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. 8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. 9. Memiliki reliabilitas

10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer

11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.

12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah. 14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan

Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.

2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dibidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar

2.2.1.3 Konsep dasar sistem pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan.

2.2.1.4 Keahlian

Keahlian adalah Suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. 2.2.1.5 Seorang ahli adalah

Seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan membutuhkan relevan tidaknya keahlian mereka.

2.2.1.6 Tujuan utama sistem pakar

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian diahlikan lagi ke orang lain yang bukan ahli.

Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :

1. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya)

3. Inferensi pengetahuan

4. Pengalihan pengetahuan ke user 2.2.1.7 Basis Pengetahuan ( Knowledge Base)

Basis Pengetahuan adalah pengetahuan yang disimpan di komputer. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tertentu saja di dalam domain tertentu.

Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang umum digunakan, yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan ( Rule-Based Reasoning ) 2. Penalaran berbasis kasus ( Case-Based Reasoning ) 2.2.1.8 Perbedaan antara Sistem Konvensional dengan Sistem Pakar

Sistem Konvensional dan Sistem Pakar memiliki perbedaan-perbedaan, yaitu seperti terdapat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar

Sistem Konvesional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesnya biasanya jadi satu dengan program.

Basis pengetahuan merupakan bagian terpisah dari mekanisme infersi.

Biasanya tidak bisa menjelaskan mengapa suatu input data itu dibutuhkan, atau bagaimana

Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar

Sistem Konvesional Sistem Pakar output itu diperoleh.

Perubahan program cukup sulit dan membosankan

Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah

Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap

Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan

Eksekusi dilakukan langkah demi langkah

Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan

Menggunakan data Menggunakan pengetahuan

Tujuan utamanya adalah efisiensi Tujuan utamanya adalah efektivitas

2.2.1.9 Bentuk Sistem Pakar Ada 4 bentuk sistem pakar, yaitu :

1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan Software yang berdiris sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya.

2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma ( konvensional ), atau merupakan program dimana di dalamnya memaggil algoritma subrutin lain ( konvensional )

3. Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya DBMS.

4. Sistem mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu.

2.2.1.10 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :

1. Lingkungan pengembangan ( Development ) digunakan sebagai pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.

2. Lingkungan konsultasi ( Consultation Environment ) digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

2.2.1.11 Motor Infersi ( Inference Engine )

Ada 2 cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan infersi, yaitu :

1. Forward Chaining

2. Backward Chaining

2.2.1.12 Ciri-ciri Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki fasilitas informasi yang handal

2. Mudah dimodifikasi

3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer 4. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi

2.2.1.13 Permasalahan yang disentuh oleh Sistem Pakar

Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain : 1. Interpretasi 2. Prediksi 3. Diagnosis 4. Perancangan 5. Perencanaan 6. Monitoring 7. Debugging 8. Perbaikan 9. Instruksi 10. Kontrol 2.2.1.14 Mengembangkan Sistem Pakar

Pada pengembangan sistem pakar diperlukan beberapa tahapan seperti terlihat pada Gambar 2.15.

2.2.2 Proyek

2.2.2.1 Pengertian Kontrak

Kontrak atau perjanjian adalah merupakan bagioan dari Hukum Perdata, oleh karena itu ketentuan-ketentuan mengenai kontrak / perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk

Wetboek).

Menurut Pasal 1313 KUH Perdata , definisi perjanjian adalah sebagai berikut :

”Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

menegikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perjanjian adalah perikatan antara pihak-pihak yang membuat perjanjian. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor, maka Kontraktor terikat untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan sedangkan Pemilik terikat untuk membayar hasil pekerjaan Kontraktor.

2.2.2.2 Pengertian Proyek

Proyek adalah sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan di mana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu.

2.2.2.3 Pengertian Kontraktor

Kontraktor merupakan pelaksana konstruksi yang memiliki tugas dan kewajiban melaksanakan dan menyerahkan proyek itu sesuai kontrak kepada Pengguna Jasa.

2.2.2.4 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah suatu usaha untuk mengelola dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, di mana tujuan akhirnya adalah terwujudnya sasaran proyek yang meliputi kualitas, waktu, dan biaya yang telah ditentukan.

2.2.2.5 Organisasi Proyek

2.2.2.5.1 Pengertian Organisasi Proyek

Organisasi adalah sekelompok orang yang melakukan kegiatan dalam wadah dan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.

Organisasi Proyek adalah sekelompok orang dari berbagai latar belakang ilmu, yang terorganisir dan terkoordinirdalam wadah tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

2.2.2.5.2 Contoh Organisasi Proyek

2.2.2.6 Perencanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Perencanaan K3 berkaitan dengan penyusunan Safety Plan, Pengamanan Proyek (Security Plan), dan pengelolaan ketertiban dan kebersihan Proyek (House Keeping) dengan target ’Zero Accident’( tidak ada kecelakaan kerja).

2.2.2.7 Safety Plan

Safety Plan mencakup antara lain penyusunan Safety

Management, Identifikasi bahaya kerja dan penanggulangannya, Rencana

penempatan alat-alat pengamanan seperti pagar, jaring/net pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat pemadam kebakaran(tabung pemadam api), gudang bahan peledak, dan lain-lain. ++hal101

2.2.2.8 House Keeping (Ketertiban dan Kebersihan Proyek)

Pengelolaan Kebersihan Proyek adalah meliputi penempatan cerobongdan bak sampah, lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, pengaturan kantor dan jalan sementara, gudang, los kerja, barak pekerja, dan lain-lain.

2.2.2.9 Perpajakan

Perusahaan jasa konstruksi wajib melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku, antara lain :

1. UU. Pajak No. 16/2000 tentang Ketentuan Umum

Perpajakan 2. UU. Pajak No. 17/2000 tentang Pajak Penghasilan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Suatu badan usaha harus memiliki NPWP.

Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Dalam hal operasi perusahaan sudah mencapai suatu omset tertentu, maka perusahaan tersebut menjadi PKP.

Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

Perusahaan yang sudah menjadi PKP danNPWP berkewajiban menyampaikan SPT.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 47-58)

Dokumen terkait