• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyebar kasih

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 87-90)

Menyebar kasih. Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat 12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini � Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat 7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi.

88

Jumat, 15 Maret 2002 (Minggu Sengsara 5)

Bacaan : Yohanes 13:36-38

(15-3-2002)

Yohanes 13:36-38

Mewujudkan kasih

Mewujudkan kasih. Pernyataan Yesus bahwa Ia akan pergi mengganggu pikiran Petrus. Melihat pernyataannya bahwa ia sedia mati bagi Yesus (ayat 37), mungkin motifnya bertanya (ayat 36) adalah karena ia ingin pergi bersama Yesus, sebagai wujud dari kasihnya kepada Yesus. Bukan saja Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut, Yesus malah menyatakan bahwa Petrus tidak dapat pergi bersama-Nya. Tidak bisa atau tidak boleh? Bukan tidak boleh sebab Tuhan tidak melarangnya. Petrus tidak bisa pergi ke tempat Yesus pergi terutama disebabkan oleh ketidaksiapan Petrus sendiri. Yesus sudah tahu bahwa sebaliknya dari setia sampai mati mengikuti Yesus, Petrus kelak akan menyangkali Dia. Tetapi, karena anugerah Allah,

ketidakmampuan mewujudkan kasih kepada Tuhan Yesus ini hanya terjadi sementara saja. Akan datang saat ketika Petrus akan bersama-sama dengan Yesus sesudah Yesus bangkit, dan Petrus menerima Roh Kudus memenuhi hidupnya, dan kelak kekal di surga.

Setelah mendengar ucapan Yesus yang membedah keadaan secara radikal, Petrus bukannya menerima, tetapi malah menonjolkan kekuatan kemauannya sendiri. Petrus menegaskan kasih yang berasal dari kekuatan kemauannya sendiri. Kasih sedemikian, meski dalam batas tertentu baik, tidak cukup untuk mengikuti Yesus. Andaikan pun Petrus tidak akan menyangkali Yesus lalu mati bagi Yesus seperti yang diucapkannya waktu itu (ayat 37), itu tidak berasal dari kasih Ilahi, melainkan lahir dari kemauan sendiri untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi murid yang baik. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Petrus dan para murid lainnya

mencampuradukkan motif kemuridan dengan keinginan diri masing- masing. Ketaatan dan ketergantungan kepada Tuhan jelas bukan hal yang utama di dalam diri mereka saat itu. Meski menyakitkan bagi telinga dan hati Petrus, jawaban Yesus adalah anugerah. Memang ucapan itu adalah nubuat tentang kegagalan yang Petrus akan buat, tetapi peringatan itu keluar dari kasih kekal Tuhan yang kelak memulihkan dan memungkinkannya untuk mewujudkan kasih kepada Yesus secara benar.

Renungkan: Sumber kekuatan untuk setia dan mengasihi Tuhan tidak terletak pada sifat kodrati kita, tetapi pada Tuhan yang akan menolong kita tahap demi tahap.

89

Sabtu, 16 Maret 2002 (Minggu Sengsara 5)

Bacaan : Yohanes 14:1-14

(16-3-2002)

Yohanes 14:1-14

Jalan ke rumah Bapa

Jalan ke rumah Bapa. Kepada orang banyak Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat ikut bersama-Nya ke rumah Bapa-Nya (ayat 13:33). Kepada Petrus, Ia mengatakan hal yang sama, namun dengan arti dan alasan berbeda. Tuhan menyatakan bahwa keadaan hatinya tidak

menjamin bahwa ia dapat setia mengasihi Tuhan. Orang banyak yang tidak menerima Dia tidak dapat bersama Dia. Sekarang Yesus menegaskan bahwa sebenarnya para murid telah mengetahui jalan ke sana, ke rumah Sang Bapa, dan mereka pasti akan bersama Dia sesudah Ia selesai

menyiapkan tempat di rumah Bapa bagi mereka (ayat 3-4). Meski benar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan kondisi hati mereka agar setia dan kelak sampai ke tujuan kekal, namun mereka sudah percaya dan dengan terus mempercayai karya-karya Yesus mereka pasti akan sampai di tujuan. Tuhan memerintahkan mereka untuk percaya. Kenyataan janji-janji Allah tidak tergantung pada perasaan dan kondisi hati kita, tetapi pada Dia yang setia pada janji-janji-Nya. Bertekun dalam iman adalah cara untuk memiliki keteguhan hati (bdk. dengan yang Yesus lakukan, 12:27).

Kebenaran tentang jaminan kekal tersebut lebih jelas dalam jawaban- Nya kepada Tomas. Ungkapan �Akulah �� menggemakan kembali ungkapan-ungkapan yang sama dalam Injil Yohanes yang menegaskan kesetaraan Yesus dengan Yahwe dalam Perjanjian Lama. Karena itulah Dia dapat mengklaim bahwa diri-Nya sendirilah jalan, kebenaran, dan hidup (ayat 6). Akibatnya, Dia dan hubungan dengan-Nya menentukan apakah orang yang mengenal Bapa akan sampai ke rumah Bapa kelak atau tidak. �Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku" (ayat 7). Sang Bapa telah berkemah di dalam Yesus, sehingga siapa mengenal Dia, mengenal Bapa (bdk. 1:14, 14:10). Firman Bapa ada di dalam-Nya dan itulah yang disampaikan kepada mereka (ayat 10-11).

Tidak saja mengenal Bapa dan beroleh jaminan kekal di dalam Yesus, para pengikut-Nya akan pula melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah bahkan yang lebih besar dari yang Yesus telah buat. Pekerjaan- pekerjaan besar itu adalah juga pekerjaan Yesus di dalam mereka, dan dapat terus dilakukan karena mereka mengandalkan Dia di dalam doa (ayat 12-13).

90

Minggu, 17 Maret 2002 (Minggu Sengsara 6)

Bacaan : Yohanes 14:15-31

(17-3-2002)

Yohanes 14:15-31

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 87-90)