• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Menyiapkan Diri Menghadapi Tantangan Kreatif

Untuk menghadapi tantangan kreatif, maka diperlukan persiapan diri. Kita perlu memiliki pengetahuan umum seluas mungkin, misalnya dengan banyak membaca mengenai bidang apa saja sehingga kita akan kaya dengan berbagai faktor dan gagasan yang dapat mendukung kita untuk menghadapi tantangan kreatif, diantaranya (Julius Chandra, 1994 : 50-51):

a. Dari segi-segi mental orang yang kreatif itu, pada segi mana merasa terkuat dan terlemah.

b. Mencari contoh-contoh dari dunia ilmu, teknik, seni dan bisnis, bagaimana segi-segi mental itu tercermin dalam diri tokoh yang dikenal kreatif.

c. Mengingat dalam karya apa anda pernah kreatif. Catat dan ungkapkan dalam diskusi. Bahkan contoh yang terkecil terjadi dimasa lampaupun perlu ditampilkan.

d. Sikap kreatif jangan hanya terbatas pada saat membaca buku atau pada saat mengikuti kursus kreativitas. Sikap kreatif seharusnya merentang seumur hidup, istilah populernya life time learning.

e. Beberapa petunjuk lebih lanjut untuk mengarahkan:

1) Tanyakan pada diri sendiri, atau orang lain yang mengenal baik diri anda, apa saja yang selama ini manghambat anda dalam beride? ( menyadarinya, untuk kemudian mengatasinya ).

2) Dalam keadaan apa, kapan dan dimana anda biasanya memikirkan banyak gagasan (pikiran lebih cair untuk munculnya ide). (menyadarinya, untuk memanfaatkan waktu-waktu “subur” tersebut).

3) Dengan siapa anda merasa lebih subur untuk beride(partner berfikir)? Atau anda lebih cenderung menggodok ide anda seorang diri?

f. Kalau anda merasa membutuhkannya, kondisikan pikiran dengan memecahkan beberapa puzzle/game pikiran kreatif.

g. Kesabaran mempunyai arti yang penting.

Memecahkan masalah dan kreativitas merupakan hasil kecerdasan tingkat tinggi. Kemampuan tersebut akan terbentuk ketika seseorang memiliki basis konsep dan prinsip yang diperlukan. Kreativitas telah ditentukan dalam beberapa cara. Setiap orang kreatif, namun hanya sedikit yang mampu menghasilkan sesuatu yang berbeda. Untuk menentukan kreativitas seseorang, sangat jelas bahwa kecerdasan dan kreativitas tidak identik walaupun banyak orang dan juga kreatif.

4. Beberapa Tip untuk Pemikir Kreatif

Untuk dapat bertindak secara kreatif, seseorang perlu bertindak kreatif. Bertindak kreatif sangatlah susah apabila seseorang belum pernah untuk mencobanya, karena banyak orang yang berpikir bahwa orang yang kreatif seakan-akan memang dilahirkan kreatif, kalau bukan bakatnya, tentu karena niat dan kehendaknya. Beberapa tip untuk

pemikir kreatif diantaranya adalah sebagai berikut (Julius Chandra, 1994 : 144-172)

a. Mencari jalan termudah untuk kita sendiri

Beragam cara para individu memasuki pintu kreativitas secara langsung dan spontan, seakan-akan kita dapat mengatakan bahwa ini telah dicirikan dalam kepribadiannya, yaitu dengan kata lain pola-pola dasar melihat dan menemukan ilham.

b. Mengubah kekurangan menjadi kelebihan

Dilihat dari sudut psikologi, cara ini cocok bagi mereka yang rasa keadilannya lebih mudah tergugah. Bila berhadapan suatu permasalahan, reaksi spontan yang khas adalah mencari apa yang ada, apa yang merupakan bagian atau elemen dari permasalahan itu, yang kiranya mengandung embrio pemecahan masalahnya.

c. Menggali cara lama sebagai ide baru

Dalam dunia kita mengenal bagaimana suatu mode atau gaya lama dapat ditampilkan kembali, dengan atau tanpa penyesuaian, dan menjadi barang pop kembali alias sesuatu yang mutakhir. Mungkin kita dapat mengatakanya sebagai cara daur ulang atau recycling. Dalam bidang lain pola pikir kretif dengan cara mendaur ulang itu mungkin tidak terlalu gamblang, namun mekanismenya sama. Kita dapat memakainya sebagai jurus yang tersendiri dalam berpikir kreatif.

d. Idealisasi

Kreativitas dapat dirangsang dengan mendambakan suatu keadaan, sesuatu bentuk yang ideal. Namun kalau hanya mendambakan saja, tanpa memprosesnya dalam suatu kerangka pemikiran, kita belum akan memperoleh sudut-sudut pandang baru.

e. Sengaja menciptakan situasi problematis

Kebalikan dari idealisasi adalah dengan sengaja membuat skenario dari kemungkinan-kemungkinan keluhan. Inilah yang dimaksudkan denga n menciptakan situsi problematik dengan sengaja. Semua segi dibayangkan sebagai akibat dari keadaan negatif, suatu kondisi yang tidak sempurna.

f. Provokasi dari Edward de Bono (PO)

Seorang pakar dalam bidang pelatihan keterampilan berpikir, Edward de Bono yang dikutip oleh Julius Chandra, mempunyai rumusan sendiri yang khas guna membuka sudut-sudut pandang baru-sebagai perangsang kreativitas. Dalam berbagai bukunya, mengetengahkan kata dan pengertian dari Po, sebagai semacam picu

(triger) dalam proses berpikir kita. Menurut dia, po ini dapat

diturunkan dalam berbagai kata yang bertalian dengan pemikiran, seperti possible (mungkin, tidak mustahil), hypothesis, suppose (mengira atau perkiraan), poetry (puisi atau puitis), dan positive. Po-nya de Bono mengandung perekaan terhadap kemungkinan, hipotesis

atau rumusanyang belum terbukti, perkiraan, ide yang puitis, dan sikap yang optimis dan positif. Dengan “Po!” kita diajak untuk mengambil pilihan ketiga antara yes (ya) dan no (tidak), artinya kita berani berspekulasi dan memandang ke depan. Adalah bukan keharusan bahwa konsep atau ide kita langsung tepat. Pertama-tama fungsinya adalah sebagai provokasi, dan malahan kalau perlu sedikit mengada-ada.

g. Taraf-taraf ide kreatif

Kita membutuhkan sumbangan-sumbangan pikiran kreatif yang lebih praktis. Karena itu dapat disusun semacam daftar urutan atau taraf untuk ide- ide kita.

1) Penyempurnaan fungsi 2) Meningkatkan daya tarik

3) Memikirkan bahan atau property-nya 4) Memikirkan konsep yang sama sekali baru 5) Memikirkan cara yang belum pernah dicoba. h. Bentuk Model dan Bentuk Mainan

i. Mengaitkan Pemikiran Kreatif dengan Indera Pendengaran j. Komputer dan Kreativitas

k. Lebih Kreatif dengan Menekankan Makna

C. Kemandirian

Kemandirian (kematangan pribadi) adalah keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur (budi dan badan) dalam kesatuan pribadi. Pendek kata, manusia mandiri adalah pribadi dewasa sempurna (J.Drost, 1993:17). Sebuah definisi operasional pribadi mandiri adalah dia yang tau siapa dan apa itu dia. Dengan demikian, ia adalah seorang manusia yang tahu apa yang dilakukannya karena sadar apa yang dituju.

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1982:630), mandiri adalah berdiri sendiri. Sedangkan menurut Peter Salim dan Yenny Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:927) mandiri yaitu suatu sikap yang tidak menggantungkan diri kepada orang lain, dapat berdiri sendiri. Mandiri adalah sikap yang terpuji dan patut ditiru.

Mandiri sangat penting sekali bagi orang yang berwiraswasta karena tanpa adanya sikap mandiri maka orang tersebut tidak bisa berwiraswasta. Orang yang berwiraswasta umumnya adalah orang yang tidak menggantungkan dirinya pada orang lain, seorang wiraswastawan adalah orang yang mampu bertindak sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya dan selalu mempunyai prinsip pantang menyerah, tidak takut menghadapi resiko apabila usahanya mengalami suatu kegagalan. Manusia mandiri adalah pribadi utuh yang tidak berantakan. Oleh karena itu, ia adalah pribadi bahagia yang sadar bahwa ia mempunyai arti bagi sesama. Ia tau akan keunggulan dan kelemahan dan menerima baik keunggulan maupun kelemahannya itu. Ia tidak dihinggapi kerendahan hati palsu, karena ia sadar akan dan bangga atas kepribadiannya yang berharga dan penting juga bagi sesama. Ia mempergunakan kelemahannya secara penuh. Ia pantang mundur kendati ada kekurangan pada dirinya. Ia menerima dirinya sendiri maupun orang lain seperti apa adanya. Ia tidak berkelit menghadapi kenyataan. Sebaliknya ia berani to face the facts, beradu dada dengan kenyataan (J.Drost, 1993:18).

Dokumen terkait