• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun Program Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam dokumen PKB KS 01 01 Mod PLB 20170808 (Halaman 84-102)

BAGIAN II. TAHAP IN SERVICE LEARNING 1

Kegiatan 16. Menyusun Program Layanan Bimbingan dan Konseling

(Diskusi kelompok, 115 menit)

Pada kegiatan ini, Saudara akan menyusun atau memodifikasi kegiatan yang dapat mendorong peserta didik baru memahami layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini akan membantu Saudara dalam memberikan arahan dan memfasilitasi guru bimbingan dan konseling serta guru yang menangani kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Dalam menyusun program layanan bimbingan konseling dan ekstrakurikuler, Saudara dan guru-guru hendaknya memahami kebutuhan peserta didik, memiliki empati yang tinggi, dan tidak diskriminatif. Untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, Saudara bersama para guru mampu meningkatkan solidaritas antar sesama warga sekolah dan menghindari terjadinya kekerasan.

Sebagai rujukan, Saudara dapat membaca pada Bahan Bacaan 6, 7, 8 dan 9. Hasil diskusi Saudara, dituliskan pada LK 16.

LK 16. Menyusun Program Layanan Bimbingan dan Konseling serta Kegiatan

Ekstrakurikuler di Sekolah

A. Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Deksripsikan fungsi dan tujuan layanan bimbingan dan konseling di sekolah!

2. Jelaskan strategi layanan bimbingan dan konseling di sekolah!

3. Jelaskan langkah-langkah mekanisme layanan bimbingan dan konseling di sekolah!

4. Susunlah program layanan bimbingan dan konseling di sekolah saudara!

No. Jenis

Kegiatan Tujuan Manfaat

Langkah Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab B. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Jelaskan model-model pendidikan kepramukaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan!

3. Susunlah program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah saudara!

No. Jenis

Kegiatan Tujuan Manfaat

Langkah Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

Rangkuman Materi

Menempatkan dan mengembangkan potensi pada anak berkebutuhan khusus, harus dimulai dengan kegiatan identifikasi dan asesmen. Identifikasi adalah kegiatan untuk menemukenali jenis kelainan atau hambatan pada anak berkebutuhan khusus. Asesmen bertujuan untuk menemukan kebutuhan pembelajaran apa yang diperlukan pada setiap anak berkebutuhan khusus.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:

1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau,

5. Bentuk kegiatan lainnya.

Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya mengembangkan bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta didik, yakni potensi besar yang harus difasilitasi dengan baik oleh sekolah. Bakat adalah potensi dasar yang dibawa dari lahir. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Kreativitas merupakan kesanggupan untuk mencipta, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu.

Pembinaan dan pengembangan kapasitas juga diberlakukan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas RI) Nomor 34 Tahun 2006, pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa meliputi seleksi, pembinaan berkelanjutan dan pemberian penghargaan, serta diselenggarakan untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, jenis kelamin, status sosial dan ekonomi, dan kelainan fisik peserta didik. Seleksi dilakukan bagi peserta didik yang memiliki: (a) potensi kecerdasan istimewa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi; (b) bakat istimewa di bidang estetika; atau (c) bakat istimewa di bidang olahraga. Tujuan pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa adalah untuk :

a. mendapatkan peserta didik yang berhasil mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, dan/atau olahraga, pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.

b. memotivasi sebanyak mungkin peserta didik pada umumnya untuk juga ikut bersaing mencapai prestasi optimal sesuai dengan potensi dan kekuatan masing-masing, sehingga pembinaan tersebut tidak hanya sekedar mampu menghasilkan peserta didik dengan prestasi puncak, tetapi juga meningkatkan prestasi rata-rata peserta didik. c. mengembangkan budaya masyarakat yang apresiatif terhadap prestasi di bidang

pendidikan.

Latihan Soal

(30 menit) PETUNJUK:

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar

SOAL:

1. Kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri di sekolah didasarkan pada antara lain angket minat peserta didik, analisis sumberdaya dan pemenuhan sumber daya. Di sekolah yang Saudara pimpin terdapat 20 peserta didik yang memilih kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional, sedangkan sekolah yang Saudara pimpin tidak memilki guru tari. Langkah yang akan Saudara ambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah

….

a. mengirimkan 20 peserta didik yang memilih ekstrakurikuler tari tradisional ke sekolah lain yang memiliki guru tari

b. mengarahkan 20 peserta didik yang memilih ekstrakurikuler tari tradisional untuk pindah ke ekstrakurikuler yang lain

c. memberi ekstrakurikuler tari bagi 20 siswa yang memilih tari tradisional dengan memberi tugas guru yang ada di sekolah sebagai pengampunya

d. memberi ekstrakurikuler tari bagi 20 peserta didik yang memilih tari tradisional dengan mengundang guru tari ke sekolah untuk menjadi pengampu

2. Pelaksanaan pendidikan kepramukaan yang berupa kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal adalah merupakan bentuk pendidikan kepramukaan ....

a. model blok b. model reguler c. model aktualisasi

d. model aktualisasi dan regular

3. Seorang kepala sekolah memberi tugas kepada guru pengampu pendidikan kepramukaan yang mengajar Bahasa Indonesia untuk mengintegrasikan nilai sikap spiritual dan sikap sosial ke dalam kegiatan pendidikan kepramukaan. Guru tersebut merancang kegiatan pendidikan kepramukaan untuk mengintegrasikan sikap percaya diri dan peduli lingkungan. Menurut saudara rancangan kegiatan berikut yang paling

tepat untuk mengintegrasikan nilai sikap dimaksud, yaitu ….

a. peserta didik diminta membuang sampah di tempatnya dan merawat tanaman bunga di halaman sekolah

b. peserta didik diminta menanam pohon di sekolah dan diminta merawatnya secara kelompok setiap minggu

c. peserta didik diminta membersihkan halaman sekolah, menuliskan dalam sebuah teks dan mempresentasikannya

d. peserta didik diminta menulis sebuah karangan tentang lingkungan dan mempesentasikannya di depan teman-teman

4. Dalam upaya membentuk kepribaidan peserta didik baru, kepala sekolah mewajibkan setiap peserta didik baru untuk mengikuti kegiatan pramuka di awal tahun. Untuk memfasilitasi kegiatan dimaksud, sekolah harus merancang kegiatan pramuka untuk kepentingan ini, harus dirancang kegiatan pramuka dalam model ...

a. blok b. aktualisasi c. peminatan

d. rekreasi

5. Dalam upaya membentuk kepribadian peserta didik baru pada jenjang SDLB, pihak sekolah harus merancang program kegiatan pramuka jenjang ...

a. Siaga b. Penggalang c. Penegak d. Pembina

6. Terkadang peserta didik baru harus memahami lingkungan baru sekolahnya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik. Layananan bimbingan konseling bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk memperkenalkan lingkungan sekolahnya, dapat dilakukan melalui layanan bimbingan ...

a. pribadi sosial b. akademik c. sosial d. orientasi

7. Dalam program pengembangan diri pada peserta didik dapat dilakukan dengan ara mengintegrasikan nilai-nilai inti karakter. misalnya untuk menanamkan nilai disiplin dan gotong royong pada peserta didik dilakukan melalui upacara bendera hari senin, pembuatan jadwal piket kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan contoh dari pengembangan diri yang dilaksanakan dalam kegiatan ...

a. spontan b. rutin

c. keteladanan d. pengkondisian

8. Terkadang pada sebagian peserta didik mengalami kebingunan untuk melanjutkan pendidikan dan pekerjaan di masa yang akan datang. Untuk membantu peserta didik dalam hal ini, dlakukan melalui layanan ...

a. perencanaan karir b. bimbingan pribadi c. bimbingan akademik d. bimbingan sosial

9. Salah satu model yang dipakai untuk mengembangkan bakat istimewa dalam membuat kerajinan kayu adalah model partisipatif. Model ini didasarkan pada pertimbangan ... a. siswa berkebutuhan khusus cenderung pasif.

b. model pendekatan yang lain kurang cocok dengan keterampilan kerajinan kayu. c. mengedepankan kebutuhan, minat, pengalaman, lingkungan atau kehidupan

sehari-hari siswa.

d. mengedepankan kompetensi guru dan potensi sekolah

10. Metode yang mengarahkan siswa berbakat istimewa ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana membuat karya tertentu dan bagaimana cara menggunakan alat kerjanya, tepat menggunakan metode …

a. drill b. inquiri c. deduktif-aktif d. observasi

11. Di SLB X ada dua peserta didik yang mengalami permasalahan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Strategi layanan bimbingan dan konseling yang tepat

a. individual b. kelompok c. klasikal

d. dasar umum bimbingan

12. Mekanisme pengembangan berbagai bentuk kegiatan ekstrakusikuler dilakukan dengan mengacu pada prinsip ...

a. partisipasi aktif dan menyenangkan b. kebersamaan dan klasikal

c. kebersamaan dan diarahkan d. partisipasi pasif dan formal

13. Disajikan tahapan-tahapan berikut ini:

(1) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;

(2) analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya;

(3) pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya;

(4) penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan (5) penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;

Urutan tahapan pengembangan kegiatan ekstrakurkuler pilihan yang tepat, adalah….

a. (1), (2), (3), (4), (5) b. (1), (3), (2), (4), (5) c. (1), (3), (2), (5), (4) d. (1), (2), (4), (3), (5)

14. Layanan bimbingan konseling (BK) merupakan proses pemberian bantuan terhadap peserta didik (PD) agar perkembangannya optimal sehingga peserta didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan sitwasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Strategi layanan BK dilihat dari jumlah individu yang dilayani dibedakan menjadi ....

a. layanan pribadi, layanan belajar, layanan sosial dan layanan karir b. layanan pembimbingan, layanan konseling, layanan sosial dan advokasi c. layanan individual, layanan kelompok, layanan klasikal atau kelas besar

d. layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individu dan layanan karir. 15. Mekanisme layanan bimbingan dan konseling (BK) adalah mekanisme pengelolaan dan

mekanisme penyelesaian masalah. Langkah-langkah mekanisme pengelolaan secara berurutan adalah ....

a. Perencanaan, analisis kebutuhan, tindak lanjut pengembangan program, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Analisis kebutuhan, evaluasi, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.

c. Perencanaan, evaluasi, analisis kebutuhan, pelaksanaan, tindak lanjut pengembangan program, dan pelaporan.

d. Analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.

Bahan Bacaan 6. Kutipan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39

Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008

TENTANG

PEMBINAAN KESISWAAN

Pasal 1 Tujuan pembinaan kesiswaan :

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas;

b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;

c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat;

d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani

(civil society).

Pasal 2

Sasaran pembinaan kesiswaan meliputi siswa taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Pasal 3

(1) Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler; (2) Materi pembinaan kesiswaan meliputi :

a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;

c. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara; d. Prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat;

e. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;

f. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan;

g. Kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi; h. Sastra dan budaya;

i. Teknologi informasi dan komunikasi; j. Komunikasi dalam bahasa Inggris.

Menurut lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tanggal 22 Juli 2008, materi dan jenis kegiatan pembinaan kesiswaan disajikan pada tabel di bawah ini:

No. Jenis kegiatan Pembinaan Kesiswaan

1 Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing; b. Memperingati hari-hari besar keagamaan;

c. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama; d. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama;

e. Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;

f. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah. 2 Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain:

a. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;

b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);

c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan; d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama; e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;

f. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian, dan kerindangan).

3 Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara, antara lain: a. Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan/atau hari sabtu, serta hari-hari

besar nasional;

b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne); c. Melaksanakan kegiatan kepramukaan;

d. Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah;

e. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan semangat perjuangan para pahlawan;

f. Melaksanakan kegiatan bela negara;

g. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambang-lambang negara; h. Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar negara.

4 Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat, antar lain:

a. Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian; b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah;

c. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

d. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-tempat sumber belajar;

e. Mendesain dan memproduksi media pembelajaran; f. Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian; g. Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah; h. Membentuk klub sains, seni dan olahraga;

i. Menyelenggarakan festival dan lomba seni;

j. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.

5 Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural, antara lain:

a. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya masing-masing;

b. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa;

c. Melaksanakan kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan profesional; d. Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan orang lain dalam pergaulan masyarakat; e. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato;

f. Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;

No. Jenis kegiatan Pembinaan Kesiswaan

6 Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan, antara lain:

a. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna;

b. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa; c. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi;

d. Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja lapangan (PKL)/praktek kerja industri (Prakerim);

e. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus;

7 Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi antara lain:

a. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat; b. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);

c. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV AIDS;

d. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja; e. Melaksanakan hidup aktif;

f. Melakukan diversifikasi pangan;

g. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah. 8 Pembinaan sastra dan budaya, antara lain :

a. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra; b. Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya;

c. Meningkatkan daya cipta sastra; d. Meningkatkan apresiasi budaya.

9 Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain : a. Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pem-belajaran; b. Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi; c. Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan. 10 Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain:

a. Melaksanakan lomba debat dan pidato;

b. Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi; c. Melaksanakan kegiatan English Day;

d. Melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris (Story Telling); e. Melaksanakan lomba puzzies words/scrabble.

Bahan Bacaan 7. Bimbingan dan Konseling

Menurut Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, disebutkan bahwa

Bimbingan dan

Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Konseli adalah penerima layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan. Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling/konselor. Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.

Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi: a. pemahaman diri dan lingkungan;

b. fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;

c. penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan; d. penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir; e. pencegahan timbulnya masalah;

f. perbaikan dan penyembuhan;

g. pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri Konseli; h. pengembangan potensi optimal;

i. advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan

j. membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:

a. kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling; b. kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;

c. keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi; d. keaktifan dalam penyelesaian masalah;

e. kemandirian dalam pengambilan keputusan;

f. kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;

g. kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik layanan sejalan dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling;

h. keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli; i. keharmonisan layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma

kehidupan yang berlaku di masyarakat;

j. keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah akademik dan profesional di bidang Bimbingan dan Konseling;

k. Tut Wuri Handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal.

Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu

merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan (6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip: (a) diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif; (b) merupakan proses individuasi; (c) menekankan pada nilai yang positif; (d) merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan; (e) mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan secara bertanggungjawab; (f) berlangsung dalam berbagai latar kehidupan; (g) merupakan bagian integral dari proses pendidikan; (h) dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia; (i) bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan; (j) dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling; dan (k) disusun berdasarkan kebutuhan Konseli. Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: a. layanan dasar; diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli

melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).

b. layanan peminatan dan perencanaan individual; Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Layanan perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

c. layanan responsif; Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral)

d. layanan dukungan sistem; merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup: bidang layanan pribadi; bidang layanan belajar; bidang layanan sosial; dan bidang layanan karir.

Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:

a. jumlah individu yang dilayani; dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok, layanan klasikal, atau kelas besar

b. permasalahan; dilaksanakan melalui pembimbingan, konseling, atau advokasi. c. cara komunikasi layanan; dilaksanakan melalui tatap muka atau media.

Dalam dokumen PKB KS 01 01 Mod PLB 20170808 (Halaman 84-102)

Dokumen terkait