• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merancang file organizations dan indexes Aktifitas yang ada pada langkah 4 adalah sebagai berikut :

Dalam dokumen Bab 2 Landasan Teori (Halaman 39-44)

• Analisis transaksi

• Memilih file organizations • Memilih indexes

• Memperhitungkan kebutuhan disk space

4.1 Analisis transaksi

Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang akan dijalankan di database dan untuk menganalisis transaksi penting.

4.2 Memilih file organizations

Bertujuan untuk menentukan file organization yang efisien untuk setiap base relation.

4.3 Memilih indexes

Bertujuan untuk menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan performa sistem.

4.4 Memperhitungkan kebutuhan disk space

Langkah 5 : Merancang user views

Bertujuan untuk merancang user views yang telah diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan dalam tahap analisis dari database system development lifecycle.

Langkah 6 : Merancang security mechanisms

Bertujuan merancang mekanisme keamanan untuk database yang dispesifikasikan oleh pengguna selama tahap requirement and collection dari database system development lifecycle.

2.2 Teori Khusus

Teori Khusus adalah teori yang menyangkut pembahasan dari skripsi ini dimana teori khusus ini dipakai dalam pembuatan skripsi ini sebagai acuan pembuatan skripsi.

2.2.1 Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun.2009 Pasal.1 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Undang-undang tersebut juga menjelaskan mengenai pembagian rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan menjadi, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. rumah sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit, klasifikasi rumah sakit umum beserta jumlah minimal tempat tidur yang tersedia adalah:

o Rumah Sakit umum kelas A - tempat tidur minimal 400buah , o Rumah Sakit umum kelas B - tempat tidur minimal 200buah, o Rumah Sakit umum kelas C - tempat tidur minimal 100buah, o Rumah Sakit umum kelas D - tempat tidur minimal 50 buah.

Dalam perancangan sebuah rumah sakit, aspek lokasi menjadi pertimbangan, selain fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan, pemilihan lokasi sarana pelayanan kesehatan menurut pedoman 12 Penentuan Standart Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Pemukiman dan Pekerjaan Umum (Keputusan Mentri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), yaitu rumah sakit sebaiknya berada di pusat lingkungan/ kecamatan, bersih, mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/sampah, dan pencemaran lainnya. Pertimbangan lokasi sebuah rumah sakit selain jauh dari sumber pencemaran seperti pabrik. Rumah sakit juga diharapkan tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitarnya. Menurut KEPMENKES RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit tentang pengelolaan limbah

(Hal.17) Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).

2.2.2 Pasien

Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung mapupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

2.2.3 Rekam Medis

tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap,rawat jalan, maupun yang mendapatkan maupun pelayanan gawat darurat (Sabarguna,2005). Menurut Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 disebutkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Dalam Undang-Undang No.29 tahun 2004 disebutkan secara rinci tentang rekam medis sebagai berikut:

1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis

2. Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan

3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayana atau tindakan.

4. Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien

5. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

6. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

7. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan denan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan.

2.2.4 Rekam Medis Elektronik (Electronic Medical Record/EMR)

Rekam Medis Elektronik adalah gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam yang sah. (Harlan, 2007). Dengan Rekam Medis Elektronik kewajiban dokter untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap pemeriksaan atau diagnosa yang ditegakkan

dapat digantikan dengan menggunakan nomor identitas pribadi (Personal Identification Number/PIN). (UU No.29 tahun 2004).

Beberapa kelebihan Rekam Medis Elektronik dibandingkan dengan Rekam Medis kertas (paper base) antara lain:

1. Pencatatan data Rekam Medis Elektronik lebih efektif dan efisien

2. Dapat dijadikan basis data untuk kepentingan lain contohnya untuk sistem keuangan, laporan-laporan RS dan penelitian klinik

3. Kerahasiaan dan keamanan akan lebih terjaga

Sedangkan beberapa kelemahan penggunaan Rekam Medis Elektronik yaitu: 1. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medis kertas

2. Memerlukan waktu yang lama untuk operasionalisasi sistem bagi key person dokter 3. Rekam Medis Elektronik memerlukan terlalu banyak langkah untuk menyelesaikan tugas sederhana

4. Resiko kegagalan sistem komputer.

2.2.5 LAN (Local Area Network)

Local Area Network dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya. Jaringan LAN relatif kecil yang umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah perkantoran, sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih dari 200 meter (Syafrizal,2005). Beberapa model konfigurasi LAN biasanya berupa satu komputer yang di jadikan

file server, yang digunakan untuk menyimpan perangkat lunak (software yang mengatur aktifitas jaringan), ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam jaringan lokal. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya. LAN merupakan jaringan komunikasi yang terbatas pada daerah kecil, misalkan satu gedung atau sekelompok kecil bangunan (Irawan,2005).

Dalam dokumen Bab 2 Landasan Teori (Halaman 39-44)

Dokumen terkait