2
2.6 Metoodologi Pera
Penjelasa 1. Da ak Ap ancangan D Gam an dari tahap atabase plan Datab ktivitas ma pplication L Database (D mbar 2.14Da -tahap siklu nning. ase planning anajemen u ifecycle seca atabase Lif tabase Lifec s diatas adal g atau peren utuk merea ara efektif d fecycle) cycle (DBLC lah: ncanaan basis alisasikan dan efisien, m C) s data merup tahapanData menurut Indr pakan abase rajani
(2008, p80).Perencanaan basis data terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi.
Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu:
1. Identifikasi rencana dan sasaran dari organisasi termasuk mengenai sistem infomasi yang dibutuhkan.
2. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem.
3. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi hal tersebut terbagi atas:
a. Mendefinisikan mission statement untuk sistem basis data.
Dalam mission statement didefinisikan tujuan
utama pembuatan basis data.Mission statement membantu menjelaskan tujuan proyek basis data dan memberikan tahapan yang jelas, efektif, dan efisien dari aplikasi basis data.
b. Mendefinisikan mission objective.
Setiap objek menidentifikasikan kembali tugas-tugas tertentu yang harus didukung basis data dan berserta informasi tambahan yang menjelaskan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya yang digunakan.
2. System Definition
System Definition atau definisi sistem bertujuan untuk mendeskripsikan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data serta sudut pandang user yang utama, menurut Indrajani (2008, p81).Aplikasi data seharusnya memiliki satu atau lebih user.
Mengidentifikasi user membantu untuk memastikan agar tidak
ada pengguna basis data yang terlupakan dan mengetahui apa yang diinginkan pengguna saat aplikasi baru akan dibuat. Selain
itu, user juga membantu dalam mengembangkan aplikasi basis
data yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi subbagian-subbagian yang lebih sederhana.
3. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan
Analisis dan pengumpulan kebutuhan merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan user terhadap sistem yang baru, menurut Indrajani (2008,p82).
Infomasi yang dikumpulkan dapat berupa deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, detail dari data tersebut, dan beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.Informasi tersebut dianalisis utnuk menidentifikasikan
yang baru. Ada 3 macam pendekatan yang bisa digunakan dalam hal ini:
a. Pendekatan Terpusat
Kebutuhan untuk setiap pengguna dibuat dalam satu set of Requirement dan model data global dibuat berdasarkan hal itu. Setiap user memiliki kebutuhan yang berbeda di mana seluruh kebutuhan tersebut akan dikumpulkan dan dibuat menjadi suatu global data model yang nantinya diperlukan dalam pembuatan basis data.
b. Pendekatan View Integration
Kebutuhan untuk setiap user dibuat dalam model data yang terpisah. Model data yang menggambarkan single user disebut model data lokal, disusun dalam bentuk diagram, dan dokumentasi yang mendeskripsikan kebutuhan user basis data. Model data lokal ini kemudian digabungkan utnuk menghasilkan model data global yang menggambarkan seluruh user utnuk basis data.
c. Gabungan antara kedua pendekatan itu
4. Database Design
Database design atau desain basis data adalah proses membuat desain yang mendukung operasional dan tujuan perusahaan, menurut Indrajani (2008, p84). Tujuan desain basis data adalah:
a. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan
oleh aplikasi dan user.
b. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi
yang diperlukan.
c. Menspesifikasi desain dengan struktur yang sesuai dengan
kebutuhan sistem.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basis data, yaitu:
1. Top-Down
Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan dengan menggunakan entity-relationship (ER) model yang high level, kemudian
mengidentifikasi entity, dan relationship antar entity
organisasi. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang kompleks.
2. Bottom-Up
Dimulai dari level dasar atribut (propertyentity dan relationship), menganalisis hubungan antara atribut, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang jumlahnya sedikit.
5. DBMS Selection
DBMS selection adalah kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data, menurut Indrajani (2008, p87).
Langkah utama dalam pemilihan DBMS:
a. Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi.
b. Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk
digunakan.
c. Evaluasi produk tersebut.
d. Rekomendasikan produk yang akan dipilih dan buat laporan
yang mendukungnya.
6. Desain Aplikasi
Desain aplikasi merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap basis data, menurut Indrajani (2008, p87). Perancangan basis data dan perancangan aplikasi dilakukan secara paralel. Ada dua aktivitas penting di dalamnya, yaitu transaction design dan interface design:
1. Transaction design
Transaction design merupakan tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau
program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data.
2. Interface design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface antara lain adalah:
a. Pemberian nama suatu form atau report cukup jelas
dan menerangkan fungsi dari suatu form atau report.
b. Pesan kesalahan jika memasukan data yang salah.
c. Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form
atau report yang sama dengan urutan yang logis dan
konsisten.
7. Prototyping
Prototyping fungsinya adalah membuat model kerja suatu aplikasi basis data, menurut Indrajani (2008, p90). Tujuan utama dari tahapan ini adalah:
1. Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.
2. Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru.
3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.
4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi
Terdapat 2 macam prototype yang dapat digunakan saat ini, yaitu: a. Requirements prototyping
Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka prototipe akan dibuang. b. Evolutionary prototyping
Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototipe ini tidak dibuang, tetapi dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
8. Implementation
Implementation merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi, menurut Indrajani (2008, p91). Implementation basis data dicapai dengan menggunakan:
1. DDL untuk membuat skema basis data dan database file
yang kosong.
2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.
3. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi termasuk
transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemograman.
9. Data Conversion and Loading
Data conversion and loading adalah tahap pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi
aplikasi yang ada agar data menggunakan basis data yang baru, menurut Indrajani (2008, p91).Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.
10. Testing
Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan dengan skenario tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya, menurut Indrajani (2008, p91). Pengujian hanya akan terjadi jika terjadi kesalahan pada software.
11. Operational Maintenance
Operational maintenance adalah proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, menurut Indrajani (2008, p91). Operational maintenance mencakup:
1. Pengawasan kinerja sistem. Jika kinerja menurun, diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data jika dibutuhkan.
2.7 Metode Perancangan Aplikasi (SDLC)
Padaawalpengembanganperangkatlunak,para programmer langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpamenggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak.Dan ditemuilah kendala - kendala seiring dengan perkembangan skala sistem - sistem perangkat yang semakin besar.SDLC dimulai dari tahun 1960 -an, untuk mengembangkan sistem skalausaha besar secara fungsional untuk para konglomerat pada zamanitu.Sistem-sistem yang dibangun untuk mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan - perusahaan yang berpotensimemilikidata yang besar dalam perkembangannya.
SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga
dengan System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan
ataumengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).
Model rekayasa piranti lunak salah satunya adalah waterfall model.Model ini memberikan pendekatan-pendekatan sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak.
Berikut adalah gambar pengembangan sistem perangkat lunak dengan prosesSDLC (System Development Life Cycle) dengan waterfal model.
1. Definisi kebutuhan.
Untuk mengumpulkan kebutuhan user yang berkaitan dengan perangkat lunak yang dibangun, melakukan perincian mengenai apa saja
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem, penjembatan antara keinginan user dengan programmer,mampu melihat konsekuensi dari kebutuhan user, kemudian kebutuhan tersebut di dokumentasikan.
2. Desain sistem dan software.
Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus
pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk
strukturdata,arsitektur perangkat lunak,representasi antarmukadan prosedur pengodean.Tahap inimentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan kerepresentasi desain agar dapat diimplementasikan menjadiprogram dalam tahap yang selanjutnya yaitu programmer menerjemahkan desain ke dalam bahasa pemrograman. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.
3. Implementasi dan testing unit.
Pada tahap ini adalah untuk menerapkan dan menguji perangkat lunak yang sudah dikerjakan.Perangkat lunak yang telah lolos uji di Implementasi.Pengujian fokus pada perangkat lunakdarisegilogik sampai fungsionaldan memastikan bahwa semua bagian sudah
diuji.Hal inidilakukanuntukmeminimalisir kesalahan (error) dan memastikankeluaran yang dihasilkansesuai dengan yang diinginkan.
4. Integrasi dan testing sistem.
Setelah tahap – tahap yang di atas telah dilaksanakan, maka pada tahap ini adalah tahap penyatuan perangkat lunak yang sudah dikerjakan lalu selanjutnya melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
5. Operasi dan maintenance.
Tidakmenutupkemungkinansebuahperangkatlunak
mengalamiperubahan ketikadikirimkankeuser. Perubahanbisa terjadi
karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak
terdeteksisaat pengujianatauperangkat lunak harusberadaptasi dengan
lingkungan baru. Tahap pendukung ataupemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulaidari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yangsudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.
Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudahsangatdipahamidankemungkinanterjadiperubahankebutuhanselamapengem banganperangkat lunak kecil.Hal positif dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan (tidak ada tumpah tindih pelaksanaan tahap).
2.8 Base Transceiver Station (BTS)