Kerangka Kerja Penelitian
Permasalahan kompleks dan dinamis merupakan ciri khas dalam suatu sistem bisnis termasuk industri teh hijau. Kompleksitas tersebut terjadi karena
interaksi dari berbagai pelaku usaha dari hulu (upstream) sampai dengan hilir
(downstream). Dalam penelitian ini dikaji sistem manajemen rantai pasokan industri teh hijau di Jawa Barat. Level manajemen rantai pasokan yang dikaji terdiri dari level budidaya kebun teh, level industri teh hijau curah, level distribusi dan level konsumen.
Pelaku industri teh hijau tersebut dalam melakukan proses bisnisnya melakukan integrasi vertikal, koordinasi vertikal dan pengadan pasar terbuka (open market). Hal tersebut menyebabkan terjadinya kompleksitas pada antar pelaku dan fasilitas yang terdapat dalam sistem rantai pasokan karena adanya perbedaan kepentingan dan tujuan. Aspek dinamis pada industri teh hijau terjadi karena terjadi perubahan yang disebabkan karena waktu. Perubahan tersebut terjadi pada produk, fasilitas dan pelaku usaha.
Kompleksitas dan dinamis yang menjadi ciri khas dari industri teh hijau menjadi pendorong penggunaan pendekatan sistem. Seluruh entitas yang terdapat pada sepanjang rantai pasokan industri teh hijau mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda. Namun demikian, sebagai suatu sistem seluruh entitas tersebut dituntut untuk melakukan sinergi dalam mencapai satu tujuan dalam keseluruhan sistem rantai pasokan, yaitu sistem rantai pasokan yang efektif dan efisien.
Rancangbangun manajemen rantai pasokan industri teh hijau yang
terintegrasi dengan sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard dihasilkan
dengan memanfaatkan metodologi dinamika sistem (System Dynamics). Dalam
mewujudkan hal tersebut dilakukan identifikasi struktur sistem manajemen rantai pasokan industri teh hijau yang terdiri dari proses bisnis rantai pasokan, jaringan rantai pasokan dan komponen manajemen rantai pasokan. Selanjutnya diikuti dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis nilai tambah Hayami
dan Kawagoe serta pengukuran kinerja Balanced Scorecard yang terdiri dari
perspektif konsumen, perspektif internal bisnis, perspektif inovasi dan pembelajaran serta perspektif finansial.
Integrasi struktur sistem manajemen rantai pasokan dengan struktur sistem pengukuran kinerja analisis nilai tambah Hayami dan Kawagoe serta
Balanced Scorecard menghasilkan suatu model dinamika sistem yang
mendeskripsikan interaksi dinamis berbagai entitas dalam rancangbangun manajemen rantai pasokan industri teh hijau. Selain itu, model tersebut menghasilkan pengukuran kinerja keseluruhan (antar organisasional) sistem rantai pasokan industri teh yang diteliti. Secara skematis deskripsi tersebut terdapat dalam kerangka kerja penelitian (Gambar 13).
Gambar 13. Kerangka Kerja Penelitian
Berdasarkan interaksi dinamis dan kinerja sistem rancangbangun manajemen rantai pasokan tersebut, dihasilkan suatu jawaban terhadap beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu : apakah teori manajemen rantai pasokan yang berasal dari industri manufaktur di negara maju dapat diterapkan dan dikembangkan pada agribisnis dan agroindustri di Indonesia yang karakteristiknya berbeda secara budaya dan kebijakan pemerintahnya?, Apakah penerapan teori manajemen rantai pasokan tersebut akan meningkatkan kinerja
para pelaku usaha agribisnis dan agroindustri yang terlibat dalam suatu rantai pasokan?, Siapakah yang mendapatkan manfaat yang paling banyak dari penerapan teori manajemen rantai pasokan?, Faktor-faktor apakah yang menentukan keberhasilan dan atau ketidakberhasilan penerapan teori manajemen rantai pasokan di negara berkembang seperti Indonesia?.
Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini ditentukan batasan sistem yang dikaji (system
boundary), yaitu sistem manajemen rantai pasokan pada industri teh hijau yang beroperasi di Jawa Barat. Sistem rantai pasokan industri teh hijau yang dikaji
merupakan pelaku yang dianggap telah melakukan best practices dalam
usahanya, yaitu sistem rantai pasokan yang terkait dengan PT. Kantor Bersama Perkebunan (KBP) Chakra (Gambar 14). Lingkup jenis produk teh yang dikaji adalah teh hijau. Hal tersebut ditentukan berdasarkan kompetensi bisnis dan produk utama yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut. Berdasarkan aspek kewilayahan, penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung, Kabupaten
Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilakukan
dari April 2006 sampai dengan Desember 2008.
Tata Laksana Penelitian
Pengumpulan Data, Informasi dan Pengetahuan
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian telah dikumpulkan data, informasi dan pengetahuan yang berasal dari sumber primer dan sekunder. Data, informasi dan pengetahuan primer dikumpulkan berdasarkan observasi, diskusi dan wawancara dengan responden yang merupakan para pelaku usaha sepanjang rantai pasokan industri teh hijau.
Responden penelitian ini dipilih berdasarkan hasil pemetaan rantai pasokan. Jaringan rantai pasokan yang terbentuk terdiri atas agroindustri teh
hijau yang menjadi “The Channel Master” yang memiliki pabrik pengolahan dan
kebun, kebun rakyat, agroindustri teh hijau yang menjadi sumber pengadaan
terbuka dan pasar. Menurut APICS (2008), ‘”The Channel Master” merupakan
salah satu perusahaan yang memiliki kekuatan dominan dalam mengelola suatu
rantai pasokan. Serupa dengan “The Channel Master”, Stock dan Lambert (2001)
PT. KBP Chakra Pembeli 1 Pembeli 2 Pembeli 3 Pembeli 4 Pembeli 5 Pembeli 7 Pembeli 8 Pembeli 9 Pembeli 10 Pembeli 12 Pembeli 11 Pembeli 13 Pembeli 14 Pembeli 15 Pembeli 16 Pembeli 17 Pembeli 6 Pembeli 18 Pembeli 19 Pembeli 20 Domestik Ekspor PT. Ratna Pura Bianka
Kebun Sendiri Agroindustri PT. Chakra Kebun Sendiri Agroindustri PT. HK Waringin Kebun Sendiri Agroindustri PT. Surya Andaka Mustika Kebun Sendiri Agroindustri Perkebunan Rakyat 1 Perkebunan Rakyat 2 Perkebunan Rakyat 3 Perkebunan Rakyat 4 Aliran Pucuk Teh
Aliran Teh Jadi Curah
The Channel Master
Pemasok Teh Curah 1
Pemasok Teh Curah 2
Kelompok Kualitas I Kelompok Kualitas II Kelompok Kualitas III
Berdasarkan jaringan rantai pasokan tersebut, dipilih responden penelitian secara purposif, yaitu para pengambil keputusan pada setiap pelaku yang terdiri atas direktur utama PT. KBP Chakra (Teguh Kustiono, Drs, MP) , manajer umum dan direktur keuangan PT. KBP Chakra (Sukiman, Ir.,MP), direktur produksi PT. KBP Chakra (Odi Rusmiadi, Ir), direktur pemasaran PT. KBP Chakra (Dedi Rokhaedi), manajer penelitian dan pengembangan PT. KBP Chakra (Nugroho, Ir), manajer kebun dan pabrik PT. KBP Chakra (Irvansyah, Ir, Ete Rochaendi, Ir, Wisnu Jatmiko, Ir) , pemilik dan pengelola kebun rakyat (Wildan Mustofa, Ir, MM, Kurnadi, Ir, Bapak Sugiri, Iman,) serta pemilik dan pengelola agroindustri teh hijau CV. Wijaya Tea (H. Wildan) dan Kelompok Usaha Buana Tani (Enceng)).
Jenis data yang ditampilkan dalam pemodelan rantai pasokan dengan
menggunakan pendekatan System Dynamics terdiri atas tiga jenis, yaitu data
numerik, data tertulis dan model mental (Towill, 1996). Data numerik yang digunakan adalah berbagai parameter keputusan yang terdapat dalam struktur fisik dan keputusan pada jaringan rantai pasokan yang diteliti, seperti luas kebun, produktivitas kebun, kapasitas terpasang dan terpakai mesin pabrik, faktor
konversi pucuk teh ke teh jadi (made tea), waktu produksi, prakiraan produksi,
persediaan, produk yang terkirim permintaan pasar dan yang lainnya. Data tertulis merupakan berbagai rujukan yang digunakan dalam pemodelan, seperti data sekunder, jurnal penelitian dan buku dengan tema yang relevan dengan penelitian. Model mental merupakan kaidah yang melandasi pembuatan keputusan oleh para pelaku yang terlibat dalam jaringan rantai pasokan industri teh hijau yang dikaji (Tasrif, 2004).
Data numerik dan model mental diperoleh dari hasil wawancara dengan responden yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Selain itu, dalam penelitian ini dilakukan observasi mendalam terhadap proses bisnis dan manajemen yang terjadi dalam sistem rantai pasokan industri teh yang dikaji.
Pengolahan Data
Data model mental, kepustakaan dan numerik yang dikumpulkan diolah menjadi suatu rancangan model dengan menggunakan metodologi dinamika sistem (Gambar 15). Dalam menyusun model dinamika sistem tersebut telah
digunakan perangkat lunak Vensim Professional Academic Version 5.7. dari
pembuatan diagram sebab akibat, pembuatan diagram alir atau diagram sub
model (level dan rate) dari sistem yang dikaji, tahapan pengembangan model
dari sistem, tahapan pengujian asumsi model, serta tahapan simulasi.
Gambar 15. Perancangan Model Dinamika Sistem (Tasrif, 2004)
Struktur fisik dan keputusan dalam model dinamika sistem dikembangkan dari hasil observasi dan wawancara berupa data model mental, data numerik,dan informasi tertulis . Selain itu, model dinamika sistem dikembangkan juga dari data konseptual yang berasal dari kepustakaan seperti jurnal hasil penelitian dan buku yang relevan.
Selanjutnya, model tersebut disimulasikan berdasarkan beberapa skenario yang membandingkan antara perilaku dunia nyata dan perilaku model. Pengembangan skenario tersebut didasarkan pada perubahan parameter dan atau perubahan struktur model berupa kebijakan baru. Berdasarkan simulasi tersebut dihasilkan suatu rekomendasi alternatif kebijakan yang menghasilkan perilaku peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan industri teh hijau.
48