Metode analisis yang digunakan yaitu estimasi ARDL. Dengan menerapkan
model ARDL, secara sekaligus akan mendapatkan dua manfaat dalam
memperkirakan likuiditas bank umum syariah dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. (Widarjono, 2020). Alasan lain dipilihnya metode analisis ARDL untuk
penelitian ini karena menurut Pesaran dalam (Muslim, 2016) hasil estimasi yang
akan didapatkan dengan pendekatan ARDL akan konsisten secara asimtotik normal
dengan koefisien jangka panjang yang, walaupun variabel-variabel penjelasnya
atau regresornya sudah bersifat I(0) ataupun I(1). Adanya uji kointegrasi dalam
penelitian ini menjadi alasan tambahan mengapa memilih menganalisis dengan
metode ARDL, karena penelitian ini menggunakan variabel makro yang secara
umum variabel makro pada data time series memiliki masalah stasioneritas.
Menganalisis dengan pengujian kointegrasi ini memiliki kelebihan bahwa jika
variabel-variabel pada model yang bersifat I(0) atau I(1), maka pada metode ARDL
ini tidak mempermasalahkan hal tersebut
3.3.1 Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskripsi menurut Ghozali dalam Masruroh 2018, menjadi metode
yang menjelaskan kesesuaian variabel dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.
Hasil analisis ini tertera menunjukkan hasil deskripsi statistik dari pengolahan data
menggunakan SPSS dan diperoleh mean, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai
minimum dari tiap variabel pada penelitian ini.Menurut Gujarati dalam
(Khalifaturofiโah et al, 2010) data syariah dikatakan baik jika nilai mean lebih besar dari nilai standar deviasi, karena besarnya nilai standar deviasi meningkatkan
kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan. Nilai mean pada tiap
variabel yang lebih kecil dari standart deviasinya, kemungkinan dalam data terdapat
outlier (data yang terlalu ekstrim). Keputusan sesuai tidaknya variabel dilihat dari
mean dan standar deviasi, bila semakin tinggi nilai mean dibandingkan standar
deviasi suatu variabel maka terjadi penyebaran data dalam variabel. Tetapi jika
semakin rendah nilai mean dibandingkan dengan standar deviasi maka terjadi
pengumpulan suatu variabel. (Masruroh, Meridhaeni 2018:47)
3.3.2 Uji Stasioneritas
Data time series tergolong stasioner jika lolos dalam beberapa kriteria,
dimana kriteria adalah rata-rata dan varian harus konstan setiap waktu serta
kovarian data tergantung kelambanan periode waktu. Singkatnya data stasioner jika
setiap kriteria pada tiap lag tetap konstan setiap waktu(Widarjono, 2018 :
309).Dalam deteksi stasioneritas uji akar unit pada analisis ini menggunakan Uji
DF (Dickey-Fuller), dalam uji ini dilakukan dengan prosedur perbandingan antara
nilai statistik DF dengan nilai kritis(distribusi statistik t). Berikut bentuk persamaan
sederhana dalam UJI DF
Uji tanpa konstanta dam trend waktu:
โ๐๐ญ = โ ๐๐ญโ๐+ ๐๐ญ (3.1)
Uji dengan konstanta, tanpa trend waktu:
โ๐๐ญ = ๐๐+ โ ๐๐ญโ๐+ ๐๐ญ (3.2)
โ๐๐ญ = ๐๐+ ๐๐๐ญ + โ ๐๐ญโ๐+ ๐๐ญ (3.3)
Persamaan (3.1) hingga (3.3) menjadi model yang hanya dilakukan bila data
timeseries mengikuti pola AR1. Model AR(1) menunjukkan besarnya nilai
pengamatan saat ๐ก(waktu) yang dipengaruhi nilai-nilai pengamatan selama 1
periode sebelumnya (Vulandari & Parwitasari, 2018). Setiap model dengan adanya
data runtut waktu yang terdeteksi unit root berarti data tersebut tidak stasioner, data
regresi yang tidak stasioner dapat menyebabkan spurious regression (regresi
lancung) yang artinya nilai koefisien determinasi tinggi pada hasil regresi tapi tidak
ada hubungan antar variabel.
Jika data time series terdapat pola AR yang tinggi hingga tidak memenuhi
asumsi yang mengatakan tidak ada autokorelasi, maka perlu ditambah kelambanan
variabel diferensi sisi kanan dengan Uji ADF (Augmented Dickey Fuller ), berikut
persamaan Uji ADF:
Uji tanpa konstanta dantrend waktu:
โ๐๐ = ๐ธ๐๐โ๐+ โ๐=๐๐ +๐๐ (3.4)
Uji dengan konstanta, tanpa trend waktu:
โ๐๐ = ๐ถ๐+ ๐ธ๐๐โ๐+ โ๐=๐ ๐ ๐ท๐โ๐๐โ๐+๐๐ (3.5)
Uji dengan konstanta dan trend waktu:
Prosedur menentukan data stasioner atau tidak yaitu dengan perbandingan
nilai statistik ADF yang diwakilkan nilai t statistik pada ๐ธ๐๐โ๐. Jika nilai ADF
>nilai kritis maka data dikatakan stasioner.
3.3.3 Estimasi ARDL
Model estimasi ARDL dapat dilakukan jika seluruh data variabel yang
digunakan stasioner pada tingkat level ataupun first difference, tetapi dalam uji ini
data tidak boleh stasioner pada tingkat second difference. Syarat selanjutnya dalam
model ARDL data antar variabel harus memiliki kointegrasi. Penerapkan model
ARDL secara sekaligus akan mendapatkan dua manfaat dalam memperkirakan
likuiditas bank umum syariah karena menghasilkan analisis pada jangka pendek
maupun jangka panjang. (Widarjono, 2020).Penelitian ini memanfaatkan ARDL
sebagai metode analisisnya, sehingga akan terlihat bagaimana pengaruh CAR,
ROA, NPF , BOPO, BI Rate, Inflasi, IPI dan SBIS terhadap FDR dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Didiapatkan model persamaan regresi sebagai berikut:
๐ ๐๐๐ญ= ๐๐+ ๐๐๐๐๐๐ญ+ ๐๐๐๐๐๐ญ+ ๐๐๐๐๐ ๐ญ+ ๐๐๐๐๐๐๐ญ+ ๐๐๐๐ ๐๐๐ญ๐๐ญ+
๐๐๐๐ง๐๐ฅ๐๐ฌ๐ข๐ญ+ ๐๐๐๐๐๐ญ+ ๐๐๐๐๐๐๐ญ+ ๐๐ญ (3.7)
Dari persamaan regresi diatas, disusun persamaan model ARDL sebagai berikut:
โ๐ ๐๐๐ญ= ๐๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐ ๐๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+
โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐ ๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐๐ญโ๐+
โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐ ๐๐๐ญ๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐ ๐ญโ๐+โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+
๐๐๐๐๐ ๐ญโ๐+ ๐๐๐๐๐๐๐ญโ๐+ ๐๐๐๐ ๐๐๐ญ๐๐ญโ๐+ ๐๐๐๐๐ ๐ญโ๐+ ๐๐๐๐๐๐ญโ๐+
๐๐๐๐๐๐๐ญโ๐+ ๐๐ญ
(3.8)
Keterangan:
โ = lag/kelambanan
โ๐๐ขโ โ๐๐ข= model hubungan jangka pendek
๐๐โ ๐๐= model hubungan jangka panjang
Berdasarkan persamaan di atas, dituliskan menjadi bentuk koreksi
kesalahan model ARDL dengan menggunakan model hubungan jangka pendek
yang ditambah ๐๐๐๐ญโ๐ yang menunjukkan variabel koreksi kesalahan periode
sebelumnya. Sehingga persamaannya menjadi:
โ๐ ๐๐๐ญ= ๐๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐ ๐๐๐ญโ๐+ โ๐ง๐ข=๐ ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+
โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐ ๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐ ๐๐๐ญ๐๐ญโ๐+
โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐ ๐ญโ๐+โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐ญโ๐+ โ๐ข=๐๐ง ๐๐๐ข โ๐๐๐๐๐ญโ๐+
๐๐๐๐๐ญโ๐+ ๐ฎ๐ญ (3.9)
3.3.4 Uji Autokorelasi
Kegunaan autokorelasi untuk menguji adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lainya yang berlainan waktu. (Widarjono,
2018:143). Metode autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode ini untuk mengatasi kelemahan jika menggunakan uji Durbin Watson .
Kriteria yang digunakan yaitu dengan AIC(Akaike Information Criteria).
Prosedur yang digunakan untuk uji LM dimulai dari mengestimasi
persamaan 3.1 dimana syarat memasukkan lebih dari satu variabel independen.
Selanjutnya, dilakukan regresi residual รช dengan ๐ฟ๐ sehingga didapatkan persamaan
di bawah ini:
รช๐ = ๐๐+ ๐๐๐๐+ ๐๐รช๐โ๐+ ๐๐รช๐โ๐+ โฆ+ ๐๐รช๐โ๐+ ๐๐ (3.10)
Dari persamaan tersebut,๐๐memiliki ciri yang telah memenuhi asumsi OLS dimana
๐(๐ฏ๐ญ)=0; ๐ฏ๐๐ซ(๐ฏ๐ญ) = ๐๐; dan ๐๐จ๐ฏ(๐ฏ๐ญ, ๐ฏ๐ญโ๐) = ๐. Sehingga formulasi hipotesis nol yang menyatakan bahwa jika suatu data terbebas masalah autokorelasi yaitu:
๐๐: ๐๐= ๐๐= โฏ = ๐๐ฉ= ๐ (3.11)
๐๐: ๐๐โ ๐๐โ โฏ โ ๐๐ฉ โ ๐ (3.12)
Didapatkan ๐๐pada persamaan (3.11)yang akan dilanjutkan untuk mencari nilai
hitung Chi Squares. Alasan menggunakan distribusi Chi Squares karena sampel
yang tergolong besar, sehingga didapatkan formula sebagai berikut:
๐ง๐๐~ ๐๐ฉ๐ (3.13)
Dikatakan bebas masalah autokorelasi pada suatu olah data dilihat dari nilai
probabilitas Chi Squares yang lebih besar dari ฮฑ yang ditentukan, kemudian jika
hasil nilai probabilitas Chi Squares yang didapatkan lebih kecil dari ฮฑ maka terdapat
pada pemilihan lag(kelambanan) yang digunakan, tepatnya pemilihan lag residual
dapat menggunakan kriteria AIC. Saat mengestimasi dengan kriteria AIC
berdasarkan persamaan (3.11)maka panjangnya lag dipilih yang terkecil. Jika
dihasilkan nilai probabilitas Chi Squares kurang dari ฮฑ berarti terdeteksi masalah
korelasi, maka pada model ARDL tersebut perlu dilakukan penyembuhan
autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan metode HAC
(Heteroscedasticity and Autocorrelation Consistent Covariance Matrix), dimana
metode tersebut dapat menemukan standar error yang konsisten dan memperbaiki
model terbaik untuk dilanjutkan pada estimasi model ARDL
selanjutnya.(Widarjono, 2018:143-145)
3.3.5 Uji Heteroskedastisitas
Kegunaan uji heterokedastisitas ini untuk mengetahui bahwa data terbebas
dari variabel gangguan dengan varian yang tidak konstan atau secara singkat bahwa
data terbebas dari masalah heterokedastisitas. Untuk model ARDL ini, uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan metode ARCH(Autoregressive Conditional
Heteroskedasticity) dimana variasi variabel gangguan selain berfungsi sebagai
variabel independen namun juga berdasar pada variabel kuadrat periode
sebelumnya. Formulasi hipotesis nol pada uji ini yaitu:
๐๐ = ๐๐= ๐๐= โฏ = ๐๐ฉ= ๐ (3.14)
Dikatakan data terbebas masalah heteroskedastisitas jika nilai probabilitas Chi
konstan sebesar nilai dari ๐ถ๐ kemudian jika hasil nilai probabilitas Chi Squares
yang didapatkan lebih kecil dari ฮฑ maka terdapat masalah heteroskedastisitas.
3.3.6 Kointegrasi Boundstest
Langkah selanjutnya dalam estimasi ARDL yaitu melihat adakah hubungan
jangka panjang antar variabel dalam model dengan uji kointegrasi Bound testing
approach.Berikut formulasi hipotesis dari uji kointegrasi:
๐๐ โถ ๐๐ = ๐๐= โฏ = ๐๐ฉ (3.15)
๐๐โถ ๐๐ โ ๐๐โ โฏ โ ๐๐ฉ (3.16)
Hipotesis nol berarti tidak terdapat kointegrasi jangka panjang antar
variabel dalam model dan hipotesis alternatif berarti terdapat kointegrasi jangka
panjang antar variabel dalam model. Untuk memutuskan pada sebuah model
terdapat kointegrasi jangka panjang, maka perlu melihat besarnya nilai F hitung
yang dibandingkan dengan F kritis yang ditunjukkan oleh nilai lower bound dan
upper bound. Bila nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritis maka terdapat
kointegrasi jangka panjang, jika F hitung lebih kecil dari F kritis maka tidak terdapat
kointegrasi jangka panjang dan jika besarnya nilai F hitung berada di antara lower
bound dan upper bound maka tidak dipiperoleh keputusan mengenai hal itu.