• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.2 Metode Analisis Data

3.2.1 Analisis Tabel Input-Output

Analisis Tabel Input-Ouput digunakan untuk mengukur suatu hubungan timbal balik antara sektor dalam sistem ekonomi secara sistematis (Daryanto dan Hafizrindia,2010:2). Untuk dapat melakukan penyusunan tabel input-ouput, maka harus dapat memenuhi tiga asumsi yang harus terpenuhi diantaranya adalah homogenitas, linearitas dan aditivitas. Maka tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kerangka Dasar Tabel Input-Ouput

Alokasi Output Total Penyediaan Sumber

Input Permintaan Antara

Permintaan Akhir

Impor Jumlah Ouput a.Input

Antara Sektor Produksi Kuadran II

Kuandran I

Sektor 1 X11 X1j X1m F1 M1 X1

Sektor 2 X21 X2j X2m F2 M2 X2

Sektor i Xi1 Xij Xim Fi Mi Xi

Sektor n Xn1 Xnj Xnm Fn Mn Xn Kuadran III Kuadran IV b. Input Primer V1 Vj Vm Jumlah Input X1 Xj Xm Sumber: Tarigan, 2005:105.

Dalam suatu tabel input-output terdiri empat kuadran yang dapat dilihat sebagai berikut:

Kuadran I terdiri dari transaksi antar sektor atau kegiatan arus barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk digunakan oleh sektor lain sebagai bahan baku atau sebagai bahan penolong. Dengan memilki artian bahwa barang dan jasa dibeli untuk kebutuhan proses produksi dan hasil akhirnya akan dijual kembali pada putaran selanjutnya. Dalam matrik kuadran I memilki sifat endogen yang artinya bahwa dalam produksi tidak mampu berubah karena pengaruh dari dalam namun perubahan bisa terjadi jika terdapat pengaruh dari luar saja.

Kuadran II terdiri atas permintaan akhir, barang dan jasa oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan investasi. Yang dikatakan sebagai permintaan akhir adalah barang dan jasa yang telah dibeli oleh masyarakat, pemerintah, digunakan investasi, dilakukan eksport dan tidak berada di dalam negeri atau wilayah maka dianggap telah habis.Dalam matrik kuadran II memilki sifat eksogen.

Kuadran III yaitu input primer, dimana terdapat semua daya dan dana yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang berada diluar kategori input antara. Hasil yang menunjukkan adanya penggunaan input primer atau nilai tambah, dari jumlah keseluruhannya akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam matrik kuadran III bersifat eksogen.

Sedangkan pada Kuadran IV memiliki sifat eksogen yang mana kuadran IV menunjukkan balas jasa yang telah diterima input primer dan didistribusikan pada permintaan akhir. Pada umumnya untuk kuadran IV tidak dibutuhkan dalam analisis IO karena pengumpulannya memerlukan survei yang sangat rumit dan biaya teknologi yang relative lebih mahal. (Tarigan, 2005:105-106).

Pada kuadran I memiliki sifat ganda jika dilihat secara baris. Total penyediaan produk pada sektor I menjadi input antara dengan berperan sebagai permintaan akhir sama dengan total produksi ditambah dengan import. Secara keseluruhan untuk kuadran I dapat dirumuskan dalam suatu persamaan sebagai berikut:

Sedangkan jika dilihat secara kolom akan terlihat input yang terdiri dari input primer dan input antara yang dibutuhkan sektor agar menghasilkan output. Dihasilkan dari total input antara di tambah dengan input primer kemudian sama dengan total input untuk sektor i. secara keseluruhan dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut:

ΣXij +Vj = Xj, untuk j dari 1 s.d. M

Untuk hasil dari Kuadran II adalah kuadran permintaan akhir terdiri dari variabel pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, modal dan perubahan stok modal serta ekspor. Sedangkan pada hasil dari Kuadran III merupakan kuadran input primer yang terdiri dari variabel upah/gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung (Daryanto dan Hafizrianda, 2010:6-10). Dalam proses penggunaan metode input-output dapat dilakukan beberapa tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

A. Agregasi Sektor

Agregasi sektor merupakan proses pengelompokan beberapa jenis ouput dan komoditi ke dalam sektor-sektor produksi. Hasil agregasi diperoleh berdasarkan penjumlahan dari masing-masing input dan output suatu sektor. Sektor-sektor tersebut dikelompokkan sesuai dengan sektor usaha yang diagregasi yang dilakukan secara bertahap (Daryanto dan Hafizrianda, 2010:101). Penelitian ini menggunakan 9 sektor ekonomi dari hasil agregasi Tabel Input Input Output Provinsi Jawa Timur.

B. Metode RAS

Metode RAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada tabel Input-Output yang diperoleh melalui survey, berdasarkan matrik koefisien teknologi pada tahun sebelumnya yang ditambah dengan beberapa informasi total penjualan output antar sektor, total pembelian input antar sektor dan total secara keseluruhan (Daryanto dan Hafizrianda, 2010:78).

C. Matriks Koefisien input

Matriks Koefisien Input merupakan suatu matriks yang digunakan untuk mengetahui seberapa besarnya input yang dibutuhkan, baik input yang berasal dari sektor lain maupun input yang berasal dari sektor itu sendiri (Daryanto dan Hafizziandra,2010:9). Maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

aij = ��� �� Dimana:

aij = Koefisien input sektor j dari sektor i Zij = Penggunaan input sektor j dari sektor i Xj = Output sektor j

D. Matrik Invers Leontief

Matriks leontif invers merupakan angka pengganda yang menentukan besaranya perubahan sektor secara keseluruhan. Jika terjadi perubahan pada jumlah produksi suatu sektor, maka angka pengganda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Daryanto dan Hafizziandra, 2010 :10)

X = (I−A)−1 Y Dimana:

X = Vektor kolom total output Y = Vektor kolom permintaan akhir

I = Matrik identitas yang berukuran n sektor A = Matrik teknologi atau matrik koefisien input E. Analisis Keterkaitan Langsung Ke belakang

Analisis keterkaitan langsung kebelakang (Dirrect Backward Linkage Effect) merupakan hasil yang menunjukkan efek dari suatu sektor terhadap tingkat

produksi sektor sebagai penyedia input bagi sektor tersebut secara langsung dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

�� =����� =� ��� �=1 �=1 Dimana:

BLcj = Keterkaitan langsung ke belakang dari sektor j aij = Koefisien input dari sektor j ke sektor i

F. Analisis Keterkaitan Langsung Ke Depan

Keterkaitan langsung ke depan (Dirrect Forward Linkage Effect) menunjukkan banyakknya output dari suatu sektor yang telah dipakai oleh sektor lain sehingga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Daryanto dan Hafizziandra, 2010 :13) �� =��� = � ��� �=1 �=1 Dimana:

�� = Keterkaitan langsung ke depan sektor ke-i ��� = Koefisien output dari sektor i ke sektor j

G. Analisis Keterkaitan Langsung Tidak LangsungKe Belakang

Analisis keterkaitan langsung tidak langsungke belakang dapat menggambarkan pengaruh secara tidak langsung yang terjadi atas kenaikan permintaan akhir dari satu sektor yang dapat meningkatkan output secara keseluruhan pada sektor perekonomian yang dirumuskan sebagi berikut:

��� =� ���

�=1

Dimana gij merupakan matrik Loentief dar komponen matrik B atau (I – A)-1 H. Analisis Keterkaitan Langsung Tidak LangsungKe Depan

Analisis keterkaitan langsung tidak langsung ke depan menunjukkan peranan dari suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir dari seluruh sektor perekonomian. Sehingga penghitungan dampak keterkaitan langsung tidak langsung ke depan dapat dihitung dengan rumus:

��� =� ���

�=1

Dimana gij adalah nilai keterkaitan tidak langsung ke depan yang merupakan penjumlahan kolom pada matrik invers leontief.

I. Analisis Dampak Pengganda

Analisis dampak pengganda merupakan analisis yang menentukan besarnya perubahan pada keseluruhan sektor apabila jumlah produksi suatu sektor mengalami perubahan. Analisis dampak pengganda memberikan manfaat bagi perencana pembangunan untuk menganalisis dan menetapkan target pembangunan daerah dan kebutuhan modal pembangunan sektoral (Daryanto dan Hafizrianda, 2010: 17-18). Terdapat tiga variabel yang menjadi perhatian utama dalam analisis angka pengganda yaitu output sektor-sektor produksi, pendapatan rumah tangga dan lapangan pekerjaan (Nazara, 1997:58).

1. Pengganda Output

Matriks pengganda output dari suatu Tabel Input Output merupakankerangka dasar untuk berbagai analisis ekonomi dan pengembangan model I-O lebih lanjut. Matriks pengganda output merupakan suatu invers matriks yang pada prinsipnya digunakan sebagai suatu fungsi yang menghubungkan permintaan akhir dengan tingkat produksi. Oleh karena itu, matriks pengganda output ini

dapat dipakai untuk menghitung pengaruh terhadap berbagai sektor dalam perekonomian yang disebabkan oleh perubahan permintaan akhir. Semakin besar angka pengganda output semakin penting peranan sektor tersebutdalam output perekonomian sehingga bias disebut sebagai sektor unggulan.Dalam bentuk persamaan, matriks pengganda output adalah :

∆X = (I−A)−1 ∆F Dimana:

X = Matriks output I = Matriks identitas A = Matriks koefisien total

F = Matriks permintaan akhir total 2. Pengganda Pendapatan

Komponen pendapatan merupakan salah satu unsur dari input primer(nilai tambah) melalui upah dan gaji. Karena adanya hubungan linier antara perubahan output maupun pendapatan terhadap perubahan nilai tambah, makajika permintaan akhir berubah maka besar kecilnya dampak langsung atau tidak langsung terhadap perubahan pendapatan sektor itu sendiri atau sektor lain tergantung pada pengganda pendapatan. Dampak permintaan akhir terhadap perubahan pendapatan :

∆M = v(I−A)−1∆F Dimana:

∆M = Perubahan pendapatan v = Koefisien pendapatan (I-A)-1 = pengganda output

3. Pengganda Lapangan Pekerjaan

Pengganda lain yang digunakan dalam analisis I-O adalah analisis pengganda kesempatan kerja. Pengganda ini digunakan untuk melihat penambahan

kesempatan kerja baru akibat peningkatan permintaan akhir disuatu sektor tertentu. Pengganda tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut:

L = îі (I−A)−1 Dimana:

L =Koefisien pengganda lapangan pekerjaan

Îі = Koefisien lapangan pekerjaan (rasio tenaga kerja terhadap total input setiap sektor)

3.2.2 AnalisisMultiplier Product Matrix

AnalisisMultiplier Product Matrix digunakan untik menganalisis terjadinya perubahan struktur antar sektor perekonomian di suatu Negara atau wilayah. Dengan adanya interaksi antara sektor j dengan sektor-sektor lainnya yang menyediakan output sebagai input produksi sektor j yang disebut backward linkage dan interaksi sektor j dengan sektor lainnya yang menggunakan sektor j sebagai inputnya yang disebut forward linkage. Interaksi tersebut merupakan gambaran keterkaitan antar sektor dalam perekonomian.pada prinsipnya nilai MPM (Multiplier Product Matrix) merupakan suatu penyajian peringkat sektor-sektor yang berdasarkan nilai forward linkage dan backward linkage dalam hasil keduanya dinormalisir dengan rata-rata elemen matriks kebalikan Leontif (Nazara, 2005:129). Multiplier Product Matrix dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.

MPM =1 v∥ bi . bj ∥ = 1 v� b. 1 b. 2. . b. n �(b. 1 b. n ⋯ ⋯b. n) Dimana:

V = Jumlah komponen dalam matriks Leontif Invers V = ∑�=1�=1���

bi = Jumlah semua kolom dalam baris i dari matriks leontif invers untuk mengukur besaran forward linkage

bj = Jumlah semua kolom dalam baris j dari matriks leontif invers untuk mengukur besaran backwar linkage

Rumus MPM dapat ditulis sebagai berikut: MPM =1

v∗FL∗BL Keterangan:

FL = forward linkage BL = backward linkage

Forwad linkage dapat dinormalisir dengan rata-rata elemen matriks kebalikan leontif. Sedangkan backward linkage dapat dinormalisir dengan menjumlahkan kolom matriks kebalikan leontif yang dibagi rata-rata elemen matriks kebalikan itu sendiri. Kolom dan matriks MPM diperingkatkan menurut backward linkage untuk kolom dan peringkat forward linkage untuk baris. Maka dapat diperoleh gambaran mengenai hirarki sektor-sektor produksi di suatu perekonomian yang berdasarkan keterkaitan ke depan dan ke belakang.

Dokumen terkait