• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode RGEC. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menentukan hasil penelitian yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan bank. Cakupan penilaian metode RGEC meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Risk Profile (Profil Risiko), GCG (Good Corporate Governance), Earnings (Rentabilitas) dan Capital (Permodalan).73

72 Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), 12.

73 Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

1. Rasio Risk Profile (Profil Risiko) a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pengkreditan, investasi, pembiayaan, dan lain-lain.74 Rumusnya adalah:

NPF= Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan x 100%

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan total pembiayaan adalah jumlah total pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank.75

Tabel 3.1

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Risiko Kredit

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Strong (sangat memadai) 0% < NPF < 2% 2 Statisfactory (memadai) 2% ≤ NPF < 5% 3 Fair (cukup memadai) 5% ≤ NPF < 8%

74 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 291.

75Ida Ayu Wiranthari Dwinanda dan Ni Luh Putu Wiagustini, “Analisis Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Berdasarkan Metode RGEC,” Jurnal

4 Marginal(kurang memadai) 8% < NPF ≤ 12% 5 Unsatisfactory (tidak memadai) NPF ≥12% Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.76 b. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas ini akibat ketidakmampuan dari bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.77 Rumusnya adalah:

FDR= Total PembiayaanDPK x 100%

Total pembiayaan adalah jumlah total pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank, sedangkan DPK adalah dana pihak ketiga yang berasal dari simpanan masyarakat.78

Tabel 3.2

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Risiko Likuiditas

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Strong 50% < FDR ≤ 75%

2 Statisfactory 75% <FDR ≤ 85%

3 Fair 85% <FDR ≤ 100%

4 Marginal 100% <FDR ≤ 120%

76Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

77Usman, Aspek Hukum, 291.

5 Unsatisfactory FDR > 120% Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.79 a. Rasio Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mempertinggi nilai saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lain. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS/2010 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Disitu disebutkan bahwa Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan syariah harus berlandaskan pada lima prinsip dasar.80

Yaitu prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional) dan kewajaran (fairness). Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG, bank diwajibkan secara berkala melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan GCG. Nilai komposit GCG membantu peneliti dalam melihat keadaan GCG masing masing bank.81

79Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

80 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS/2010, Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Untuk mendapatkan nilai komposit, bank menjumlahkan nilai dari seluruh faktor. Berdasarkan nilai komposit tersebut, bank menetapkan predikat komposit sebagai berikut:

Tabel 3.3

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat KompositGCG

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat baik Memiliki Nilai

Komposit< 1,5

2 Baik Memiliki Nilai

Komposit

1,5≤ NK <2,5

3 Cukup baik Memiliki Nilai

Komposit

2,5≤ NK <3,5

4 Kurang baik Memiliki Nilai

Komposit

3,5≤ NK <4,5

5 Tidak baik Memiliki Nilai

Komposit

4,5≤ NK <5 Sumber: SE BI No. 12/13/DPbS/2010.82

b. Rasio Earnings (Rentabilitas) 1) Return On Aset (ROA)

Return on Assets (ROA) yaitu perbandingan antara laba sebelum pajakterhadap rata-rata total aset (total aktiva) dan

82 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS/2010, Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba.83 Rumusnya adalah:

ROA=Rata-Rata Total AsetLaba Sebelum Pajak x 100%

Tabel 3.4

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Rentabilitas (ROA)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat

Memadai

Perolehan laba sangat tinggi (rasio ROA diatas 1,5%) 2 Memadai Perolehan laba tinggi (rasio

ROA berkisar antara 1,25% sampai dengan 1,5%)

3 Cukup

Memadai

Perolehan laba cukup tinggi (rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan 1,25%)

4 Kurang

Memadai

Perolehan laba rendah (ROA mengarah negatif, rassio berkisar 0% sampai dengan 0,5%)

5 Tidak

Memadai

Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif, rasio dibawah 0%)

Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.84

83 Jayanti Mandasari, “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Metode RGEC

Pada Bank BUMN Periode 2012-2013, “ Ilmu Administrasi Bisnis, 3 (2015), 368.

84Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

2) Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) yaitu perbadingan antara laba bersih terhadap total modal. Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset (capital) yang ada untuk mendapatkan laba. Rumusnya adalah:

ROE=Laba BersihEkuitas x 100%

Tabel 3.5

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Rentabilitas (ROE)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat

Memadai

Perolehan laba sangat tinggi (rasio diatas 20%)

2 Memadai Perolehan laba tinggi (rasio ROE berkisar antara 12,51% sampai dengan 20%)

3 Cukup

Memadai

Perolehan laba cukup tinggi (rasio ROE berkisar antara 5,01% sampai dengan 12,5%)

4 Kurang

Memadai

Perolehan laba rendah (ROE mengarah negatif, rasio berkisar 0% sampai dengan 5%)

5 Tidak

Memadai

Bank mengalami kerugian yang besar (ROE negatif, rasio dibawah 0%)

Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.85

3) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO adalah rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.86 Rumusnya adalah:

BOPO=Pendapatan OperasionalBeban Operasional x 100%

Tabel 3.6

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Rentabilitas (BOPO)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat

Memadai

Tingkat efisiensi sangat baik (rasio BOPO berkisar antara 83% sampai dengan 88%) 2 Memadai Tingkat efisiensi baik (rasio

BOPO berkisar antara 89% sampai dengan 93%)

3 Cukup

Memadai

Tingkat efisiensi cukup baik (rasio BOPO berkisar antara 94% sampai dengan 96%)

4 Kurang

Memadai

Tingkat efisiensi buruk (rasio BOPO berkisar antara 97% sampai dengan 100%) 5 Tidak Tingkat efisiensi sangat

85Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Memadai buruk (rasio diatas 100%) Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.87

c. Rasio Capital (Permodalan)

Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian, dan rasio yang digunakan adalah CAR (Capital Adequacy Ratio). Rumus CAR yang digunakan adalah:

CAR=ATMRModal x 100%

Aktiva tertimbang menurut risiko adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing-masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Dan modal terdiri atas modal inti dan modal pelengkap.88

Tabel 3.7

Matriks Kriteria Penetapan Penilaian Peringkat Komponen Permodalan

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat

Memadai

Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan

(KPMM ≥12%)

87Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

2 Memadai Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan

(9% ≤ KPMM ≤12%)

3 Cukup

Memadai

Rasio KPMM lebih tinggi secara marjinal dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% ≤ KPMM ˂ 9%) 4 Kurang Memadai Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku

(6%˂KPMM ˂8%)

5 Tidak

Memadai

Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung menjadi tidak solvable (KPMM ≤

6%) Sumber: Lampiran SE BI 13/24/DPNP/2011.89

Peringkat komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dalam metode ini berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor yaitu faktor profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan. Peringkat komposit dari bank akan dikategorikan sebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi

89Lampiran 6 SE BI No. 13/24/DPNP/2011, Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.90

90Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

BAB IV

Dokumen terkait