• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Metode Analisis Data

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk menggambarkan besar kecilnya tingkat variabel (independen dan dependen) dalam tahun penelitian.

3.4.2 Analisis Regresi Tiga Prediktor

Teknik analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis regresi linier berganda. Dengan persamaan regresi:

e X b X b X b a Y = + 1 12 2 + 3 3 + Keterangan: Y = Perubahan laba a = Konstanta 3 2 1,b ,b b = Koefisien regresi 1 X = CAR 2 X = LDR 3 X = ROA e = error

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan adalah baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen.

3.4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Uji t atau Uji Parsial

Pengujian Parsial dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat Y yaitu perubahan laba dengan asumsi variabel yang lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan SPSS.

Ho : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

Hi : Variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05

( )

α maka Ho diterima

2) Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05

( )

α maka Ho ditolak dan menerima Hi (Singgih Santoso, 2004:168).

2. Uji F atau uji simultan

Pengujian simultan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas yaitu CAR, LDR dan ROA yang digunakan mampu menjelaskan variabel terikat Y yaitu perubahan laba. Pengujian ini dilakukan menggunakan SPSS.

3 2

1,X ,danX X

Ho : Variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas Hi : Variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05

( )

α maka Ho diterima

2) Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05

( )

α maka Ho ditolak dan menerima Hi (Singgih Santoso, 2004:112).

3. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

2

R berada diantara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nilai

satu maka variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variabel terikat atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dalam menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variasi variabel terikat.

3.4.4 Uji Asumsi Klasik

Model regresi berganda harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dikatakan model tersebut sebagai model ideal atau menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias Estimator / BLUE) (Algifari, 2000:83). Untuk menguji apakah model yang digunakan diterima secara ekonometri dan apakah estimator yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah

memenuhi syarat BLUE, maka dilakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian yang menunjukkan data yang normal diperoleh apabila nilai signifikansi > 0,05 (Singgih Santoso, 2000:314).

2. Uji Multikolinieritas

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas diantara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model. Artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Apabila hal ini terjadi antara variabel bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Salah satu cara untuk mendeteksi kolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam regresi (Ghozali, 2004:57).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat sebaran titik pada grafik scatterplot. Dari grafik

scatterplot jika terlihat titik-titik menyebar secara acak baik diatas

maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2004:79). 4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan, menurut waktu (data time series) atau ruang (data cross section). Beberapa faktor yang menyebabkan adanya autokorelasi adalah tidak dimasukkannya variabel bebas yang lain, misalnya pada suatu model regresi yang seharusnya model tersebut terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, dalam pembuatan model dimasukkan dua variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Algifari, 2000:89). Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson(d) dengan dl dan du tertentu.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Tabel 4.1 Profile Perbankan Dilihat dari Tahun Berdiri Perusahaan

Tahun Berdiri Perusahaan Jumlah Bank

1913 – 1929 1 1930 – 1946 2 1947 – 1963 7 1964 – 1980 6 1981 –1997 5 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.1 tampak bahwa ada 3 perusahaan perbankan yang berdiri antara tahun 1913 sampai tahun 1946. Dan 11 perusahaan perbankan berdiri antara tahun 1964 sampai tahun 1997. Hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 7 perusahaan perbankan berdiri antara tahun 1947 sampai tahun 1963. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.2 Tabel 4.2 Profile Perbankan Dilihat dari Tahun Listing Perusahaan

Tahun Listing Perusahaan Jumlah Bank

1982 – 1986 1 1987 – 1991 4 1992 – 1996 4 1997 – 2001 9 2002 – 2006 3 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.2 tampak bahwa hanya ada 1 perusahaan perbankan yang listing antara tahun 1982 sampai tahun 1986. Ada 8 perusahaan perbankan yang listing antara tahun 1987 sampai tahun 1996. Sebanyak 9 perusahaan perbankan yang listing antara tahun 1997 sampai 2001. Dan 3 perusahaan

perbankan listing pada tahun 2002 sampai tahun 2006. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.3 Tabel 4.3 Profile Perbankan Dilihat dari Status Perusahaan

Status Perusahaan Jumlah Bank

PMDN 18

Joint Venture 1

Private Bank 1

BUMN 1

Sumber: Lampiran 1

Perusahaan perbankan yang go public yang listing di Bursa efek Jakarta terdapat 4 status perusahaan yaitu PMDN, Joint Venture, Private Bank, dan BUMN. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas ada 18 perusahaan perbankan yang status perusahaan PMDN. Dan 3 perusahaan perbankan yang status perusahaan Joint

Venture, Private Bank, dan BUMN. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada

lampiran 1.

4.1.4 Tabel 4.4 Profile Perbankan Dilihat dari Penawaran Saham

Penawaran Saham (Rp) Jumlah Bank 1.637.500 - 218.316.400 16 218.316.405 - 434.995.305 2 434.995.310 - 651.674.210 1 651.674.215 - 868.353.115 1 868.353.120 - 1.085.032.020 1 Rata-rata 170.454.547 Min 1.637.500 Max 1.085.032.000 Sumber: Lampiran 2

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata penawaran saham yang dialami oleh perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah Rp 170.454.547; dimana sebanyak 16 perusahaan perbankan yang memiliki penawaran saham antara Rp 1.637.500; sampai Rp 218.316.400. Dan 5

perusahaan perbankan mamiliki penawaran saham antara Rp 218.316.405 sampai Rp 1.085.032.020. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 2.

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Dokumen terkait