METODE PENELITIAN
3.5. Metode Analisis
terakhir tahun 2010-2012 yang dapat memberikan informasi perusahaan. Metode pengambilam sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan kriteria: listing BEI tahun 2010-2012, tidak melakukan merger atau akuisisi, tidak mengalami rugi, tidak delisting pada tahun 2010-2012, dan tidak listing setelah tahun 2010.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari media cetak maupun media elektronik yaitu berupa laporan keuangan 2010-2012. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data-data tersebut diperoeh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), www.idx.co.iddan Pojok BEI UNDIP.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai literatur dan juga data dari laporan tahunan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
3.5. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier. Tujuan dari penggunaan analisis regresi adalah mengukur kekuatan arah hubungan dari variabel terikat dan juga bebas (Ghozali, 2009). Sebelum melakukan analisis regresi, maka untuk menjamin akurasi data harus dilakukan
34
analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Secara rinci adaah sebagai berikut.
3.5.1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalahmean,maksimum, minimum, dan standar deviasi. 3.5.2. Pengujian Asumsi Klasik
Sehubungan dengan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini, maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis perlu dlakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui keayakan penggunaan model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga untuk memastikan didalam model regresi tidak terdapat multikoinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan terdistribusi normal (Ghozali, 2009). Pengujian yang akan dilakukan adalah: (1) normalitas data akan diuji dengan melakukan one sample Kolmogorov sminov, (2)heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser, (3) multikolinearitas dengan meihat nilaitolerance vaue dan variance inflation factor (VIF), dan (4) menguji autokorelasi dengan menggunakan uji durbin-watson (statistik-d)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan apakah dalam mode regresi variabel pengganggu atau residual memii distribusi normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap vaid (Ghozali, 2009). Untuk menguji normalitas data dalam
35
penelitian ini digunakan uji statistik kolmogorov sminov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data tidak berdistribusi normal. Apabila asymptoticsignificance lebih besar dari 5 persen, maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2009).
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniaritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untukmenunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance<0,1 ata sama dengan nila VIF>10 .
c. Uji Heteroskedastisitas.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah terjadi homoskesdatistitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Pengujian terhadap heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glesjer untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dari tingkat signifikansi. Jika tingkat signifikansi berada diatas 5% berarti tidak terjadi
36
heteroskedastisitas dan apabila dibawah 5% berarti terjadi gejala heteroskedastisitas.
d. Uji autokoreasi
Uji diakukan karena data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data time series, dalam data jenis ini sering muncul problem autokorelasi yang dapat saling “mengganggu” antar data (Ghozali, 2009). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah daam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perido t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2009).
3.5.3 Analisis Regresi Linear
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh pada hubungan antara variable independen dengan variabel dependen. Analisis regresi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji koefisian determinasi, uji signifikasi simutas (uji statistik F) dan uji signifikasin parameter individual (uji statistik t). Terdapat beberapa model analisis regresi linier yang digunakan untuk menguji hipotesis,yaitu :
H1: M/B= a0+a1VAIC+e (1)
H1a, H1b dan H1c: M/B=a0+a1VACA+a2VAHU+a3STVA+e (2)
H2: ROA=b0+b1VAIC+e (3)
H2a,H2b dan H2c: ROA=b0+ b1VACA+b2VAHU+b3STVA+e (4)
H2: ROE= a0+a1VAIC+e (5)
H2a,H2b dan H2c: ROE=a0+ a1VACA+a2VAHU+a3STVA+e (6)
37
H2a,H2b dan H2c: GR= c0+ c1VACA+c2VAHU+c3STVA+e (8)
3.5.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tiga uji pengujian yaitu ujikoefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik f) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
a. Koefisien determinasi.
Koefisien determinasi (R2) d digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Jika R2 kecil menunjukkan bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variable dependen. Semakin besar nilai mendekati satu maka variabel independenmemiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen. Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias pada jumlah variabel independen yang ada pada model. Setiap pertambahan variabel independen maka R2 akan meningkat apakah variabel independen tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakanadjusted R2 yang banyak dianjurkan peneliti.
b. Uji Statistik F
Uji Statistik F menunjukkan bahwa secara keseluruhan variable independen dalam model penelitian berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
38
c. Uji statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen secara parsial (terpisah). Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh pada variabel dependen.
b. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara individual berpengaruh pada variabel dependen.
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifkansi t masingmasing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunkanan SPSS.