• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Metode Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji statistik

umum yang berupa statistik deskriptif. Analisis deskriptif merupakan pengolahan

diinterprestasikan. Program SPSS digunakan dalam melakukan analisis deskriptif

untuk mengetahui distribusi data yang menjadi sampel penelitian.

3.5.2 Analisis Regresi

Analis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda. Analisis regresi beganda digunakan untuk mengetahui adanya

hubungan antara variabel dependen dan variabel independennya. Dimana

variabel-variabel bebas yaitu, penambahan PKP, SPT Masa PPN yang

dilaporkan, dan SSP PPN yang dilaporkan terhadap varibel terikat yaitu

penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Persamaan regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan

Y(PPN) = Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai/bulan

α = Jumlah Y bila X = 0 (harga konstan)

X1 (PKP) = penambahan Pengusaha Kena Pajak Terdaftar/bulan

X2 (SPT) = Surat PemberitahuanMasa PPN/bulan

X3 (SSP) = Jumlah Surat Setoran Pajak PPN/bulan

βl, β2, β3 = Koefisien regresi variabel X1, X2, X3

e = Variabel pengganggu

Sehingga: PPN = α + β1PKP + β2SPT + β3SSP + e

Menurut (Ghozali, 2006) untuk mengetahui apakah model regresi benar-

benar menunjukkan hubungan yang signifikan, representative, dan merupakan

model yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka

dilakukan adalah uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan

Autokorelasi.

1. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan memperhatikan

penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi berdistribusi normal.

b. Jika data menyebar jauh dintara garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

berdistribusi normal.

Pengujian model regresi yang berdistribusi normal dapat juga

dilakukan Kolmogorov-Swirnov (K-S), yaitu dengan cara menentukan

hipotesis pengujian. Jika probability value > 0,05 maka Ho diterima

(berdistribusi normal) dan jika probability value < 0,05 maka Ho ditolak

(tidak berdistribusi normal).

2. Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser,

yaitu:

Keterangan :

I e I = nilai absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model

X2 = variabel penjelas

Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual

maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah heterokedastisitas.

Selain itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

juga dengan menggunakan grafik scatterplot. Jika pola titik-titik pada

grafik tersebut membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang atau

melebur kemudian menyempit) maka terjadi heterokedastisitas.

3. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas (Ghozali, 2006). Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel

dengan mengkorelasikan antar variabel bebas dan apabila korelasinya

signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas.

4. Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada peride t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006).

Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokolerasi. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan

pada runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu /

kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan

dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan

keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa didasarkan pada tabel sebagai

Tabel 3.1: Tabel Pengujian Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 –du ≤ d ≤ 4 - dl du < d < 4 - du Sumber : Ghozali (2006)

Dari tabel pengujian autokotelasi dapat disimpulkan bahwa tidak

ada autokorelasi apabila nilai d adalah du < d < 4 – du dengan batas du 1,76 (Ghozali, 2006) atau 1,76 < d < 2,24.

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji statistik t

dilakukan dengan cara melihat nilai t hitung terhadap t tabel. Apabila t

hitung > nilai t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima (terdapat pengaruh

secara parsial) dan apabila nilai t hitung < nilai t tabel, maka Ho diterima

atau Ha ditolak (tidak terdapat pengaruh secara parsial).

Uji statistik t juga dapat dilakukan dengan melihat probability

value. Apabila probability value < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima

(terdapat pengaruh secara parsial) dan apabila probability value > 0,05,

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Uji statistik F dilakukan dengan cara melihat nilai F hitung terhadap F

tabel. Apabila F hitung > nilai F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima

(terdapat pengaruh secara simultan) dan apabila nilai F hitung < nilai F

tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak (tidak terdapat pengaruh secara

simultan).

Uji statistik F juga dapat dilakukan dengan melihat probability

value. Apabila probability value < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima

(terdapat pengaruh secara simultan) dan apabila probability value > 0,05,

maka Ho diterima atau Ha ditolak (tidak terdapat pengaruh secara

simultan).

3.5.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variasi variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel ondependen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar peggunaan koefisien determinasi adalah bias

Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.

Menurut Ghozali (2006) jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2

negatif, maka nilai Adjusten R2 dianggap bernilai nol. Secara sistematis

jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika R2= 0, maka

Dokumen terkait