• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan software SPSS 22. Pertama sekali, peneliti melakukan uji analisis data untuk data hasil kuesioner. Kemudian data diolah dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Dan terakhir merupakan uji hipotesis.

3.9.1 Uji Analisis Data 3.9.1.1 Uji Validitas

Suatu angket sebagai alat pengumpulan data yang dibuat sendiri oleh peneliti sangat perlu untuk melakukan uji coba sehingga dapat diketahui tingkat validitasnya.

“ Uji validititas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas susatu instrument akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan suatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Dengan demikian permasalahan validitas instrument (angket) akan menunjukkan pada mampu tidaknya instrument (angket) tersebut untuk mengukur objek yang diukur” (Sudarmanto, 2005 : 56).

Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel product moment dengan kriteria sebagai berikut :

− Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut valid.

− Jika r hitung negatif dan rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid.

− r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total corelation

3.9.1.2Uji Reliabilitas

“Reliabilitas instrument menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil (ajeg) sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability)” (Sudarmanto, 2005 : 81).

Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan teknik pengujian Cronbach’s Alpha. Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar: (a) <0,6 tidak reliabel, (b)0,6-0,7 acceptable,(c)0,7-0,8 baik, (d) >0,8 sangat baik. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS release 17.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik 3.9.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji dari asumsi klasik yang pertama kali dilakukan. Dengan uji normalitas, kita akan mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Apabila syarat terdistribusi normal tidak terpenuhi, maka peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sehingga harus menggantinya dengan statistik lainnya yang tidak memerlukan persyaratan distribusi normal.

Untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak, ada dua cara untuk membuktikannya, yaitu dengan uji statistik (Uji Kolmogorov Smirnov) dan analisis grafik.

a. Uji Statistik (Uji Kolmogorov Smirnov)

Uji statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai tiap variabel dalam penelitian atau nilai Asym.Sig.(2-Tailed) per variabel > 0,05 maka data penelitian terdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai tiap variabel dalam penelitian atau nilai Asym.Sig.(2-Tailed) per variabel < 0,05 maka data penelitian tidak terdistribusi normal.

b. Analisis Grafik

Analisis grafik dilakukan dengan melihat Grafik Normal Probability Plot (Normal P-P Plot). Suatu data penelitian yang normal dapat dilihat dari penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal grafik. Apabila didapati bahwa titik-titik pada grafik mengikuti garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa data penelitian terdistribusi normal. Sebaliknya, apabila didapati bahwa titik-titik pada grafik tidak mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdistibusi normal.

3.9.2.2Uji Multikolinearitas

“Uji asumsi tentang multikolinieritas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya” ( Sudarmanto, 2013:224). Model regresi yang baik di dalam penelitian seharusnya tidak memiliki korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksi apakah data penelitian memiliki korelasi atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). VIF merupakan harga koefisien statistik yang menjadi indikator terjadinya korelasi.. Apabila nilai VIF > 10 maka variabel di dalam penelitian memiliki gejala multikolinearitas, dan sebaliknya, apabila nilai VIF < 10 maka variabel di dalam penelitian tidak memiliki gejala multikolinearitas.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu di dalam penelitian mempunyai varian yang sama atau tidak. Apabila variabel pengganggu di dalam penelitian tidak memiliki varian yang sama atau konstan, maka dapat disimpulkan telah terjadi heteroskedastisitas di dalam penelitian. Penelitian yang bagus adalah tidak mengalami heteroskedastisitas melainkan harus homoskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas di dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode grafik. Di dalam metode grafik, dasar analisis untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Jika di dalam grafik titik-titik membentuk pola tertentu, teratur, bergelombang, melebar atau menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas di dalam penelitian.

b. Jika titik-titik menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka dapat disimpulkan heteroskedastisitas tidak terjadi di dalam penelitian.

3.9.3 Uji Hipotesis

Uji analisis regresi linier berganda merupakan pengujian hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas dalam penelitian ini. Model regresi yang dikembangan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan:

Y = Pertimbangan Tingkat Materialitas α0 = Konstanta β1,2,3 = Koefisien Variabel X1 = Etika Profesi X2 = Independensi X3 = Professional Judgement e = residual of error

3.9.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel bisa dijelaskan dengan variasi variabel yang lain. Nilai koefisien ini antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien mendekati angka nol, maka kemampuan variabel independen di dalam mempengaruhi variabel dependen di dalam penelitian amat terbatas (tidak berpengaruh). Kemudian, apabila nilai koefisien mendekati angka satu, maka kemampuan variabel independen memberikan hampir semua informasi mengenai variabel dependen, artinya variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen.

3.9.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan

a. Jika nilai signifikansi F > tingkat signifikansi 0,05 maka tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ho)

b. Jika nilai signifikansi F < tingkat signifikansi 0,05 maka ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ha)

Ketentuan lain dengan menggunakan nilai F hitung dan F tabel sebagai berikut:

a. Jika nilai F hitung ≤ nilai F tabel, maka tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen.

3.9.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial apakah setiap variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Tingkat signifikansi yang digunakan di dalam penelitian adalah 5%. Berikut ketentuannya: a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka secara parsial variabel independen tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka secara parsial variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ketentuan lain dengan membandingkan t hitung dengan t tabel sebagai berikut:

a. Jika nilai t hitung ≤ t tabel maka tidak ada pengaruh yan g signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel terikadependen.

Dokumen terkait