1. Formulasi Hubungan Warna Citra dengan Tingkat Warna Daun
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah menentukan tingkat warna daun dari citra yang diambil oleh kamera telepon seluler. Warna daun padi yang sama akan berubah-ubah di dalam citra jika citra diambil pada kondisi pencahayaan yang berbeda. Kejadian ini sangat mungkin terjadi di lapangan karena tingkat pencahayaan di lapangan sangat berbeda-beda dari waktu ke waktu. Masalah kedua yang juga mempengaruhi warna daun di dalam citra adalah warna latar belakang, yaitu warna telapak tangan. Kamera digital umumnya memiliki sifat automatic exposure, yaitu selalu menyesuaikan kecerahan warna objek (dengan mengubah diafragma dan shutter speed) berdasarkan tingkat kecerahan bidang yang dicitra.
Perlu diingat di sini bahwa penentuan tingkat warna daun tidak menggunakan patokan warna standar (bagan warna daun misalnya). Pengenalan hanya semata-mata berdasarkan warna citra. Untuk mendapatkan penentuan tingkat warna daun dipakai kombinasi warna daun (sebagai objek) dan warna telapak tangan (sebagai latar belakang). Masing-masing warna diuraikan ke dalam komponen warna merah (Red – R), hijau (Green-G), dan biru (Blue-B) dalam bentuk nilai minimum, rata-rata dan maksimum. Jadi hubungan yang dibentuk adalah :
T = f(RDaun, GDaun,BDaun, RTangan, GTangan, BTangan) di mana :
T : tingkat warna daun (2, 3, 4, 5)
RDaun, GDaun, BDaun : nilai rata-rata R,G,B citra daun (0-255) RTangan, GTangan, BTangan : nilai rata-rata R,G,B citra tangan (0-255)
Hubungan ini diimplementasikan dengan kNN classifier seperti ditunjukkan pada Gambar 21. Variabel warna citra
Tingkat warna daun
Gambar 21. Formulasi kNN hubungan komponen warna daun dan tingkat warna daun Keterangan :
Rd, Gd, Bd : nilai variabel red, green, blue daun Rt, Gt, Bt : nilai variabel red, green, blue tangan
Rd kNN Classifier Gd Bd 2 3 4 5 Rt Gt Bt
28
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Keberagaman Tingkat Warna Daun Padi
Dosis pemupukan dilakukan dengan memberikan dosis yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan keberagaman tingkat warna daun di setiap lahan perlakuan, di lahan Bogor, di lahan Karawang, maupun di lahan Cianjur. Tingkat warna daun padi yang dihasilkan dengan perlakuan taraf pemupukan yang beragam, ada 5 tingkat warna daun, yaitu tingkat 2, tingkat 2.5, tingkat 3, tingkat 3.5, dan tingkat 4. Warna setiap tingkat mengacu terhadap warna pada bagan warna daun standar 4 tingkat yang dikeluarkan oleh IRRI. Tampak bahwa secara umum perlakuan taraf pemupukan berpengaruh pada tingkat warna daun padi. Perlakuan dosis pemupukan yang beragam sudah berhasil menghasilkan berbagai tingkat warna daun untuk keperluan analisis pengolahan citra.
Petakan perlukan diberikan dosis yang beragam mengahasilkan beragam tingkat kehijauan daun padi. Warna daun padi dalam petakan menghasilkan tingkat warna daun yang berbeda dari warna kekuningan sampai hijau tua. Secara umum, pemberian dosis pupuk N dosis tinggi cenderung menghasilkan warna daun hijau tua, sedangkan untuk perlakuan pemberian pupuk N yang sedikit menghasilkan warna yang hijau kekuningan.
Tingkat warna daun 2, 3, 4, ditemukan dilapangan, namun untuk tingkat warna daun 5 belum ditemukan dilapangan, hal ini disebabkan oleh pemupukan yang kurang intensif di lahan perlakuan. Menghasilkan tingkat warna daun 5 harus dibangkitkan dengan pemupukan yang intensif. Tingkat warna daun 4.5 ditemukan setelah penambahan pupuk organik ke dalam beberapa petakan perlakuan. Dosis pupuk penggunaan urea 150 kg/ha dan phonska 300kg/ha menghasilkan tingkat warna daun 3 sampai 4, sebaliknya dosis pupuk urea 50 kg/ha dan phonska 150 kg/ha menghasilkan tingkat warna daun 2 dan 2.5. Manfaat nitrogen bagi pertumbuhan tanaman padi membuat tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl). Hasil tingkat warna daun hijau tua disebabakan oleh pemberian N yang banyak. Kekurangan unsur hara nitrogen mengakibatkan daun tanaman pucat kekuning-kuningan.
Pengukuran tingkat keberagaman daun padi di lakukan di setiap petakan percobaan, di lahan Leuweungkolot, Cianjur dan Karawang. Pengkuran tingkat warna daun dilakukan dengan pengambilan sampel dari setiap petakan perlakuan dengan bagan warna daun standar. Pengukuran saat intensitas tinggi menghasilka akurasi ketepatan daun padi dengan bagan warna daun yang rendah. Pengukuran juga dilakukan pada saat pagi hari terbukti menghasilkan akurasi yang baik, dari pengukuran manual bagan warna daun yang dilakukan disimpulkan pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan membelakangi sinar matahari. Pengambilan warna patokan daun padi dicoba menggunakan kamera telepon seluler. Pengambilan data dilakukan pada siang hari dan hasil yang diperoleh memiliki akurasi yang rendah. Hal ini diyakini karena pengaruh intensitas cahaya. Hasil pengolahan analisis citra menyimpulkan bahwa intensitas terbaik untuk menghasilkan akurasi yang tinggi dengan rentang intensitas cahaya 800-5000 lux. Intensitas rendah cenderung berada pada saat pagi hari atau sore hari.
Hasil pemetaan keragaman tingkat warna daun menunjukkan bahwa tidak ditemuinya tingkat warna daun 5 pada lahan peerlakuan, sehingga untuk analisis tingkat warna daun 5 tidak dilakukan. Daun dengan tingkat warna daun 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4 digunakan untuk keperluan analisi pemotretan citra. Faktor yang mempengaruhi tingkat kehijauan daun padi adalah ketersediaan unsur hara makro dan mikro terutama unsur hara makro (N, P, K), kesuburan tanah, dan ketersediaan air di lahan budidaya.
29
1. Lahan Leuweungkolot-Bogor
Pemupukan pertama pada saat 7 HST, pemupukan kedua 21 HST dan pemupukan ketiga 40 HST. Pengamatan dilakukan pada saat pemupukan kedua dan ketiga. Hasil tingkat keberagaman warna daun dengan penilaian manual menggunakan bagan warna daun dapat dilihat pada Gambar 22.
*Nilai di dalam kotak adalah tingkat warna rata-rata di petakan tersebut
Gambar 22. Pemetaan keragaman warna daun padi dengan penilaian manual untuk lahan Bogor
Taraf perlakuan pupuk di lahan Leuweungkolot-Bogor dilakukan 8 taraf pemupukan. Nilai di dalam kotak gambar di atas merupakan nilai rata-rata tingkat warna daun dalam setiap petakan. Membangkitkan tingkat keberagaman warna daun disimpulkan berhasil. Tingkat warna daun 2 diperoleh dari perlakuan nol (tidak dipupuk sama sekali). Jumlah petakan perlakuan sebanyak 36 petakan, dari petakan perlakuan tersebut, pemberian perlakuan dosis pemupukan dilakukan secara acak untuk semua petakan perlakuan. Petakan perlakuan belum berhasil membangkitkan tingkat warna daun 4. Batas petakan perlakuan tidak diberi pembatas bedengan, hanya dengan membuat batas petakan menggunakan tali rafia. Tingkat warna daun 3 mendominasi dalam setiap petakan, sedangkan tingakat warna daun 2.5 hanya 5 petakan dan tingkat warna daun 3.5 hanya 6 petakan.
2 3 3 2 3 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.5 3.5 3 3.5 3.5 2.5 2.5 2.5 3 2.5 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30
2. Lahan Karawang
Pemupukan pertama pada saat 13 HST, pemupukan kedua 27 HST dan pemupukan ketiga 38 HST. Pengamatan dilakukan pada saat pemupukan kedua dan ketiga. Taraf perlakuan pupuk di lahan Karawang dilakukan 9 taraf pemupukan. Nilai di dalam kotak gambar diatas merupakan nilai rata- rata tingkat warna daun dalam setiap petakan. Tingkat warna daun 2 diperoleh dari perlakuan nol (tidak dipupuk sama sekali) sebanyak 4 petakan perlakuan. Tingkat warna daun 2.5 diperoleh dari dosis perlakuan 1 sebanyak 9 petakan. Hasil dari setiap petakan terlihat dominan tingkat warna daun 3. Tingkat warna daun 3.5 diperoleh 5 petakan dari perlakuan 6 dan perlakuan 7. Tingkat warna daun 4 ditemukan dengan 4 jumlah petakan. Tingkat warna daun 4 ini diperoleh dari perlakuan 9 dimana pemeberian urea yang paling banyak dan ditambah dengan pupuk kandang. Tujuan memberi dosis pemupukan yang beragam untuk membangkitkan tingkat keberagaman warna daun di lahan Karawang dapat disimpulkan berhasil. Hasil tingkat keberagaman warna daun dengan penilaian manual menggunakan bagan warna daun dapat dilihat pada Gambar 23.
*Nilai di dalam kotak adalah tingkat warna daun rata-rata di petakan tersebut
Gambar 23. Pemetaan keragaman warna daun padi dengan penilaian manual untuk lahan Karawang
3. Lahan Cianjur
Pemupukan dilakukan 3 kali, pemupukan pertama pada saat 7 HST, pemupukan kedua 21 HST dan pemupukan ketiga 40 HST. Pengamatan dilakukan pada saat pemupukan kedua dan ketiga. Taraf perlakuan pupuk di lahan Cianjur dilakukan 8 taraf pemupukan. Nilai di dalam kotak gambar diatas merupakan nilai rata-rata tingkat warna daun dalam setiap petakan. Tidak ditemukan tingkat warna daun 2, 3.5 dan 4. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada pembatas galengan di setiap petakan perlakuan yang mengakibatkan pupuk yang telah terlarut terbawa aliran air sehingga menyebar ke petakan perlakuan lainnya. Tingkat warna daun 2.5 diperoleh dari dosis perlakuan 1 sebanyak 1 petakan. Tingkat warna daun 2, 3.5 dan 4 diperoleh dari luar perlakuan dosis pemupukan, sehingga untuk pengambilan citra tingkat warna daun 2, 3.5, dan 4 diambil dari luar petakan perlakuan. Hasil tingkat keberagaman warna daun dengan penilaian manual menggunakan bagan warna daun dapat dilihat pada Gambar 24.
31
*Nilai di dalam kotak adalah tingkat warna daun rata-rata di petakan tersebut
Gambar 24. Pemetaan keragaman warna daun padi dengan manual untuk lahan Cianjur