• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar menggunakan metode

Discovery dapat melibatkan bimbingan guru secara penuh maupun tidak.

Menurut Sapriati ada dua macam atau jenis pembelajaran penemuan, yaitu pembelajaran penemuan murni (Free Discovery) dan pembelajaran penemuan terarah atau penemuan terbimbing (Guided Discovery). Pembelajaran penemuan murni (Free Discovery) merupakan pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.

Sedangkan pembelajaran penemuan terarah/terbimbing (Guided

Discovery) merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai

fasilitator dalam proses pembelajarannya17. Demikian juga menurut Suwangsih dan Tiurlina metode penemuan atau pengajaran penemuan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) penemuan murni, pada pembelajaran dengan penemuan murni pembelajaran terpusat pada siswa dan tidak terpusat pada guru, kegiatan penemuan ini hampir tidak mendapatkan bimbingan guru; dan (2) penemuan terbimbing, pada pengajaran dengan penemuan terbimbing guru mengarahkan tentang Mareri pembelajaran berupa; petunjuk Pertanyaan atau dialog, sehingga diharapkan siswa dapat menyimpulkan (Menggeneralisasikan) sesuai dengan rancangan guru. Berdasar kan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

____________

terdapat dua jenis metode Discovery yaitu: metode penemuan murni (Free

Discovery) dan metode penemuan terbimbing (Guided Discovery).18 Akan tetepi dalam penilitian ini penulis hanya membahas mengenai metode Discovery

Learning Terbimbing (Guided Discovery)

1. Discovery Learning Terbimbing

Pada jenis metode Discovery ini, guru hanya membimbing siswa kearah yang tepat atau benar, sedangkan siswa melakukan Discovery (penemuan). Dalam gaya pengajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa.19

Metode Pembelajaran Discovery Learning Terbimbing merupakan suatu pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, dan sebagainya.

2. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:

1. Mengeksporasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan mengeralisasi pengetahuan.

____________

18 Suwangsih dan Tiurlina,model pembelajaran metemateka,(Bandung : upI proses,2006) pdf

19 Prof. Dr. Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) Hlm 187-188

2. Berpusat pada siswa.

3. Kegiatan untuk menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.20

Dalam mengaplikasi metode Discovery Learning Terbimbing ini guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagai mana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar mengajar Teacher Oriented menjadi Student

Oriented. Dalam metode Discovery Learning Terbimbing, guru seharusnya

memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang Problem Solver seorang scientis, historis, atau ahli matemateka. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkatogorikan, menganalisis, mengintegrasikan, meorganisasika bahan serta membuat kesimpulan.21

Pembelajaran dengan mengunakan metode Discovery Learning

Terbimbing menekankan pada proses pembelajaran bukan pada hasil yang dicapai siswa. Beberapa kerakteristik dari metode Discovery Learning

Terbimbing,diantaranya yaitu:

1. Masalah direncanakan oleh guru dan biasanya dilengkapi dengan data.

____________

20 Sofan Amri, Pengembangan dan Model pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013, (Jakarta : Prestasi pustakaraya,2013) Hlm 139-140

21 Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Metode pembelajaran penemuan (discovery learning), (Jakarta,2013), Hlm 3-4

2. Proses penemuannya didesain oleh guru. Siswa melalui proses berfikirnya dapat menemukan apa yang dimaksud oleh guru 3. Hasil dari metode Discovery merupakan difinisi-difinisi atau

generalisasi-generalisasi

Beberapa bentuk kegiatan belajar Discovery Learning Terbimbingadalah bertanya jawab, berdiskusi, melakukan pengamatan, mengadakan percobaan, bersimulasi, mengadakan permainan, mengerjakan tugas-tugas mengadakan penelitian sederhana, memecahkan masalah, dan sebagainya. Jadi, pada kegiatan balajar Discovery Learning Terbimbing siswa dituntut untuk lebih banyak beraktifitas agar dapat mengalami proses pengamatan yang dapat memicu siswa mendapatkan hasil jawaban atas apa yang dikemukakan oleh guru.

Metode Discovery Learning Terbimbingtugas guru dalam kelas sangat kecil. Kerja keras guru saat berada diluar kelas. Sebelum pelajaran dimulai guru lebih fokus untuk membengun kondisi kelas yang menunjang kegiatan menemukan agar kegiatan belajar berhasil dicapai, kondisi dalam kelas harus dapat memberikan kenyamanan siswa dalam mencari jawaban.Seorang guru lebih banyak mendampingi siswa dalam kegiatan yang dilakukan. Untuk dapat melaksanakan metode Discovery Learning Terbimbing, diperlukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut

1. Identifikasi kebutuhan siswa

2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan.

3. Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas

4. Membantu memperjelas tugas/problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa

5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan

7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan 8. Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa

9. Memeimpin analisis dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah

10. Meransang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa

11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya22

Namun disamping langkah-langkah pembelajaran diatas masih ada lagi langkah-langkahoperasional metode Discovery Learning terbimbing yaitu:

a. Langkah persiapan

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa 3. Memilih materi pelajaran

4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap anaktif, ikonik sampai ke simbolik 7. Melakukan penelitian proses dan hasil belajar siswa

b. Pelaksanaan

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada suatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyeliki sendiri. Disamping itu guru

____________

22 Fatmawati ,” Perbadan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Inquiry danDiscovery di kelas IV SD kota padang, Jurnal Ilmu Pengetahuan, Hlm 129-130

dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktifitas belajar lainya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyidiakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengekslorasi bahan.

2. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masala)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jabawan sementara atas pertanyaan masalah)

3. Data Collection (pengumpulan data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (Collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4. Data Processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan yang alternatif, dihubungkan dengan data processing. Menurut Bruner

Verification adalah bertujaun agar proses belajar agar berjalan dengan baik dan

kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori aturan dan pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya

6. Generalization (Menarik kesimpulan)

Tahap kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kajian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.23

Dokumen terkait