• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II READING MORNING MENGGUNAKAN METODE

2. Metode Drop Everything And Read (DEAR)

Program membaca menggunakan metode DEAR didasarkan atas keyakinan tentang instruksi membaca sebagai suatu hal yang menyenangkan tidak hanya tuntutan dalam belajar akademis, namun dengan membaca seseorang dapat memperoleh hiburan dan menjadikan membaca sebagai sebuah kegemaran.25

a. Pengertian DEAR

Program Drop Everything And Read (DEAR) atau “tinggalkan semua aktivitas dan bacalah!” adalah sebuah upaya penggalakan kebiasaan membaca pada anak melalui program rutin membaca senyap bersama-sama secara serentak selama beberapa menit.26

Menurut Rubin dalam bukunya Farida Rahim bahwa, Program membaca Drop Everything And

Read (DEAR) atau dikenal juga dengan istilah

program membaca Sustained Silent Reading (SSR) bisa dilakukan agar siswa memperoleh kesenangan membaca. Program DEAR atau SSR mengharuskan guru mengikuti aturan-aturan tertentu seperti berikut: setiap siswa harus membaca, guru juga harus membaca ketika siswa membaca, siswa membaca untuk periode waktu tertentu, dan siswa memilih bahan bacaan yang mereka sukai.27

25

Dhian Anggraeni, Peran Metode DEAR dalam Meningkatkan Minat

Baca Pengunjung (Suatu Pendekatan Perencanaan) di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten Wonogiri, Skripsi (Surakarta:Universitas Sebelas Maret, 2011), hlm. 18-19.

26 Abidin, dkk., Pembelajaran Literasi..., hlm. 302.

27

Metode DEAR dimaksudkan agar siswa merasa bersemangat karena mereka melihat semua orang mendukung mereka dengan melakukan satu hal yang sama, yaitu membaca.

b. Pemilihan Metode DEAR

Kemampuan membaca memiliki peran yang sangat menentukan dalam kehidupan manusia, dengan membaca kita bisa membuka jendela pengetahuan dan dunia, dan akan menjadi bekal bagi keberhasilan setiap individu baik itu di sekolah dan dalam bermasyarakat. Namun demikian, upaya pembentukan kebiasaan ini tidaklah mudah bagi anak, terlebih jika harus dilakukan dengan kesadaran pribadi tanpa ada aturan yang mengikat diri anak untuk wajib membaca secara rutin. Melalui DEAR, peserta didik diharapkan memiliki rasa gemar atau cinta membaca sehingga tercipta budaya membaca pada diri peserta didik, baik di lingkungan sekolah maupun rumah.28

c. Tujuan DEAR

DEAR dilaksanakan dengan tujuan memastikan bahwa setiap siswa meluangkan beberapa menit dalam setiap harinya untuk membaca. Dengan demikian siswa diharapkan untuk menumbuhkan minat membaca.29

28

Abidin, dkk., Pembelajaran Literasi..., hlm. 303.

29

Tujuan adanya kurikulum wajib baca menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam modul “Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah” adalah sebagai berikut:30

1) Membentuk budi pekerti luhur 2) Mengembangkan rasa cinta membaca

3) Merangsang tumbuhnya kegiatan membaca di luar sekolah

4) Menambah pengetahuan dan pengalaman 5) Meningkatkan intelektual

6) Meningkatkan kreativitas

7) Meningkatkan kemampuan literasi tinggi.

Dari tujuan kurikulum wajib membaca di atas, agar membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi peserta didik dengan didukungan tujuan kurikulum wajib membaca di atas. d. Pelaksanaan DEAR

DEAR diterapkan untuk satu sekolah secara menyeluruh. Pesertanya tidak terbatas pada peserta didik, namun juga seluruh elemen lain dalam sekolah, baik guru, kepala sekolah, pegawai, bahkan petugas kebersihan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik merasa bersemangat karena mereka melihat semua orang mendukung mereka dengan melakukan satu hal yang sama, yaitu membaca.31

30

KEMDIKBUD, Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi

Sekolah Untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: KEMDIKBUD, 2016), hlm. 18.

31

Jam wajib membaca perlu ditentukan jadwalnya. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan komitmen bersama agar semua warga sekolah melakukan aktivitas membaca. Dengan demikian, pada waktu yang telah ditentukan sangat terasa bahwa semua warga sekolah berada pada suasana yang sama yakni aktivitas membaca.

Progam DEAR menurut Yunus Abidin, dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:32

1) Ketika tanda waktu DEAR tiba dibunyikan, tiap siswa, guru, dan seluruh elemen dalam sekolah serentak menghentikan segala aktivitas dan langsung menuju pusat baca yang ada di sekolah. Masing-masing dari mereka memilih buku yang diminati, kemudian segera menuju tempat DEAR yang telah ditetapkan dan mengambil posisi duduk santai yang dikehendaki. Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan ini perlu dibatasi sesuai kondisi kelas/sekolah.

2) Setelah semua dalam posisi siap membaca, tanda waktu membaca mulai dibunyikan. Semua serentak membaca dengan teknik membaca senyap. Waktu yang dibutuhkan untuk membaca sekitar 10 menit. Jika terlalu lama, dikhawatirkan peserta didik akan merasa bosan.

3) Setelah waktu membaca habis, tanda waktu membaca selesai dibunyikan. Semua serentak menutup bacaannya, lalu masing-masing dari mereka menuliskan daftar bacaannya dalam

reading log.

4) Setelah itu, masing-masing dari mereka kembali ke kelas.

32

DEAR menjadi metode jam wajib membaca dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan oleh Yunus Abidin di atas menjadi kegiatan yang dilakukan secara reguler oleh sekolah yang telah menerapkan progam literasi. e. Tempat Pelaksanaan DEAR

Salah satu tempat untuk membudayakan membaca sebagai kebiasaan adalah sekolah. Sebagai wahana untuk menuntut ilmu, tentu salah satu sumber yang dirujuk adalah bahan bacaan.33DEAR bisa dilakukan di mana pun, baik di ruang tertutup (di dalam ruang kelas, perpustakaan, mushola, masjid, atau aula) maupun di ruang terbuka (lorong kelas, teras kelas, taman, halaman sekolah, atau di ruang-ruang terbuka lainnya). Jika memang memungkinkan, DEAR dilakukan di satu tempat yang bisa menampung seluruh peserta. Dengan berkumpul bersama dan saling bertatap muka melihat semua yang berada di sekitarnya membaca, peserta didik pun akan merasa bersemangat untuk membaca.34

33

KEMDIKBUD, Merayakan Literasi Menata Masa Depan Kumpulan

Praktik Baik Literasi di Sekolah, ( Jakarta: KEMDIKBUD, 2017),hlm. 35. 34

f. Bahan Bacaan DEAR

Berdasarkan Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 yang dimaksud dengan buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pelajaran. Buku pengayaan ini di masyarakat sering disebut sebagai buku bacaan atau buku kepustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan para siswa yang termasuk ke dalam kategori buku ini menurut permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 yaitu” buku fiksi dan non fiksi”.35

Buku yang dibaca siswa dalam DEAR bukanlah buku ajar, melainkan bacaan bebas sesuai minat masing-masing siswa baik yang bertemakan fiksi maupun non fiksi.36 Bacaan fiksi bisa berupa cerpen/novel anak dengan tema tentang kehidupan anak, dongeng anak dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya, fabel, dan lain-lain sebagainya. Adapun yang bertemakan non-fiksi adalah buku-buku pengetahuan tentang makhluk hidup, tokoh, sejarah, agama, teknologi, dan lainnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh anak.37

35

Yaya Suhendar, Panduan Petugas Perpustakaan Cara Mengelola

Perpustakaan Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 59. 36

Abidin, dkk., Pembelajaran Literasi..., hlm 303.

37

g. Sikap Siswa dalam Pelaksanaan DEAR

Kegiatan dalam DEAR siswa bebas memilih buku yang akan dibaca, sehingga siswa bisa membaca buku yang disukai, dengan waktu yang sudah ditentukan dan menciptakan suasana membaca yang nyaman. Untuk menambah antusiasme para siswa terhadap membaca sesekali peserta didik diminta untuk mengungkapkan hasil bacaan dalam bentuk gambar ilustrasi.38

h. Peran Guru dalam DEAR

Tidak hanya peserta didik saja yang melakukan kegiatan membaca, guru pun juga melakukan kegiatan membaca dengan memilih buka yang disukai dan memulai membaca bersama-sama dengan peserta didik. guru menjadi model membaca bagi siswa sehingga tanpa diperintah, siswa langsung ikut membaca.39

Guru tidak hanya sebagai motivator, namun guru juga sebagai tempat berbagi informasi bagi siswa. Guru juga menjadi tempat rujukan untuk bertanya hal-hal yang belum di pahami oleh peserta didik. Oleh sebab itu, kegiatan peserta didik dalam berliterasi semestinya tidak lepas dari kontribusi guru, dan guru sebaiknya berupaya menjadi fasilitator yang berkualitas. Guru dan pemangku

38

KEMDIKBUD,Materi Pendukung Literasi..., hlm. 14.

39

kebijakan sekolah merupakan figur teladan literasi sekolah.40

i. Penugasan dalam DEAR

Jam program membaca diisi dengan kegiatan membaca buku. Setelah membaca siswa difasilitasi untuk menceritakan kembali pada teman atau kelompoknya.41 Tidak hanya menulis judul buku di reading log dan menceritakan kembali hasil bacaan, tetapi juga bisa membuat rangkuman dari isi buku.42

Apapun metode membaca yang dipakai, inti dari kegiatan membaca adalah membangun suasana nyaman dan menyenangkan ketika berinteraksi dengan buku.

Dokumen terkait