• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Exploratory Discovery

Dalam dokumen IDA ARIYANI K (Halaman 36-40)

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka 1. Pesawat Sederhana

4. Metode Exploratory Discovery

a. Pengertian Metode Exploratory Discovery

Proses pembelajaran akan melibatkan berbagai komponen yang sangat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, di antaranya metode pembelajaran. Metode merupakan cara yang dipergunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan pembelajaran Dalam pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dan penerapannya secara bervariasi sesuai tujuan pembelajaran, karakteristik murid, kemampuan guru, fasilitas pembelajaran, dan situasi proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Metode mengajar merupakan cara atau strategi yang ditempuh guru dalam mengajarkan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat menentukan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah metode exploratory discovery atau penjelajahan dan penemuan dalam pembelajaran IPA.

Exploratory berasal dari kata eksplorer,berarti penjelajahan. Dalam hal ini, exploratory diartikan sebagai metode Jelajah Alam Sekitar (JAS) sehingga metode ini memanfatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi, dan pelaporan, seedangkan discovery berarti penemuan.

Menurut Roestiyah (2001: 20) bahwa:

Discovery adalah proses mental di mana murid mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Lebih lanjut Roestiyah (2001: 20) mengemukakan bahwa “metode discovery, murid dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru harus membimbing dan memberikan instruksi”. Suryobroto (2002: 192) menyatakan bahwa “metode penemuan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, metode discovery merupakan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan murid dalam melakukan penemuan atau proses mental di mana murid mampu mengasimilasi sesuatu konsep tentang materi pelajaran di sekolah. Jika dikaitkan dengan exploratory atau penjelajahan, maka akan terintegrasi keduanya, yaitu penjelajahan dilakukan untuk menemukan sendiri sesuatu yang akan dicari. Penjelajahan tidak akan berarti jika tidak menemukan sesuatu hal yang harus kita temukan. Begitupula sebaliknya, kita tidak akan dapat menemukan sesuatu tanpa melakukan penjelajahan terlebih dahulu.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Exploratory Discovery

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan di samping kelemahannya sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran. Demikian halnya dengan metode exploratory discovery, juga memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga guru harus memahami dengan baik kelebihan dan kelemahannya agar dapat menggunakannya secara efektif.

Menurut Suherman (2001: 179), kelebihan metode exploratory discovery, yaitu:

1) Murid aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

2) Murid memahami bahan pelajaran sebab mengalami proses menemukan sesuatu yang diperoleh, dengan cara ini akan lebih lama diingat.

3) Menemukan sendiri akan menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga meningkatkan minat belajarnya.

4) Murid yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan ini mentransfer pengetahuan ke konteks lain.

5) Melatih murid untuk lebih banyak belajar sendiri.

Menurut Roestiyah (2001: 20), kelebihan metode exploratory discovery, yaitu:

1) Mampu membantu murid untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan murid.

2) Murid memperoleh pengetahuan bersifat sangat pribadi/ individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa murid.

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para murid.

4) Mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5) Mampu mengarahkan cara murid belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6) Membantu murid untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

7) Berpusat pada murid tidak pada guru. guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.

Selain kelebihannya, metode exploratory discovery juga memiliki kelemahan, sebagaimana dikemukakan oleh Roestiyah (2001: 21) mengemukakan kelemahan metode exploratory discovery yaitu:

1) Pada murid harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Murid harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar, penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. 3) Bagi guru dan murid yang sudah biasa dengan perencanaan dan

penagajaran tradisional, mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa metode exploratory discovery selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahannya. Kelebihan metode ini lebih menekankan pada pengembangan motivasi murid dalam belajar, menambah kepercayaan diri dalam belajar dalam proses penemuan sendiri melalui bimbingan atau instruksi guru, bahkan dapat mengembangkan pengetahuan murid. Akan tetapi, metode ini juga memiliki kelemahan yang berorientasi pada perlunya kematangan mental murid dalam belajar, dan sulitnya guru dan murid dalam menyesuaikan diri, dan metode yang bersifat tradisional atau konvensional.

c. Langkah-langkah Metode Exploratory Discovery

Metode exploratory discovery atau metode penjelajahan dan penemuan memiliki tahapan atau langkah-langkah tertentu yang harus diperhatikan oleh guru agar pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus memahami langkah-langkah tersebut dan menerapkannya dengan baik.

Sagala (2008: 197) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan metode exploratory discovery yaitu:

1) Perumusan masalah untuk dipecahkan murid.

2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.

3) Murid mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan (hipotesis).

4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi permasalahan, dan 5) Mengaplikasikan kesimpulan generalisasi dalam situasi baru.

Langkah-langkah metode exploratory discovery di atas harus diperhatikan oleh guru sebagai suatu bentuk kesiapan guru dalam penerapannya. Pada tahap awal kegiatan pembelajaran dengan metode exploratory discovery, guru terlebih dahulu menilai kebutuhan dan minat murid dalam melakukan penemuan, persiapan alat dan

bahan, kegiatan penemuan melalui bimbingan atau pengawasan guru, merangsang interaksi dan motivasi melakukan penemuan sekaligus memberikan penguatan, serta membuat analisis kesimpulan hasil penemuan yang dilakukan oleh murid.

5. Penerapan Metode Exploratory Discovery untuk Meningkatkan Hasil

Dalam dokumen IDA ARIYANI K (Halaman 36-40)

Dokumen terkait