• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe dan Aras Kajian

Kajian ini adalah kajian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang bermakna gambaran kejadian sosial yang menjelaskan hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Kajian deskripsi adalah kajian yang mendokumentasikan suatu kejadian atau gejala sosial secara lengkap, rinci, dan mendalam, sehingga dapat menjelaskan hubungan aspek sosial komunitas atau tentang gejala sosial yang dipertanyakan (Sitorus dan Agusta,2005). Kajian deskripsi ini menggambarkan dinamika kelompok usaha kerajinan tenun ikat, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta keterkaitan masalah yang timbul hingga penemuan cara mengatasinya. Kajian dirancang pada aras mikro, yang mensyaratkan adanya interaksi langsung antara peneliti dengan tineliti (Sitorus dan Agusta, 2005). Pada kajian ini peneliti melakukan interaksi langsung dengan subyek kajian yaitu anggota kelompok pengrajin, pengurus LPM desa, kepala desa, dan stakeholder yang berperan, untuk mengetahui pandangan, keyakinan dan realitas masalah, sebagai bahan untuk menyusun rancangan program penguatan kelompok usaha kerajinan tenun ikat tradisional.

Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi Kajian

Penelitian dilakukan di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun faktor yang mendukung:

a. Desa Hambapraing, merupakan salah satu komunitas yang dipotret saat melakukan praktek lapangan, dalam wujud pemetaan sosial dan evaluasi program pengembangan masyarakat.

b. Desa Hambapraing mempunyai masalah seperti, angka kemiskinan yang tinggi yakni 217 kepala keluarga dari 260 kepala keluarga atau 84 persen, pendapatan yang rendah, pengangguran, sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan iklim panas yang berkepanjangan, tetapi mempunyai potensi lain seperti peternakan dan kerajinan tangan. Desa ini adalah salah satu desa yang paling

berpotensi dalam hal kerajinan tenun ikat untuk tingkat Kecamatan Haharu, apalagi didukung oleh letaknya yang strategis berada diantara dua lokasi tujuan wisata pantai (pantai Londalima dan pantai Purukambera) yang memungkinkan terjadinya perkembangan usaha kerajinan tenun ikat.

c. Terdapat program pengembangan masyarakat yang mewadahi perkembangan usaha kerajinan tenun ikat, yakni melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program Penguatan dan Pengembangan Desa menuju Desa Mandiri (P3DM), namun masih sebatas bantuan modal usaha.

d. Dari kondisi tersebut, diperlukan strategi dan program yang dapat membantu keberlanjutan perkembangan usaha kerajinan tenun ikat sehingga menjadi salah satu alternatif pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Waktu Kajian

Pelaksanaan penelitian secara bertahap dilakukan sesuai kalender akademik, secara jelas dalam jadwal berikut.

Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kajian

Jenis Kegiatan Tahun 2007 2008

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 1. Pemetaan Sosial 2. Evaluasi Program 3. Penyusunan Proposal Kajian 4. Seminar Kolokium 5. Pengambilan Data & Pengembangan Program 6. Analisis Data 7. Penulisan Laporan 8. Seminar 9. Ujian 10.Perbaikan Laporan 11.Penggandaan Laporan

Penentuan Kasus Kajian

Studi kasus terletak pada identifikasi masalah-masalah yang dihadapi kelompok, disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok. Kelompok yang dikaji berdasarkan karakteristiknya atau kedinamisannya, yakni kelompok yang aktif, kelompok kurang aktif dan kelompok yang tidak aktif lagi, sebagai hasil pelaksanaan kedua program sebelumnya (P3DM dan PPK). Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan langkah pemecahan atau alternatif penyelesaian masalah.

Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis Data dan Sumber Data

Data primer berasal dari responden dan informan yang berkaitan dengan masalah penelitian, sedangkan data sekunder yakni data yang sudah diolah, dan yang diterbitkan oleh lembaga tertentu sesuai tujuan pengambilan data, yakni monografi desa, profil desa, data-data statistik, petunjuk operasional program pengembangan masyarakat, dan sebagainya. Responden dan Informan dipilih berdasarkan teknik sampling tak acak (non probability sampling) secara sengaja sesuai dengan data yang dibutuhkan. Responden adalah pengrajin yang termasuk dalam tujuh kelompok, dari masing-masing kelompok diwakili dua sampai tiga orang. Pihak pemerintah meliputi, Badan Pemberdayaan Masyarakat (pelaksana program di komunitas), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata, TP.PKK (Dekranasda), Kepala Desa Hambapraing, Ketua LPM, dan Ketua BPD. Pihak lainnya adalah, pembeli langsung, pembeli perantara, pemilik art shop, dan masyarakat.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah : 1. Studi Dokumen

Data sekunder yang ditelusuri berupa dokumen yang tertulis yang diakui secara publik, diantaranya data BPS, data monografi desa, petunjuk teknik tentang program PPK dan P3DM, serta profil kelompok pengrajin tenun ikat di komunitas.

2. Observasi Partisipasi

Observasi partisipasi atau pengamatan secara berperan serta mensyaratkan untuk saling berinteraksi antara peneliti dengan subjek penelitian secara langsung dalam lingkungan subjek penelitian (komunitas amatan). Pengamatan berperanserta (menurut Sitorus dan Augusta, 2006) bertujuan dapat memberi kemungkinan untuk :

a. melihat, merasakan, memaknai dunia, peristiwa, dan gejala sosial menurut subjek penelitian

b. pembentukan pengetahuan bersama

Observasi dilakukan sejak pemetaaan sosial, evaluasi program di komunitas, hingga penyusunan kajian. Pengamatan yang dilakukan yakni dalam kegiatan rutin para pengrajin, seperti saat proses produksi, serta proses pemasaran kepada pembeli langsung, dan pembeli perantara. Mengunjungi tempat pemasaran, hingga toko atau artshop yang dapat menggambarkan keterkaitan stakeholder dalam usaha kerajinan. 3. Wawancara

Proses wawancara dalam bentuk tatap muka secara terus menerus antara peneliti dan tineliti (subjek penelitian), membangun rapor yang baik sehingga proses tersebut dapat berjalan dalam suasana akrab, tidak formal, dan setara. Hampir sebagian besar data primer dilakukan melalui wawancara karena mengandung prilaku dan kejadian yang dilalui atau dirasakan oleh responden. Wawancara dilakukan dengan semua responden teristimewa para pengrajin untuk mengenal keterkaitan masalahnya dengan kondisi yang dapat dilakukan untuk perbaikannya. Wawancara dilakukan dengan mengikuti alur informasi dari responden yang pertama untuk melanjutkan pengambilan informasi lanjutan pada responden lainnya.

4. Diskusi Kelompok Terfokus

Diskusi dilakukan untuk mengetahui hal yang dirasakan dan dipersepsikan masyarakat terhadap masalah dan tema yang disajikan. Seperti dalam kajian ini, diskusi dilakukan untuk mengetahui pandangan anggota tentang usaha yang sudah dilakukan, kondisi kelompok, mekanisme pemasaran dan penjualan produk yang dilakukan, proses produksi, harapan yang ingin di capai melalui usaha tenun ikat, dan keberfungsian lembaga terkait yang dirasakan. Diskusi dihadiri oleh pemerintah desa,

anggota pengrajin, pelaksana program, Dinas pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dekranasda, dan Tokoh masyarakat, diawali dengan identifikasi masalah, potensi hingga langkah-langkah pemecahan masalah.

Pengolahan Data

Data lapangan direduksi, dirangkum, dan dipilih hal-hal pokok yang difokuskan dan dikaitkan sesuai tujuan penelitian. Dari hasil reduksi ini, tersusun data yang dapat menggambarkan atau mendeskripsikan hasil pengamatan. Langkah terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan.

Penyusunan Program

a. Identifikasi potensi dan masalah secara partisipatif, yakni berupa deskripsi dan pandangan-pandangan masyarakat. Mengetahui dan mengenal pandangan masyarakat dilakukan sejak awal penelitian melalui wawancara dan observasi. Hasil pengamatan tersebut di identifikasi secara tertulis dan dijadikan tema yang akan dibicarakan pada saat diskusi kelompok terfokus. Identifikasi unsur-unsur yang mempengaruhi dinamika kelompok pengrajin, dan keterkaitannya dengan kondisi atau kelemahan yang ada. Cara ini dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat untuk merancang program atau pengambilan keputusan berdasarkan potensi, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat.

b. Diskusi terarah (focuss group discussion) untuk merancang bersama aksi yang dapat dilakukan sesuai hasil identifikasi masalah, potensi, selama diskusi berlangsung, maupun berdasarkan informasi atau data sebelumnya yang sudah disajikan peneliti. Diskusi tersebut dihadiri oleh pihak-pihak yang terlibat langsung dan berhubungan dengan tema diskusi, sehingga semakin banyak data yang diperoleh dan semakin memperjelas tindakan nyata yang hendak dilakukan secara partisipatif.