• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE Kerangka Pemikiran

UKM kerajinan tangan Kota Bogor merupakan UKM yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif signifikan dan kontribusi besar terhadap pendapatan Kota Bogor. Penelitian mengenai penciptaan pengetahuan terhadap inovasi di UKM kerajinan diharapkan mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya peningkatan kinerja organisasi terkait.

Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh UKM kerajinan tangan Kota Bogor dan dianalisis menggunakan diagram ishikawa atau fishbone analysis. Setelah itu, mengkaji persepsi karyawan di UKM kerajinan tangan Kota Bogor terhadap penciptaan pengetahuan dan inovasi. Kemudian mengkaji dan menganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi. Indikator yang akan dianalisis dalam penciptaan pengetahuan, yakni sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi (Nonaka dan Hirotaki, 1995), serta indikator dalam tipologi inovasi yakni internal dan eksternal (Gopalakrishnan dan Bierly, 2001). Teknik menganalisis pengaruh antara penciptaan pengetahuan terhadap inovasi menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil analisis akan disimpulkan sehingga memberikan beberapa implikasi manajerial yang dapat dipertimbangkan dalam upaya peningkatan inovasi UKM

Kuesioner penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dibagikan dan diisi oleh karyawan. Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UKM kerajinan tangan yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan April 2014 sampai bulan Juni 2014

Jenis dan Sumber Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel- tabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2005).

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Daftar pertanyaan (kuesioner)merupakan alat bantu dalam kegiatan riset berupa suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian- rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis

pula (Sumarsono, 2004). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu kuesioner dengan pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan dalam daftar pertanyaan dan responden dapat memilih di antara jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan kepada para karyawan berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup mengenai inovasi, konversi pengetahuan, serta pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Qianzhen Cheng, 2005). Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku teori, jurnal, serta data-data yang disediakan oleh instansi-instansi yang terkait.yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menentukan sampel diperlukan suatu metode yang tepat agar sampel dapat merepresentatifkan populasi. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode convenience sampling dalam memilih UKM yang akan dijadikan sampel. UKM yang dijadikan sampel adalah UKM kluster kerajinan tangan yang tergabung dalam Dewan Kerajinan Tangan Daerah Bogor Setelah terpilih 15 UKM dengan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan jenis UKM, namun yang bersedia untuk menjadi responden sebanyak 8 UKM, sehingga jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 65 orang. Informasi mengenai sampel diperoleh dari data yang dimiliki oleh Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode Analisis Deskriptif, Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS) yang diolah dengan SmartPLS 2.0.

1. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan salah satu bagian dari bidang statistika. Metode ini merupakan metode yang mempelajari teknik atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data maupun hasil penelitian. Metode ini digunakan untuk mempermudah penyajian agar informasi yang diperoleh dapat lebih mudah dimengerti, menarik dan informatif.

2. Diagram Ishikawa (Fishbone)

Diagram ishikawa atau diagram fishbone merupakan alat analisis yang dapat mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dihadapi. Diagram ini dapat terlihat faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, juga dapat melihat faktor- faktor lebih terperinci yang mempengaruhi dan mempunyai akibat pada faktor utama yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone.

3. Structural Equation Modelling (SEM)

Struktural Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. SEM dapat digunakan untuk mempelajari hubungan struktural yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan, yang serupa dengan seperangkat persamaan regresi berganda (Kusnendi, 2008). Menurut Wijayanto

H1 H3 H2 Eks ternal Pemecahan Masalah Konsensus Kreativitas Bentuk Inovasi Produk Manajemen Proses Proses Penciptaan Pengetahuan Typologi Inovasi Eksternal internal Sosialisasi Eksternalisasi Kombinasi Internalisasi H3 H2 H4 H1 Proses Penciptaan Pengetahuan Typologi Inovasi Eksternal internal Pemecahan Masalah Konsensus Kreativitas Bentuk Inovasi Produk Manajemen Proses Sosialisasi Eksternalisasi Kombinasi Internalisasi

(2008), variabel dalam SEM ada 2 yaitu variabel laten dan variabel terukur. Variabel laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung. Variabel laten ini ada 2 yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel terukur merupakan variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator

Model struktural pada SEM memberi kemungkinan untuk melakukan estimasi atas persamaan regresi yang berbeda namun tetap terkait satu dengan yang lainnya secara bersama-sama. Strustural Equation Model (SEM) yang diuji sebenarnya adalah hubungan antar dimensi pembentuk variabel (Ferdinand, 2002). .

Model yang diuji pada penelitian ini terdiri dari dua model yang menganalisis pengaruh dari penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM kerajinan tangan Kota Bogor, dapar dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3 Model I Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini diambil dari 8 UKM kerajinan tangan di Kota Bogor yang berjumlah 65 orang responden. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik karyawan berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, penghasilan per bulan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik Karyawan

Karakteristik karyawan ini dijelaskan melalui pie chart dengan jumlah 65 orang responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, penghasilan per bulan, dan jumlah tanggungan.

Usia

Usia pada karyawan sangat berpengaruh dalam menghasilkan produk dari sebuah UKM kerajinan tangan. Berdasarkan penelitian, 5 orang karyawan berusia antara 35-45 tahun, 14 orang berusia lebih dari 45 tahun, 18 orang berusia antara 26 sampai 35 tahun, dan mayoritas, yaitu berjumlah 28 orang berusia antara 16 sampai 25 tahun. Ini berarti bahwa sebagian besar karyawan memiliki usia yang masih produktif dalam bekerja sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang cukup tinggi.

Gambar 5. Karakteristik karyawan berdasarkan usia Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan yang mendominasi adalah karyawan dengan pendidikan terakhir tingkat SMP/sederajat sebanyak 28 orang, sedangkan karyawan dengan pendidikan terakhir tingkat SMA/sederajat berjumlah 26 orang. Selain itu, terdapat pula karyawan dengan pendidikan terakhir SD/sederajat, berjumlah 8 orang, serta karyawan yang memiliki pendidikan cukup tinggi, yaitu diploma dan sarjana berjumlah sangat sedikit, yaitu 2 orang lulusan diploma dan hanya 1 orang yang berpendidikan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua karyawan memiliki pendidikan yang tinggi, karena lulusan terbanyak dari SMP/sederajat, hal ini akan berpengaruh kepada

berkembangnya inovasi yang berada dalam UKM kerajinan tangan Kota Bogor. Namun, keadaan seperti itu dapat dibantu dengan cara diadakannya pelatihan (training) atau seminar seminar yang dapat meningkatkan keterampilan karyawan UKM kerajinan tangan Kota Bogor. Pendidikan yang tinggi akan meningkatkan keterampilan dan kretivitas karyawan. Dengan meningkatnya keterampilan yang dimiliki oleh setiap karyawan, maka kemampuan dalam menciptakan inovasi yang lebih berkembang lagi pada UKM kerajinan tangan yang ada di Kota Bogor juga akan meningkat.

Gambar 6. Karakteristik karawan berdasarkan pendidikan

Status Penikahan

Mayoritas karyawan UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor sudah menikah, yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan karyawan yang belum menikah berjumlah 29 orang, dan 1 orang karyawan telah menjanda atau menduda. Status penikahan ini akan berpengaruh terhadap jumlah tanggungan karyawan UKM.

Gambar 7. Karakteristik karyawan berdasarkan status pernikahan

Penghasilan per bulan

Penghasilan karyawan perbulan UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor berkisar antara Rp1.250.000,00 sampai Rp1.500.000,00. Penghasilan yang

tergolong sedang ini dibayar dengan berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki dari setiap karyawan tersebut. Selain itu, lama bekerja seorang karyawan juga berpengaruh pada penghasilan per bulan yang didapatkannya.

Gambar 8. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Penghasilan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil penelitian, karyawan yang memiliki tanggungan didominasi berkisar antara 0 sampai 2 orang tanggungan. Banyaknya jumlah tanggungan juga dipengaruhi kepada karyawan yang telah memiliki status pernikahan, dikarenakan karyawan yang telah menikah harus menanggung hidup pasangan serta anak anaknya. Selain itu banyaknya jumlah tanggungan juga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi keluarga, karena semakin banyak jumlah tangggungan, maka akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Gambar 9. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Lama Bekerja

Karyawan yang telah bekerja selama 1 sampai 3 tahun di UKM yang mendominasi berjumlah 23 orang. Karyawan yang bekerja kurang dari 1 tahun

dan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun berjumlah sama, yaitu 12 orang, selanjutnya karyawan yang telah bekerja selama 4 sampai 6 tahun berjumlah 10 orang, dan karyawan yang bekerja selama 7 sampai 10 tahun berjumlah 8 orang. Berdasarkan hasil ini, pengelolaan SDM pada UKM harus lebih diperhatikan dan diperbaiki agar tidak terjadi tingginya tingkat turn over karyawan. Selain itu pengelolaan SDM yang baik akan membantu meningkatkan produktivitas UKM, serta menjadikan karyawan menjadi lebih displin dan bertanggung jawab.

Gambar 10. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik UKM

UKM kerajinan tangan Kota Bogor yang menjadi sampel penelitian berjumlah 8 UKM. UKM kerajinan tangan berskala kecil berjumlah 7 UKM dan 1 UKM berskala menengah. Keseluruhan dari UKM tersebut berdiri di atas 5 tahun. Karakteristik UKM yang menjadi responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Karakteristik UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor Nama UKM Lama

Berdiri

Skala

Usaha Jenis Usaha

Jumlah

Karyawan Omset

1. Batik Bogor Tradisiku

6 Kecil Batik 30 100-150 juta

2. Omocha Toys 8 Kecil Mainan yang

terbuat dari kayu

26 60-100 juta

3. Munti Keramik 15 Kecil Keramik tanah

liat

25 50 juta

4. Goong Factory 49 Menengah Alat musik

tradisional

23 300 juta

5. Yanri Tas 12 Kecil Kerajinan tas,

dompet

25 90 juta

6. Bogor Kreatif 7 Kecil Handycraft daur

ulang

25 10-20 juta 7. Janel’s

Handycraft

5 Kecil Handycraft dari

batik dan kayu

50 30 juta

8. Top Then’s Ceramica

10 Kecil Keramik tanah

liat dan porselen

30 60 juta

Berdasarkan penelitian, faktor yang mempengaruhi berkembangnya UKM berskala kecil menjadi UKM berskala menengah adalah lama UKM tersebut

berdiri. UKM berskala menengah yang menjadi sampel penelitian telah berdiri selama 49 tahun. Hal ini berpengaruh pada omset dari UKM tersebut, yaitu mencapai Rp 300.000.000,00.

Permasalahan di UKM

Permasalahan yang terdapat di UKM kerajinan tangan Kota Bogor dijelaskan pada Diagram Ishikawa (fishbone chart). Penyebab utama permasalahan digambarkan pada ekor ikan, sedangkan penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan duri, selain itu bagian kepala dari kerangka tulang ikan menggambarkan akibat dari permasalahannya yang dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Diagram Ishikawa UKM Kerajinan Tangan Kota Bogor Penyebab tidak maksimalnya produktivitas UKM ada beberapa faktor, yaitu: sumberdaya manusia (SDM), material, pengukuran, dan lingkungan. Faktor SDM ditunjukkan pada kurangnya karyawan yang memiliki berpendidikan baik. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya komitmen karyawan dalam bekerja. Selain itu, pemilik UKM masih kurang memberikan motivasi terhadap karyawan, sehingga karyawan menjadi kurang semangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan juga membutuhkan media atau fasilitas dalam pengembangan keterampilan mereka agar kemampuan karyawan menjadi semakin berkembang dan dapat meningkatkan produktivitas UKM.

Faktor material, kurangnya modal menjadi suatu hal yang sangat mempengaruhi kemajuan UKM, karena untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas baik membutuhkan modal yang tidak sedikit, jika bahan baku tidak berkualitas baik maka hasil produksinya pun akan bisa memenuhi permintaan

pasar. Faktor ini pun sangat dibutuhkan sistem pengawasan persediaan bahan baku agar lebih terkontrol sehingga tidak merugikan UKM.

Faktor lingkungan, tata letak pada workshop terlihat berantakan dan terkesan kotor. Showroom dan workshop masih bergabung, sehingga membuat lingkungan UKM menjadi tidak nyaman, serta kurangnya sirkulasi udara mengakibatkan ruangan menjadi tidak kondusif dan panas. Faktor pengukuran antara lain tidak adanya sistem seleksi karyawan, sistem evaluasi kinerja masih belum ada, dan rendahnya sistem pengendalian standar mutu pada UKM.

Persepsi Karyawan UKM

Karyawan UKM kerajinan tangan Kota Bogor mempunyai penilaian terkait variabel tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, serta bentuk inovasi. Penilaian persepsi terhadap variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Persepsi karyawan terhadap tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, serta bentuk inovasi.

Variabel Persentase (%) Keterangan

Tipologi Inovasi 1. Internal 73,54 Setuju

2. Eksternal 72,30 Setuju

Penciptaan pengetahuan 1. Sosialisasi 67,73 Setuju

2. Eksternalisasi 61,84 Setuju

Pemanfaatan pengetahuan 1. Kombinasi 61,55 Setuju

2. Internalisasi 58,50 Setuju

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

1. Konsensus 66,74 Setuju

2. Kreativitas 73,05 Setuju

Bentuk inovasi 1. Manajemen 76,90 Setuju

2. Produk 70,00 Setuju

3. Proses 68,70 Setuju

Sumber : Data diolah (2014)

Persepsi karyawan UKM kerajinan tangan Kota Bogor terhadap tipologi inovasi secara keseluruhan menunjukkan nilai persentase setuju pada setiap variabelnya. Persentase tertinggi pada variabel internal sebesar 73,54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tipologi inovasi dianggap perlu dipertahankan karena tipologi inovasi dianggap penting oleh karyawan. Pada variabel penciptaan pengetahuan sosialisasi, persentase tertinggi sebesar 67,73. Karyawan mengganggap bahwa dalam penciptaan pengetahuan dipengaruhi oleh proses sosialisai di UKM. Begitu pula pada variabel pemanfaatan pengetahuan sosialisasi, persentase tertinggi sebesar 61,55. Dimana karyawan beranggapan bahwa kombinasi mempengaruhi pemanfaatan pengetahuan.

Selain itu, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, kreativitas memiliki persentase yang tertinggi sebesar 73,30. Ini menunjukkan bahwa kreativitas karyawan mempengaruhi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam UKM. Variabel pada bentuk inovasi, manajemen memiliki

persentase tertinggi mencapai 76,90 sehingga terlihat bahwa adanya inovasi manajemen di UKM kerajinan tangan Kota Bogor.

Analisis Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

Pada penelitian ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas konstruk untuk mengevaluasi model pengukuran pada masing-masing peubah laten yaitu tipologi inovasi, proses penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah dan bentuk inovasi. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) yang diolah dengan SmartPLS 2.0. Secara umum, evaluasi dan interpretasi dari ke 2 model dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1 dan 2

Kriteria Standar penilaian menurut Chin 1998 disitasi Ghozali 2008 MODEL 1 MODEL 2 1.Loading Factor Nilai loading faktor > 0.50

tidak ada indikator yang berada dibawah 0,5 tidak ada indikator yang direduksi. Seluruh indicator telah merefleksikan variabel-variabel laten (Valid)

tidak ada indikator yang berada dibawah 0,5 tidak ada indikator yang direduksi. Seluruh indikator telah merefleksikan variabel- variabel laten (Valid)

2.Average Variance Extracted

Nilai AVE > 0.50 Sosialisasi (0,6172), eksternalisasi ( 0,5474), kombinasi (1,000), internalisasi (0,6027), internal (0,4606), eksternal (1,000), kreativitas (0,4973), konsensus (0,4411), produk (0,8883), proses (0,6213), manajemen (0,6367) (Valid) Sosialisasi (0,6177), eksternalisasi ( 0,5475), kombinasi (1,000), internalisasi (0,6034), internal (0,4612), eksternal (1,000), kreativitas (0,4973), konsensus (0,4411), produk (0,8883), proses (0,6214), manajemen (0,6367) (Valid) 3.Composite Reability Nilai > 0,7 Sosialisasi (0,8284), eksternalisasi ( 0,7072), kombinasi (1,000), internalisasi (0,7448), internal (0,8064), eksternal (1,000), kreativitas (0,7475), konsensus (0,8740), produk (0,9408), proses (0,8310), manajemen (8383) (Valid) Sosialisasi (0,8287), eksternalisasi ( 0,7072), kombinasi (1,000), internalisasi (0,7458), internal (0,8067), eksternal (1,000), kreativitas (0,7475), konsensus (0,8740), produk (0,9408), proses (0,8310), manajemen (8383) (Valid)

4.Signifikansi Nilai t-statistik > 1,96 (5%)

Pemecahan Masalah -> Inovasi (9,3425) (berpengaruh positif)

Pemecahan Masalah -> Inovasi (5,536) (Berpengaruh positif) Penciptaan -> Pemecahan Masalah (1,7187) (Tidak Berpengaruh) Penciptaan -> Inovasi (1,0601) (Tidak berpengaruh) Typologi -> Pemecahan Masalah (3,3729) (Berpengaruh positif)

Penciptaan -> Pemecahan Masalah (3,3113) (berpengaruh positif)

Typologi -> Penciptaan (8,2071) (Berpengaruh positif)

5.R-Square R-square sebesar 0.67, 0,33, dan 0,19 menunjukan model kuat, moderate, lemah

R-square inovasi sebesar 0,5067 (Model moderate)

R-square pemecahan masalah sebesar 0,3883 (Model moderate)

R-square inovasi sebesar 0,5225 (Model moderate)

R-square pemecahan masalah sebesar 0,2823 (Model moderate)

R-square penciptaan pengetahuan sebesar 0,4727 (Model moderate)

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil evaluasi dari dua model, dimana hasil yang paling baik adalah pada model kedua. Untuk menguji valid dan reliabel menggunakan nilai AVE, dan Composite Reability dimana kedua model telah memenuhi nilai tersebut. Model kedua melihat pengaruh tidak langsung penciptaan pengetahuan terhadap inovasi dengan tipologi inovasi dan pemecahan masalah sebagai variabel perantara. Berdasarkan nilai t-statistik dan R-square yang didapat model kedua memiliki nilai yang paling baik.

Pada Tabel 5 dapat dilihat hasil analisis inner model dari smartPLS. Nilai original sample (O) untuk melihat hubungan positif atau negatif antar variabel sedangkan t-statistik untuk melihat adanya pengaruh yang signifikan atau tidak. Tabel 5 Hasil inner model 2 pada analisis smartPLS

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) t-statistic Keterangan

Typologi -> Penciptaan 0,6875 0,6967 0,0838 8,2071 Signifikan

Penciptaan -> Inovasi 0,1478 0,1531 0,1394 1,0601 Tidak signifikan

Penciptaan -> Pemecahan Masalah

0,5313 0,5142 0,1605 3,3113 Signifikan

Pemecahan Masalah -> Inovasi 0,6334 0,6372 0,1144 5,536 Signifikan

Sumber : Data diolah (2014)

Tabel 5 menunjukkan nilai t-statistik pada model kedua. Ini akan menjawab hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Jika nilai T hitung > dari T tabel yaitu 1,96 untuk tingkat error 5% hubungan tersebut adalah:

1. Laten tipologi inovasi terhadap penciptaan pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif dimana t-statistik sebesar 8,2071. Nilai T hitung > T tabel.

2. Laten penciptaan pengetahuan terhadap inovasi tidak memiliki pengaruh dan signifikan dimana t-statistik sebesar 1,0601. Nilai T hitung < T tabel.

3. Laten penciptaan pengetahuan terhadap pemecahan masalah memiliki pengaruh yang signifikan dan positif dimana t- statistik sebesar 3,3113. Nilai T hitung > T tabel.

4. Laten pemecahan masalah terhadap inovasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif dimana t- statistik sebesar 5,536. Nilai T hitung > T tabel.

Hasil inner model yang terpilih dapat dilihat pada Gambar 12

Gambar 12 Model Inner yang terpilih

Gambar 12 menjelaskan pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi. Variabel yang terdapat pada penciptaan pengetahuan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap UKM kerajinan tangan Kota Bogor adalah Internalisasi. Ini menunjukan bahwa melalui aktivitas belajar karyawan memperoleh pengetahuan yang membantunya dalam bekerja. Sedangkan pada variabel tipologi inovasi, dapat dibuktikan bahwa UKM mendapatkan sumber inovasi dari dalam lingkungan UKM (internal), hal ini berarti inovasi yang didapatkan oleh UKM berasal dari dalam UKM itu sendiri, UKM kerajinan tangan sangat membutuhkan kreativitas dan inovasi, sehingga UKM harus selalu berinovasi dan memikirkan bagaimana caranya agar konsumen tertarik untuk membeli produknya, misalnya dengan cara menuangkan ide-ide baru dalam membuat suatu produk, atau dengan cara mencari sumber lain di luar UKM yang bertujuan sebagai referensi, namun tetap harus dengan keunikan dan ciri khas dari masing-masing UKM. Sesuai dengan hasil T-hitung model penelitian, variabel bentuk inovasi yang dihasilkan yang terbentuk pada UKM kerajinan tangan Kota Bogor adalah produk. Dengan begitu terbukti, adanya persaingan yang amat ketat terjadi di UKM kerajinan kota Bogor, sehingga setiap UKM kerajinan tangan kota Bogor berlomba-lomba dalam berinovasi dalam bentuk produk.

Berdasarkan penelitian, proses penciptaan pengetahuan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap inovasi UKM kerajinan tangan Kota Bogor, dimana harus ada variabel yang menjadi perantara, yaitu tipologi inovasi dan pemecahan masalah. Hasil ini telah sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sukmawati (2011) bahwa inovasi yang terjadi berhubungan erat dengan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sedangkan konversi pengetahuan (penciptaan pengetahuan) tidak terbukti berpengaruh terhadap inovasi. Keberhasilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pada koperasi susu dipengaruhi oleh akuisisi dan konversi dengan sama besarnya. Konversi pengetahuan yang terjadi terbukti sangat dipengaruhi oleh kepemilikan aset pengetahuan.

Implikasi Manajerial

Meningkatnya produktivitas UKM merupakan tujuan akhir dari setiap UKM. Berdasarkan penelitian ini, implikasi manajerial yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi UKM kerajinan tangan Kota Bogor antara lain:

1. Meningkatnya produktivitas UKM merupakan tujuan akhir dari setiap UKM. Produktivitas UKM yang tidak maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menghambat kemajuan dan perkembangan UKM. Hal ini perlu diatasi, agar UKM menjadi lebih maju dan berkembang. Upaya yang dapat dilakukan oleh UKM seperti memberikan media dan fasilitas dalam pengembangan keterampilan karyawan dengan mengadakan pelatihan- pelatihan rutin yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas karyawan. Selain itu, pemilik UKM sebaiknya sering memberikan motivasi kepada karyawan, agar lebih semangat dalam bekerja, dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas UKM. Upaya-upaya tersebut akan menjadikan konversi pengetahuan menjadi lebih efektif di dalam UKM. Misalnya, dengan pelatihan atau seminar dapat meningkatkan proses sosialisasi. Kemudian dengan adanya diskusi atau media internet akan meningkatkan proses kombinasi, dan aktivitas pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan proses internalisasi.

2. Dukungan pemerintah dalam kemajuan UKM kerajinan tangan Kota Bogor sangat diperlukan, yaitu dengan memfasilitasi UKM melalui pelatihan atau seminar gratis, dengan tujuan mengembangkan potensi karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, pemerintah sebaiknya membantu memudahkan urusan UKM kerajinan tangan Kota Bogor dalam hal perizinan dan hak paten yang selama ini masih terlihat sangat birokratis.

Dokumen terkait