• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode PCI (Pasific Consultan International)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-38)

2.12 Nilai Waktu

2.13.4 Metode PCI (Pasific Consultan International)

Secara teoritis, biaya operasional kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk kondisi dan jenis kendaraan, lingkungan dan kebiasaan pengemudi serta kondisi jalan. Dalam praktek, biaya tersebut diestimasi untuk jenis – jenis kendaraan yang mewakili golongannya dan dinyatakan dalam satuan bervariasi tergantung waktu dan tempat. Perkembangan teknologi juga dapat membuat model estimasi yang pernah ada menjadi tidak relevan dan tidak memberikan hasil prediksi yang teliti lagi pada saat ini

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa model perhitungan BOK,khusunya yang dikembangkan untuk keperluan sistem pengelolaan pemeliharaan jalan ataupun model–model BOK untuk keperluan studi kelayakan jalan.

PT.Jasa Marga selama ini menggunakan model PCI. Model ini merupakan model empiris yang dikembangkan sejak tahun 1979 dalam

Feasibility Study Jakarta Intra Urban yang sampai sekarang masih digunakan

oleh PT.Jasa Marga. Secara umum, komponen biaya operasi kendaraan terdiri dari :

1. Pemakaian bahan bakar

Merupakan komponen yang memberikan sumbangan yang dominan dalam biaya operasi kendaraan. Modelnya sangat bervariasi dari model seketika (ins antaneous) yang sangat teliti sebagai fungsi waktu, model elemental yang memodelkan pemakaian bahan bakar meliputi: pengaruh perlambatan, percepatan dan saat bergerak stabil (cruise) serta berhenti hingga model sederhana yang didasarkan pada kecepatan rata–rata. Pengukuran pemakaian bahan bakar bisa dilakukan dengan fuel meter. Akhir–akhir ini terdapat alat yang secara otomatis dapat

37 merekam pemakaian bahan bakar secara teliti, dimana akan sangat memudahkan dalam mengembangkan model pemakaian bahan bakar. Untuk perhitungan pemakaian bahan bakar menggunakan persamaaan berikut ini :

 Kendaraan ringan

Y = 0,05693S² - 6,42593S + 269, 18576 ………... (2.9)  Kendaraan berat bus

Y = 0,21692S² - 24,15490S+ 954, 78624 ……….. (2.10)  Kendaraan berat truk

Y = 0,21557S² - 24,17699S + 947, 8086 ……… (2.11)

Dimana :

Y = pemakaian bahan bakar (liter/1000 km) S = space mean speed/kecepatan rata–rata ruang

2. Pemakaian Minyak Pelumas (Oli)

Pemakaian minyak pelumas/oli dihitung dengan mengambil rasio pemakaian yang sama dengan pemakaian bahan bakar, dengan persamaan sebagai berikut :

 Kendaraan ringan

Y = 0,00037S² - 0,04070S + 2,20403 ……….. (2.12)  Kendaraan berat bus

Y = 0,00209S² - 0,24413S + 13,29445 ………. (2.13)  Kendaraan berat truk

Y = 0,00186S² - 0,22035S + 12,06436 ……… (2.14)

Dimana :

Y = pemakaian minyak pelumas/oli (liter/1000 km) S = space mean speed/kecepatan rata–rata ruang

38 3. Pemakaian Ban

Pemakaian ban untuk perhitungan BOK dihitung dengan menggunakan persamaan – persamaan berikut ini :

 Kendaraan ringan

Y = 0,0008848S – 0,0045333 ………... (2.15)  Kendaraan berat bus

Y = 0,0012356S – 0,00064667 ………. (2.16)  Kendaraan berat truk

Y = 0,0015553S – 0,0059333 ……… (2.17)

Dimana :

Y = pemakaian ban per 1000 km

S = space mean speed/kecepatan rata–rata ruang

4. Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan secara umum merupakan komponen BOK yang dihitung dari pemakaian suku cadang kendaraan dan biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.Biaya pemeliharaan ini terdiri dari biaya suku cadang dan upah montir/tenaga kerja yang berlaku untuk perhitungan BOK, dengan menggunakan persamaan–persamaan dibawah ini :

a. Suku cadang

 Kendaraan ringan

Y = 0,0000064S + 0,0005567 ……… (2.18)  Kendaraan berat bus

Y = 0,0000332S + 0,0005567 ………. (2.19)  Kendaraan berat truk

Y = 0,0000191S + 0,0015400 ……….. (2.20)

Dimana :

Y = pemeliharaan suku cadang per 1000 km S = space mean speed/kecepatan rata–rata ruang

39 b. Montir

 Kendaraan ringan

Y = 0,00362S + 0,36267 ……… (2.21)  Kendaraan berat bus

Y = 0,02311S + 1,97733 ……….... (2.22)  Kendaraan berat truk

Y = 0,01511S + 1,21200 ……… (2.23)

Dimana :

Y = Jam montir per 1000 km

S = space mean speed/runing speed

5. Biaya Penyusutan (Depresiasi)

Adalah biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai ekonomis kendaraan akibat keausan teknis karena melakukan operasi. Dalam analisis perhitungan besarnya biaya penyusutan kendaraan per tahun didasarkan pada nilai sekarang (present value) harga beli kendaraan pada suatu tingkat tertentu.

Secara umum biaya penyusutan kendaraan dihitung dari nilai ekonomi dari kendaraan, total jarak tempuh selama umur pakai kendaraan, jarak tempuh tahunan dan kecepatan rata–rata kendaraan.

 Kendaraan ringan : Y = 100 5 , 2 1  S ………… (2.24)

 Kendaraan berat bus : Y =

315 0 , 9 1  S ………… (2.25)

 Kendaraan berat truk : Y =

210 0 , 6 1  S ………… (2.26) Dimana : Y = depresiasi per 1000 km

40 6. Biaya Asuransi

Biaya asuransi pada perhitungan BOK model PCI, diasumsikan sebesar 3,8 % per tahun untuk kendaraan ringan. Biaya asuransi dalam hubungan dengan kecepatan dihitung dengan cara yang sama seperti pada perhitungan biaya bunga modal dengan jarak tempuh tahunan.Untuk sepeda motor, besarnya biaya asuransi tidak diperhitungkan.

 Kendaraan ringan : Y = S 500

38 ……… (2.27)

 Kendaraan berat bus : Y =

S 42857 , 2571 60 …… (2.28)

 Kendaraan berat truk : Y =

S 28571 , 1714 61 …… (2.29) Dimana : Y = Asuransi per 1000 km

S = space mean speed/kecepatan rata–rata ruang

2.14 Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk Sepeda Motor

Sepeda motor adalah kendaraan yang sangat banyak digunakan di Bali dan berpengaruh sangat signifikan terhadap karakteristik transportasi di Bali. Perhitungan BOK sepeda motor mengacu pada metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi Bali–Konsultan PTS 1999. Perhitungan BOK yang telah diteliti DLLAJ Provinsi Bali–Konsultan PTS 1999 adalah berdasarkan rumus sebagai berikut :

VOC = a + b / V + cV² ………. (2.30) Dimana :

VOC = Vehicle Operating Costs (biaya operasi kendaraan per km) V = kecepatan rata – rata (km/jam)

a = konstanta, nilainya 24

41 Rumus DLLAJ di atas belum termasuk biaya akibat bahan bakar, suku cadang, oli, ban, biaya servis dan jasa montir. Sehingga perlu adanya penyesuaian dengan nilai pertumbuhan inflasi. Nilai pertumbuhan inflasi yang digunakan yaitu dari awal rumus DLLAJ dikeluarkan Tahun 1999 – Tahun 2015 dimana survei ini dilakukan. Rumus perhitungan BOK akibat pertumbuhan inflasi sebagai berikut :

P = P0 ( 1 + i )n ...………(2.31)

Dimana :

P = Nilai BOK setelah adanya inflasi P0 = Nilai BOK awal

i = Nilai rata-rata pertumbuhan inflasi n = Jumlah Tahun

2.15 Perumusan Perhitungan Biaya Tundaan Lalu Lintas

Setelah dijelaskan komponen - komponen dari perumusan perhitungan biaya kemacetan lalu lintas maka selanjutnya diuraikan bentuk perumusannya. Adapun bentuk yang dapat digunakan adalah selisih biaya perjalanan sesudah dan sebelum pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan.

Bentuk perhitugnan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

D = ∑Q x ((t1 x ( BOK1 + NW1 )) – ( t0 x ( BOK0 + NW0 )) ... (2.32 ) Dimana :

D = koefisien selisih biaya perjalanan sebelum dan sesudah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan .Selisih biaya ini didasarkan jenis moda, ruas jalan, arah pergerakan dan waktu puncak kegiatan (Rp).

Q = volume kendaraan pada waktu puncak (kend).

Δ t = selisih waktu tempuh antara kondisi sebelum dengan sesudah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (jam) BOK = Biaya Operasi Kendaraan (Rp/kend.).

42 Indeks 1 menunjukkan kondisi setelah pertambahan volume dan hambatan samping jalan.

Indeks 0 menunjukkan kondisi sebelum pertambahan volume dan hambatan samping jalan.

Dalam studi ini, tambahan waktu perjalanan (biaya tundaan) terjadi sebagai akibat dari voume lalu lintas yang terjadi melebihi kapasitas rencana (turunnya tingkat pelayanan jalan).

Oleh karena itu, studi ini bersifat menilai dampak dari turunnya tingkat pelayanan jalan terhadap sirkulasi lalu lintas dalam bentuk biaya (rupiah). Adapun yang menjadi penekanan dalam perhitungan adalah perubahan waktu tempuh dan aspek moneter yaitu biaya operasi kendaraan dan nilai waktu perjalanan. Sedangkan untuk melihat jumlah kendaraan yang terkena pengaruh kemacetan lalu lintas, dihitung dari volume kendaraan pada waktu jam puncak. Waktu tempuh yang dimaksud disini merupakan total waktu yang diperlukan untuk melakukan pergerakan sepanjang ruas jalan yang dituju.

Sehubungan dengan itu, untuk melihat biaya tundaan yang terjadi maka dilakukan perhitungan selisih biaya perjalanan antara volume lalu lintas pada waktu puncak dengan kecepatan tempuh saat sebelum dan sesudah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-38)

Dokumen terkait