METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Metode Intervensi Sosial
Metode intervensi sosial dapat diartikan sebagai suatu cara atau strategi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat (individu, kelompok, komunitas) untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya, maksudnya adalah setiap masyarakat harus mampu berperan sesuai dengan statusnya di dalam masyarakat yang mana status tersebut harus diakui oleh lingkungan dan status tersebut tidak melewati batasan-batasan norma yang ada.2
Metode Intervensi Sosial mempunyai tiga bentuk yaitu Intervensi Mikro yang terfokus pada masalah individu dan keluarga, Intervensi Mezzo yang terfokus pada komunitas dan organisasi, dan yang terakhir adalah Intervensi Makro yang terfokus pada masalah komunitas, masyarakat, dan lingkungannya.3
Dalam melakukan intervensi sosial, seorang praktisi kesejahteraan sosial harus harus memiliki tiga buah bekal:4
1. Knowledge (pengetahuan); Seorang praktisi kesejahteraan sosial dituntut untuk mampu memiliki pemahaman yang baik terkait konsep-konsep di bidang kesejahteraan sosial.
2. Skill (keterampilan); Seorang praktisi kesejahteraan sosial mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki ke dalam praktik-praktik di masyarakat.
3. Value (nilai); Nilai adalah kepercayaan, pilihan, atau asumsi tentang yang baik untuk manusia. Nilai sendiri jika dikaitkan kepada profesi kesejahteraan sosial adalah seperangkat etik/moral di mana praktisi kesejahteraan sosial harus berkomitmen. Nilai-nilai yang diusung oleh praktisi kesejahteraan sosial sendiri adalah nilai moral dan nilai-nilai sosial yang mengarah pada kebaikan.
2Dian Setyawati, Pengantar Metode Intervensi Sosial, diakses di https://cintarakyatindonesia.wordpress.com/2010/09/12/pengantar-metode-intervensi-sosial/ pada 8 September 2016.
3E va Nugraha dan Faried Hamzen, Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Kepada
Masyarakat oleh Mahasiswa (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 23 4 Dian Setyawati, Op.Cit.
14 | K e l a p a E m a s D i D e s a G i n t u n g
Dengan adanya metode intervensi sosial ini, diharapkan ketika melakukan penelitian terhadap objek penelitian dan menemukan kendala ataupun hambatan dapat menjadikan metode yang dipilih ini sebagai alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Dari metode yang dipilih ini, diharapkan akan ditemukan solusi atas permasalahan dari objek yang diteliti.
Intervensi makro dapat mencakup objek sosial yang luas. Maka dari itu, diantara ketiga bentuk metode invensi sosial tersebut, kelompok kami memilih bentuk intervensi makro. Metode ini digunakan untuk menemukan dan mengindentifikasi masalah yang ada di Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Kami melakukan sosialisasi kepada perangkat Desa Gintung dan masyarakatnya, sehingga dengan cara pendekatan ini berbagai informasi dapat diperoleh secara mudah.
B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyar akat
Pengabdian ke masyarakat merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang mana berkolaborasi dengan dosen pembimbingnya. Konsep “Pembangunan Masyarakat” dengan “Pemberdayaan Masyarakat” serta “Pengembangan Masyarakat” pada dasarnya serupa atau setara. Perkembangan teori pembangunan itu di mulai dari praktik, yaitu kebutuhan yang dirasakan di dalam masyarakat terutama dalam situasi sosial yang dihadapi di dalam negara-negara yang menghadapi perubahan sosial yang cepat, sejalan dengan perubahan peristilahan yang digunakan oleh pemerintah khususnya di negara kita yang pada awalnya menggunakan istilah “Pembangunan Masyarakat Desa”.5
Selain itu, pendekatan perencanaan dan implementasi program KKN-PpMM berdasarkan Problem Solving Approach adalah salah satu upaya untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat masalah yang ada di masyarakat.6 Problem Solving Approach adalah salah satu upaya untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat masalah yang ada di masyarakat sebelum pelaksanaan program dan
5Anonim, Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat, diakses di http://file.upi.edu/ Direktori/FIP/JUR._PE ND._LUAR_SE KOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/5_ pendekatan_pemberdayaan_masyarakatx.pdf pada 8 September 2016.
6E va Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016 (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016), h. 24
K K N K e l a p a E m a s 2 0 1 6| 15 kegiatan. Dengan demikian, upaya awalnya adalah dengan menginventarisir seluruh masalah yang ditemukan di masyarakat sebelum pelaksanaan program dan kegiatan.
Dalam mengatasi kendala maupun hambatan dalam melakukan program kerja ketika melakukan pengabdian terhadap masyarat, kelompok kami menggunakan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving
approach). Problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang
berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada meliputi:7
1. Serangkaian pengetahuan yang dinyatakan
2. Operator yang memungkinkan seseorang berpindah dari satu keadaan ke yang lainnya
3. Hambatan-hambatan khusus bagi penerapan operator tertentu
4. Pengetahuan yang diperlukan untuk memutuskan operator mana yang akan digunakan dalam situasi khusus tertentu.
Kemudian, ada juga tahapan-tahapan dalam pendekatan ini, yakni: 8
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
7 Bambang Suteng Sulasmono, Problem Solving: Signifikansi, Pengertian, dan Ragamny a, diakses di http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J00826 pada 8 September 2016.
8Rosdianya, Strategi Penyelesaian Konflik, diakses di https://rosdianya.wordpress. com/2011/12/16/strategi-penyelesaian-konflik/ pada 8 September 2016.
16 | K e l a p a E m a s D i D e s a G i n t u n g 4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving
approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang digunakan dalam merumuskan masalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal (threat dan
opportunity) dan ancaman dengan faktor internal (strength dan weakness).
Matrik SWOT berguna untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategis.9
Keberhasilan dan kegagalan program pengembangan kegiatan masyarakat dipengaruhi oleh kepekaan warga komunitas terhadap ruang lingkup dan kepentingan masalah serta ketersediaan sumber daya alam yang memungkinkan situasi kerja. Peran serta warga komunitas merupakan faktor penting dalam keberhasilan pemecahan masalah dalam bentuk, jumlah, dan jangka waktu aktivitas yang dilakukan.
9Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 20-21.
17