• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran di mana siswa dibiarkan belajar dalam

kelompok, saling menguatkan, mendalami dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007:134). Sedangkan menurut Herman Hudojo (2001:218) cooperative learning mencakupi kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya dan menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompoknya. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diharapkan siswa semakin terlibat dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau prinsip fisika, dan ketrampilan bekerjasama dengan siswa lainnya. b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II sebagai berikut : 1) Membantu siswa mencapai hasil belajar optimal dan

mengembangkan ketrampilan sosial siswa.

2) Mengembangkan interaksi sosial dan bekerja sama dalam pemecahan masalah.

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Menurut Slavin (2008:240–241) karakteristik pembagian kelompok dalam kegiatan Jigsaw II adalah sebagai berikut :

1) Kelompok dibentuk dari siswa yang punya kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

2) Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

3) Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individual.

d. Kegiatan – kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Menurut Slavin (2008:241) jadwal kegiatan Jigsaw II ini terdiri dari kegiatan – kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

1) Membaca

Para siswa menerima topik ahli (topik yang digunakan dalam berdiskusi dalam kelompok ahli) lalu siswa membaca materi untuk menemukan informasi.

2) Diskusi Kelompok Ahli

Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda, ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas – tugas yang berhubungan dengan topiknya. Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok – kelompok ahli.

3) Laporan Tim

Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Para ahli kembali ke dalam kelompok asal mereka masing – masing untuk menjelaskan topik – topik mereka kepada teman satu timnya.

4) Tes

Para siswa mengerjakan kuis – kuis individual yang mencakup semua topik.

5) Penghargaan kelompok

Masing – masing kelompok mendapatkan skor kelompok dengan skor tertinggi berhak mendapatkan penghargaan. e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a) Para siswa termotivasi untuk belajar karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh usaha setiap anggota.

b) Para siswa dalam mempelajari materi jauh lebih baik dari pada siswa yang belajar sendiri karena belajar dengan temannya mereka akan memperoleh hasil yang lebih banyak (Slavin, 1995:18).

c) Dengan belajar dan bekerja sama dalam sebuah kelompok maka para siswa akan memiliki ketrampilan sosial yang baik.

d) Mempercepat penyelesaian suatu masalah lebih mudah diawasi dan dibimbing karena dikelompokkan dalam kelompok kecil. e) Membina semangat kerjasama yang sehat dan bergotong royong

f. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II belum banyak diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup karena hanya beberapa anggota kelompok saja benar – benar memecahkan materi.

g. Usaha Untuk Mengatasi Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Untuk mengatasi kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat dilakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dan setiap siswa dapat memahami permasalahan –permasalahan yang akan dipecahkan dalam kelompok merupakan tanggung jawab bersama dalam kelompok dan guru juga sebaiknya memberikan tugas kepada siswa secara individu.

2) Guru merencanakan tugas yang baik yaitu dengan membuat lembar kerja siswa yang mudah dipahami oleh siswa.

h. Suhu

1. Suhu

Besaran yang berhubungan dengan panas atau dinginnya suatu benda itu disebut suhu. Jadi, suhu adalah suaatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.

2. Termometer

Untuk mengukur suhu secara tepat diperlukan alat yang disebut termometer. Agar dapat digunakan untuk mengukur suhu secara tepat termometer harus memenuhi syarat – syarat tertentu

1. Mudah di baca skalanya 2. Peka terhadap perubahan suhu 3. Jangkauan alat ukurnya cukup besar 4. Tidak berbahaya (aman digunbakan) Macam – macam termometer

1. Termometer Zat Cair

Termometer zat cair yang menggunakan zat cair sebagai pengisi kapiler dengan prinsip perubahan volumnya yang digunakan untuk menentukan besar skalanya. Zat cair yang digunakan adalah alkohol atau raksa. Termometer yang menggunakan raksa sebagai pengisi pipanya disebut termometer raksa, sedangkan termometer yang menggunakan alkohol sebagai pengisi pipanya disebut termometer alkohol.

a. Termometer Raksa

Raksa memiliki kelebihan yaitu pemuaian yang kecil saja agar menimbulkan perubahan volum yang besar pada panjang kolom raksa. oleh karena itu termometer dibuat dengan karakteristik sebagai berikut .

1. Pipa kapiler agar termometer peka terhadap perubahan volum saat termometer terkena panas

2. Pentolan termometer terbuat dari kaca yang tipis agar kalor segera dapat dihantarkan secara konduksi dari pentolan ke cairan yang ada didalamnya.

3. Pipa termometer dibungkus dengan tangkai kaca yang berfungsi sebagai kaca pembesar

Keunggulan Raksa

a) Pemuaian raksa teratur

b) Mudah dilihan karena mengkilap

c) Tidak membasahi dinding kaca ketika memuai atau menyusut

d) Jangkauan suhunya cukup besar karena raksa membeku pada suhu -400 C dan mendidih pada suhu 3500 C e) Raksa akan menunjukkan suhu secara cepat dan tepat

karena raksa dapat terpanasi secara merata Kelemahan Raksa

b)Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah karena raksa akan membeku pada suhu -400 C sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu didaerah kutub

c)Raksa adalah zat yang berbahaya (sering disebut air keras), sehingga berbahaya jika tabungnya pecah

b) Termometer Alkohol Keunggulan Alkohol a) Harganya murah

b) Alkohol mudah memuai dengan kenaikan suhu yang kecil akan menimbulkan perubahan volum yang besar

c) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah karena alkohol membeku pada suhu -1120 C sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu didaerah kutub

Kelemahan Alkohol

a) Alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi, karena alkohol mendidih pad suhu 780 C sehingga pemakaian terbatas. Alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu air mendidih

b) Alkohol membasahi dinding kaca

c) Alkohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna agar mudah terlihat

a) Air membasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik air pada kaca. Hal ini menyulitkan pembacaan pada skala b) Air tidak berwarna sehingga menyulitkan pembacaan pada

skala

c) Jangkauan ukurannya sangat terbatas yaitu hanya 00 C - 1000 C karena air membeku pada suhu 00 C dan mendidih pada suhu 1000 C

d) Perubahan volume air sangat kecil saat suhunya dinaikkan e) Air merupakan penghantar yang buruk, sehingga hasil

bacaan kurang teliti. Untuk mencapai suhu yang sama dengan suhu benda yang diukur, air memerlukan waktu yang lama

2. Termometer Gas

Termometer gas memiliki kelebihan dibandingkan termometer cairan, karena gas memuai lebih besar dari pada cairan sehingga jangkauan termometer gas lebih besar dari pada termometer cairan. Jangkauan termometer gas dari -2500 C - 15000 C

Prinsip kerja termometer gas adalah jika suhu naik, tekanan gas juga akan naik dan dihasilkan beda ketinggian yang lebih besar pada thermometer.

Prinsip kerja termometer platina adalah jika suhu naik hambatan listrik platina naik. Hambatan listrik ini akan diukur dengan teliti oleh sebuah rangkaian jembatan. Keuntungan termometer ini, selain teliti, juga sangat peka terhadap jangkauannya sangat besar, yaitu dari -2500 C - 15000 C

4. Termometer Bimetal

Termometer bimetal mengandung dua keping platina yang terbentuk spiral. Prinsip kerja termometer bimetal adalah semakin tinggi suhu, keping bimetal akan melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih besar.

3. Skala Termometer

Cara pemberian skala pada termometer disebut kalibrasi. Pemberian skala dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. Menentukan titik tetap bawah

2. Menentukan titik tetap atas

3. Membagi jarak antara titik tepap bawah dengan titik tetap atas membagi 100 bagian

Skala termometer yang diperluas

Membandingkan skala termometer Celcius dengan Saka termometer lain

1. Termometer Celcius memiliki

- Tetap bawah 00 C, yaitu sama dengan suhu air dari es murni yang sedang melebur

- Titik tetap atas 1000 C, yaitu sama dengan suhu air murni yang sedang mendidih

2. Termometer Kelvin

Pada skala Kelvin, suhu terendah adalah 0K = - 2730C. Pada teori partikel dikatakan bahwa partikel suatu zat senantiasa bergerak. Pada suhu -2730 C semua partikel suatu zat sudah tidak bergerak atau berhenti bergerak, sehingga suhu -2730 C merupakan suhu terendah yang masih mungkin dimiliki oleh benda. Untuk memudahkan, es yang sedang melebur diberi angka 273 K dan air yang sedang mendidih diberi angka 373K

00 C = 273 K 1000 C = 373 K

t0 C = (t + 273)K atau t K = (t – 273)0 C 3. Termometer Fahrenheit

a. Es yang mencair diberi angka 320 F sebagai titik tetap bawah (00 C = 320 F)

b. Suhu air yang sedang mendidih diberi angka 2120 F sebagai titik tetap atas 1000 C = 2120 F)

Supaya dimulai dari 0, maka harus ditambah dengan -32 sehingga dalam rumus (F–32). Dengan demikian

perbandingan antara skala Celcius dengan skala Fahrentheit adalah :

(F – 32) : C = (212 – 32) :100 (F – 32) : C= 180 : 100 (F – 32) : C = 9 : 5

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait