LANDASAN TEORI
B. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu rutinitas yang dilakukan
peserta didik dan guru yang berlangsung pada lingkungan sekolah. Dalam
kegiatan pembelajaran terdapat banyak metode pembelajar yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya menggunakan
metode pembelajaran Cooperatif Learning.
Cooperatif Learning adalah suatu metode pembelajaran yang saat
ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (Student Oriented)19.
Menurut Johnson cooperatif learning adalah mengelompokkan
siswa di dalam kelas ke dalam kelompok kecil agar siswa dapat bekerja
18
Nanang Hanifah, Konsep Strategi Pembelajaran., 22. 19
Isjon, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung : Alfabeta, 2014), 16.
sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari
satu sama lain dalam kelompok tersebut20.
Students Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti, paling
sederhana, dan merupakan metode pembelajaran yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunkakan pendekatan
kooperatif21.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learing) tipe Students Teams
Achievement Division (STAD) merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat hetrogen (jenis kelamin, tingkat
kecerdasan, baik ras maupun agama)22.
Pembelajaran kooperatif STAD ini siswa ditempatkan dalam tim /
kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja sama dalam tim, untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut maka
diadakan kuis berupa pretes dan posttes pada materi yang telah diajarkan
dengan catatan saat kuis berlangsung siswa tidak boleh saling membantu.
20 Isjon, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok,. 17. 21
Aninditya Sri Nugraheni, Penerapan Strategi Cooperative Learning Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta : Pedagogia, 2012), 197.
22
2. Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD)
Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebagai berikut :
a. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyajikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/ jenis kelamin, ras atau etnik.
c. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajarai. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demontrasi, pertanyaan atau nasalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemapuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. e. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, minimal 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. f. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Menghitung skor individu 2) Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok.
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor klompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru)23.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Koopertif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Kelebihan pada pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) diantaranya:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain24.
b. Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) antara lain:
1) Membutuhkan waktu yang lama
23
Rusman, Model-Model Pembelajaran,. 215–217. 24
Abdul Majid, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015), 226.
2) Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan peasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
3) Siswa diberikan kuis dengan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuanya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri.
4) Penentuan skor. Hasil kuis atau tes diperikasa oleh guru, setiap skor yang diperoleh siswa dimasukkan ke dalam daftar skor individual, untuk melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian hasil kelompok.
5) Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan individual, maka akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor klompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu25.