• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Konsep Pelatihan

6. Metode Pembelajaran Pelatihan

Gambar 2.5 Tahap alur kegiatan pelatihan model BPM-E3R

6. Metode Pembelajaran Pelatihan

Metode dapat diartikan sebagai cara untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Metode belajar adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, baik peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, maupun keterampilan.

Memfasilitasi proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan berbeda dengan proses pembelajaran kepada peserta didik di sekolah. Proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan merupakan proses pembelajaran bagi orang dewasa yang tidaklah semudah dengan memfasilitasi anak-anak dalam belajar. Memfasilitasi orang dewasa belajar lebih tepat diterapkan melalui pendekatan andragogik yakni proses pembelajaran dimana peserta pelatihan adalah warga belajar yang telah memiliki dasar-dasar pengetahuan pengalaman, dan keterampilan, serta memiliki cara-cara tersendiri untuk belajar. Mereka dilatih dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif.

Identifikasi Masalah Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Kajian Kebutuhan, Potensi

dan masalah (penyadaran) Alternatif kegiatan, rencana

tindak tahapan kegiatan (Proses pemberdayaan)

Melaksanakan program yang sudah direncanakan (Meningkatkan) Kajian hasil

akhir kegiatan

Untuk itulah dalam kegiatan pelatihan proses pembelajaran melalui pendekatan andragogi menjadi suatu pendekatan yang dianjurkan penggunaannya, dengan mengolaborasikan berbagai metode secara tepat guna dan sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi.

Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu proses pembelajarannya harus memerhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa. Soedomo (1989) mengemukakan ciri-ciri belajar orang dewasa yaitu; (1) memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntunan, dan nilai-nilai, (2) memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik, (3) suasana belajar yang menyenangkan dan menantang, (4) mengutamakan peran peserta didik, (5) orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati, (6) belajar orang dewasa bersifat unik, (7) perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik, (8) orang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda, (9) orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beragam, (10) kemungkinan terjadi berbagai cara belajar, (11) orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya, (12) orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata, dan (13) motivasi berasal dari dirinya sendiri.

Proses belajar atau peristiwa pengajaran yang terjadi pada orang dewasa menurut Gage dan Briggs (Suprihanto, 2008) mengemukakan bahwa peristiwa pengajaran dirancang untuk membuat peserta didik bergerak dari “di mana ia berada” pada saat awal pengajaran menuju pencapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam tujuan khusus pengajaran. Dalam proses pengajaran metode maupun teknik

yang digunakan tidak dapat ditentukan dan berlaku sama untuk semua pelajaran atau materi pelajaran. Metode harus dirancang agar mempunyai pengaruh langsung yang diinginkan terhadap peserta.

Penerapan dan pengembangan metode tidak saja memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, tetapi juga merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan kegiatan pelatihan. Oleh karena itu, pengajar atau dalam hal ini disebut sebagai fasilitator perlu memahami berbagai macam metode pelatihan serta mampu mengembangkan dan menerapkannya secara efektif (tepat) sesuai tujuan, situasi dan alokasi waktu yang tersedia serta memperhatikan karakteristik peserta pelatihan.

Berbicara metode pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari strategi pembelajaran secara umum yang merupakan induk dari metode pembelajaran. Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran pelatihan terrcapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey (Suaedy, 2011) ada 5 komponen strategi pembelajaran, yakni (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta pelatihan, (4) Tes, dan (5) kegiatan lanjutan. Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gage dan Briggs (Suaedy, 2011), komponen dalam strategi pembelajaran adalah (1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian, (2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta pelatihan, (3) Mengingatkan kompetensi prasyarat, (4) Memberi stimulus (masalah, topik, konsep), (5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari), (6) Menimbulkan penampilkan peserta

pelatihan, (7) Memberi umpan balik, (8) Menilai penampilan dan, (9) menarik kesimpulan.

Kegiatan belajar dan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pelatihan, karena proses pembelajaran merupakan inti dari tujuan pelatihan yang ingin dicapai. Dalam melakukan proses pembelajaran kecermatan menggunakan metode pembelajaran memengaruhi tujuan pelatihan yang ingin dicapai. Menurut Kamil (2012) kecermatan dan efektivitas memilih metode pembelajaran pelatihan ditentukan oleh:

1) Jumlah dan latar belakang warga belajar peserta pelatihan.

2) Materi yang akan disampaikan atau perubahan-perubahan yang diharapkan terhadap peserta.

3) Waktu yang tersedia untuk pelatihan.

4) Fasilitas atau sarana pelatihan yang tersedia.

5) Metode-metode pembelajaran terdahulu yang pernah diikuti peserta pelatihan.

6) Kemampuan yang dimiliki oleh pengajar atau fasilitator.

Beberapa metode pembelajaran dalam kegiatan pelatihan di masyarakat yang dapat digunakan antara lain diskusi kelompok fokus (FGD), curah pendapat (brainstorming), bermain peran, kunjungan lapangan (field strip), demonstrasi

a. Ceramah

Merupakan metode dengan memberikan penjelasan atau member deskripsi lisan secara sepihak oleh fasilitator, tutor atau sumber belajar tentang suatu

materi pelatihan. Tujuannya adalah agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami materi pelatihan tertentu dengan menyimak atau mendengarkan. Peranan fasilitator atau instruktur sangat aktif dan dominan, sedangkan peserta lebih pasif duduk mendengar.

b. Diskusi kelompok fokus (focus group discussion)

Merupakan metode yang paling sering digunakan dalam pendidikan orang dewasa, alasannya karena peserta merupakan pribadi-pribadi yang telah memiliki pengalaman , dan untuk dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta dalam mendiskusikan suatu bidang atau permasalahan tertentu.

c. Curah pendapat (Brainstorming)

Adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendorong peserta memberikan pendapat, gagasan, ide sebanyak mungkin. Peserta didorong untuk mengembangkan pendapat dan gagasannya dan tidak dibenarkan adanya kritik terhadap gagasan yang disampaikan.

d. Bermain peran

Teknik ini digunakan dengan cara meminta peserta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan permainan peran dan melakukan dialog berdasarkan masalah yang akan diselesaikan. Pengguaan metode ini harus terlebih dahulu dipersiapkan skenario dan cerita tertentu serta peserta untuk memerankan permainan ini.

Metode kunjungan lapangan digunakan untuk memberikan pengalaman nyata terhadap kebutuhan belajar peserta. Tujuannya adalah agar peserta mendapatkan pengalaman langsung dari objek yang dikunjungi.

f. Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan suatu cara menyajikan materi dengan penjelasan lisan yang disertai dengan perbuatan untuk memperlihatkan cara melakukan sesuatu yang diikuti oleh peserta pelatihan. Dalam metode demonstrasi ini lebih banyak melakukan praktek daripada teori untuk memperlihatkan dan memperagakan sesuatu proses kegiatan seperti barang yang bernilai seni, pengolahan makanan bergizi, dan lain-lain. Dengan penggunaan metode demonstrasi, peserta akan memiliki pengalaman belajar langsung yang diberikan oleh fasilitator atau instruktur sehingga peserta dapat melakukannya sendiri setelah mengikuti proses pelatihan tanpa dibimbing lagi oleh instruktur atau fasilitator.

Dokumen terkait