BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Proses Belajar di SMP N I Bantul 2. Metode Pembelajaran Dalam metode mengajar, terdapat ketrampilan-ketrampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Hal tersebut dapat dilihat dari: a). Cara guru membuka dan menutup pelajaran, dalam membuka pelajaran, kadang guru tidak langsung memulai pelajaran, tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa rileks, misalnya bertanya tentang bagaimana kabarnya, atau apa saja yang siswa lakukan selama liburan, dan sebagainya (III: 1-9). Sehingga kesan pertama saat akan mulai pembelajaran, siswa sudah merasakan bahwa proses pembelajaran akan berlangsung menyenangkan. Saat menutup pembelajaran, guru memberikan kesimpulan-kesimpulan yang disampaikan kepada siswa tentang apa yang sudah dipelajari pada hari itu (I: 219-225), (II: 128-133), (III: 81-83). Selain itu, guru juga selalu memberikan tugas-tugas rumah supaya siswa dapat terus belajar di rumah dan pada pertemuan berikutnya ingatan siswa masih cukup baik ketika melanjutkan materi yang sama (I: 217-219), (II:128), (III: 83), (IV: 83). b). Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan baik berupa soal-soal latihan, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab siswa dengan singkat secara lisan. Misalnya, apa yang dimaksud dalam soal, dengan rumus apa bisa diselesaikan, langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut, dan sebagainya (I: 5-17, 20-27, 33, 35, 39-45, 51-73, 119-122, 143-146, 191-197), (II: 17, 19, 23, 29-33, 63-65, 73, 86, 98-104, 108, 132), (III: 11, 15, 19, 21, 23, 33-39, 41-47, 59, 61, 69, 75), (IV: 5, 12, 14-20, 28-42, 54, 73), (V: 9, 11, 15, 43, 45, 53, 61, 67). Sehingga pola berpikir siswa dapat terarah. Dalam memberikan permasalahan/soal-soal, kadang guru langsung meminta siswa untuk mengerjakan secara individual, tetapi kadang guru juga meminta siswa untuk membentuk kelompok dan meminta siswa bekerja dalam satu kelompok. Dengan demikian siswa dapat belajar menyelesaikan masalah sendiri maupun secara berkelompok, sehingga memungkinkan siswa belajar bersosialisasi dalam suatu kelompok. Dalam membimbing diskusi, guru berkeliling kelas dan melihat jawaban serta hasil diskusi dalam satu kelompok, serta memberikan penjelasan jika dalam kelompok tersebut menemukan kesulitan. Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dapat meberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik dapat memberikan kesan yang menyenangkan bagi siswa sehingga konsentrasi siswa dapat terfokus dalam belajar. Hal ini dapat terlihat dari, siswa sangat menghormati dan menghargai guru sebagai pengelola kelas, siswa tenang dan penuh konsentrasi saat guru memberikan penjelasan, tetapi siswa juga menanggapi guru saat guru mengajak siswa untuk bercanda sehingga memberikan suatu penyegaran selama proses pembelajaran berlangsung, dan siswa tidak tegang dalam mengikuti pembelajaran. Pemilihan kombinasi metode mengajar yang tepat dapat lebih meningkatkan hasil proses belajar-mengajar. Metode-metode mengajar yang digunakan guru, yang dapat meningkatkan hasil proses belajar-mengajar antara lain adalah: 2.1. Metode ekspositori. Disebut metode ekspositori karena, guru menerangkan materi dan memberikan contoh soal kepeda siswa, sedangkan siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi juga berdiskusi dengan teman dan menyelesaiakan soal latihan dan juga bertanya kepada guru dan teman lain kalau tidak mengerti atau menemukan kesulitan saat mengerjakan soal/latihan. Guru berkeliling kelas, memeriksa pekerjaan murid secara individual, menjelaskan lagi kepada murid secara individual di hadapan murid yang bertanya atau secara klasikal di depan kelas. (I:47-226), (II:4-134), (II:I5-16), (IV:66-67). 2.2. Metode demontsrasi Yang menunjukkan adanya metode demonstrasi adalah dimana siswa berpikir bagaimana caranya menyelesaikan suatu soal, sedangkan guru selalu memberikan cara-cara untuk mengarahkan siswa supaya siswa dapat menemukan jawaban menurut pemikirannya. Misalnya, apa yang dimaksud dalam soal, dengan rumus apa bisa diselesaikan, langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut, dan sebagainya. Tetapi dalam hal ini, guru tidak lepas juga untuk terampil-terampilnya memberikan penjelasan yang bersifat mengarahkan supaya jawaban siswa seperti yang dimaksudkan, bukan memberikan jawaban akhir kepada siswa. Siswa mempresentasikan hasil pemikirannya di dalam kelas dan menjelaskan alasan-alasan dari cara-cara menjawab yang ia gunakan (I:85,88,110,127,140,153,158,170,214), (II:14,80,83, 105,122) (III:55), (IV:26,46,60,61), (V:13,20,41,65). Selanjutnya guru menanyakan komentar siswa lain tentang hasil jawaban tersebut dan mengajak siswa berdiskusi. Dalam diskusi ini dapat diminta atau diberikan komentar, kritik, saran atau penjelasan dari siswa yang lain, yang berhubungan dengan persentasi yang dilakukan. Siswa lain dapat memberikan tanggapan sedangkan guru membuat kesimpulan dari hasil jawaban-jawaban siswa. 2.3. Metode drill dan metode latihan Yang menunujukkan adanya metode drill dan metode latihan adalah, guru memberikan banyak latihan-latihan soal dan meminta siswa menyelesaikan dengan cara masing-masing (III:55), (IV:26,46,60,61). Sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prosedur-prosedur penyelesaian suatu soal. Sehingga pada sub pokok bahasan selanjutnya siswa dapat mengerjakan soal dengan cepat, cermat dan lancar dalam operasi-operasi hitung soal-soal yang lain dalam aritmatika sosial, bank dan koperasi. 2.4. Metode tanya-jawab Metode tanya-jawab yang sangat nampak dalam setiap kali pertemuan adalah bahwa guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat yang harus dijawab siswa secara lisan misalnya, apa yang dimaksud dalam soal, dengan rumus apa bisa diselesaikan, langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut, dan sebagainya atau guru memberikan soal-soal latihan yang juga harus dijawab siswa secara lisan, saat guru memberikan soal-soal latihan (II: 9, 61, 88), (III: 11, 23, 29, 41), guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan (I:18), (I:79,97,100,123), (II:9,23,25,77,94,104), (III:39), (III:54, 77), (IV:65), baru kemudian siswa bisa menyampaikan jawabannya di dalam kelas (V:13,20,41,65), (V:13,20,21,41). Siswa juga sering bertanya kepada guru saat siswa kesulitan dalam meyelesaikan suatu soal, atau saat siswa kurang jelas akan penjelasan guru dan guru memberikan penjelasan mengenai pertanyaan siswa secara individual kepada siswa yang bertanya ataupun secara klasikal di depan kelas. 2.5. Metode pemberian tugas Metode pemberian tugas nampak pada setiap akhir pembelajaran guru selalu memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah kepada siswa. Guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa di rumah, dan pada hari berikutnya soal-soal tersebut dibahas bersama-sama. Dalam dokumen Perbedaan proses pembelajaran matematika dan hasil belajar matematika di rintisan sekolah berstandar internasional dengan sekolah reguler - USD Repository (Halaman 143-148)