Metode Pemberitahuan
Informasi Pekerjaan
Metode Pemberitahuan Informasi Pekerjaan
Pada saat memasuki dunia pekerjaan untuk pertama kalinya biasanya kita sebagai pekerja baru biasanya ‘galau’ dengan apa yang harus saya lakukan karena tidak pernah berkecimpung di dunia kerja tersebut dan merasa awam dengan hal-hal baru tersebut. Namun jangan pesimis dulu karena di setiap tepat bekerja pasti ada yang disebut orientasi (training). Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi pegawai baru.
Lingkungan kerja merupakan hal penting bagi pegawai baru untuk diketahui serta dipahami dengan jelas, sehingga mempermudah penyesuaian dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya baik di pabrik maupun di kantor. Melalui orientasi pada awal penugasan diharapkan pegawai baru akan merasa lebih siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat bekerja dengan penuh percaya diri karena telah dengan jelas mengetahui situasi, kondisi, peraturan, hak dan kewajiban.
Dengan demikian pelaksanaan tugas akan tetap mengarah pada pelayanan yang profesional. Program orientasi bagi pegawai baru termasuk pegawai lama yang dipindahkan ke ruangan atau
unit baru, bila dirancang dengan baik diharapkan dapat mengatasi berbagai issue yang muncul dan membantu pegawai bersangkutan lebih cepat menyesuaikan diri dalam memenuhi tanggung jawab dan akuntabilitas mereka terhadap tugas yang dibebankan kepada mereka.
Program Out – Service Training
Pada metode ini pegawai baru yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar sementara dari pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif. Metode ini terdiri dari 2 teknik, yaitu: 1. Teknis presentasi informasi.
Yaitu penyampaikan informasi yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada peserta. Antara lain melalui; ceramah biasa, teknik diskusi, teknik pemodelan perilaku (behavioral modelling), model kelompok T, yaitu mengirim pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk mempelajari teori dan mempraktekkannya.
2. Teknik simulasi.
Simulasi adalah meniru perilaku tertentu sedemikian rupa sehingga peserta pendidikan dan latihan dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Teknik ini seperti; simulator alat- alat kesehatan, studi kasus (case study), permainan peran (role
playing), dan teknik dalam keranjang (in basket), yaitu dengan
cara memberikan bermacam-macam masalah dan peserta diminta untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalamannya.
Program In-Service Training
Peningkatan SDM dari pegawai baru dapat melalui pelatihan (training) sangat penting untuk meningkatkan serta mempertahankan profesionalisme para pegawai. Dalam jangka pendek pelatihan merupakan suatu cara yang cukup strategis dalam membantu upaya peningkatan SDM suatu organisasi baik di pabrik maupun di kantor.
Program pelatihan yang direncanakan dan berkesinambungan dapat mendorong para pegawai untuk meningkatkan serta mempertahankan profesionalismenya, dan pada akhirnya akan berdampak pada kinerja mereka dan pada akhirnya akan dapat peningkatan kompetensi dan performa pegawai. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar dan dibawah ini akan dikemukakan dua pengertian saja yaitu:
• Menurut Michael J. Jacius, istilah “training” yang dipergunakan
di sini adalah untuk menunjukkan setiap proses dalam mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
• Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan atau
memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang dan dalam pekerjaan lain yang terkait dengan yang sekarang dijabatnya, baik secara individu maupun sebagai bagian dari sebuah team kerja (DR. Achmad. S. Ruky, 2001).
Kata pelatihan (training) sering dirancukan dengan kata pengembangan (development). Pelatihan dilakukan dalam jangka pendek, dalam hal ini ada dua kategori yaitu pelatihan bagi calon pegawai disebut “Pre-service training” dan pelatihan bagi pegawai yang sudah bekerja disebut dengan istilah “In-service training”. Pengembangan adalah suatu program yang merujuk pada penyediaan kesempatan belajar bagi staf untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang dan tidak dibatasi pada pekerjaan yang dijabatnya sekarang.
Beberapa Metode Pelatihan Mandiri
Selain pelatihan yang dilakukan di dalam ruangan (kelas) untuk membahas beberapa jenis materi dengan metode kuliah singkat serta penugasan atau latihan keterampilan, workshop lapangan, dll. Ada beberapa metode lain yang dapat dilakukan dalam organisasi, sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan, organisasi langsung di tempat kerja, salah satunya adalah refl eksi
diskusi kasus (RDK) yang akan dibahas dalam materi tersendiri. Beberapa metode lainnya yaitu:
1. Self-learning (belajar sendiri)
Belajar secara mandiri merupakan suatu pembelajaran melalui modul, yaitu materi yang berisi langkah-langkah proses belajar yang sistematis. Modul disusun sedemikian rupa, sehingga peserta atau pembaca modul dapat dengan mudah dituntun untuk mempelajarinya angkah demi langkah. Peserta harus mengikuti langkah-langkah atau tahapan yang ada dalam modul tersebut. Dalam menggunakan modul, diperlukan adanya narasumber atau instruktur yang dapat memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta.
Setelah mengikuti pembelajaran melalui modul, biasanya diikuti dengan lembar evaluasi, untuk menilai seberapa jauh para peserta dapat memahami isi modul tersebut. Kelebihan dari cara pembelajaran ini adalah menjamin kemampuan belajar tiap peserta, dapat menjangkau banyak peserta serta dengan cepat dapat menilai kecakapannya. Sedangkan kelemahannya, memerlukan banyak waktu dalam menyusul modul dan biaya pembuatan modul tinggi. Dalam hal ini diperlukan motivasi yang kuat dari peserta untuk belajar.
2. Tutorial
Tutorial adalah suatu metode dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan tugas baca pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap materi. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan referensi atau buku-buku dan waktu yang cukup untuk pembahasan, tutor/nara sumber.
Dalam sistem ini peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah berdasarkan referensi yang tersedia dan hasilnya disusun dalam suatu makalah untuk kemudian dipresentasikan. Kelebihan metode ini adalah analisis suatu topik dibahas secara mendalam, sehingga menjamin dasar ilmiahnya dan terjadinya interaksi dalam kelompok.
Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan nara sumber yang menguasai materi dan waktu pembahasannya lama (1-4 minggu per topik).
3. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta menganalisis masalah dan memilih alternatif- alternatif pemecahan masalah. Metode ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan daya intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Kasus yang dibahas harus memberikan pengalaman yang realistik, aktual, praktis, dan mempunyai keterkaitan dengan ruang lingkup pekerjaannya. Pemilihan kasus perlu mempertimbangkan latar belakang pendidikan peserta. Pengunaan metode ini didahului dengan penjelasan mengenai prinsip-prinsip pendekatan dan pemecahan masalah, sehingga peserta dapat mengembangkan kemampuannya untuk menganalisis suatu permasalahan.