• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.2.5 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Di dalam penelitian perlu di lakukan suatu metode pendekatan dan pengembangan system yang bertujuan untuk dijadikan pedoman. Penelitian ini metode pendekatan system yang di lakukan ialah metode pendekatan terstruktur.sedangkan metode pengembangan system nya menggunakan waterfall.

3.2.5.1Metode pendekatan sistem

Metode pendekatan system yang di gunakan ialah metode pendekatan terstruktur. Metode pendekatan terstruktur ialah adalah suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program. Pendekatan terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Pendekatan terstruktur dalam pengembangan system informasi adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten. Prinsip dari pendekatan terstruktur adalah jika suatu proses telah

sampai pada suatu langkah tertentu, maka proses selanjutnya tidak boleh mengeksekusi langkah sebelumnya

3.2.5.2 Metode pengembangan sistem

Untuk mengembangkan suatu system maka di perlukan untuk membangun suatu system yang baik dan teintegrasi dengan benar , makan di dalam penelitian ini metode pengembangan system menggunakan waterfall seperti gambar yang ada pada gambar.3.2 waterfall. Model Waterfall, Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Dimodelkan setelah siklus rekayasa konvensional, model waterfall melingkupi aktivitas- aktivitas sebagai berikut:rekayasa dan pemodelan sistem, analisis kebutuhan software, desain, generalisasi kode, pengujian, pemeliharaan.

Gambar 3.2 SLDC Model Waterfall

46

1. Requirement Analisys

Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan pengguna sistem. Kemudian semuanya itu dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user dan staf pengembang.

2. System Design

Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keluhan. Desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkat lunak dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan.

3. Implementation

Selama tahap ini desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program. Uji unit termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi.

4. Integration & Testing

Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk menyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi. Setelah ujicoba sesuai spesifikasi.

5. Operation & Maintenance

Normalnya, ini adalah phase yang terpanjang. Sistem dipasangdan digunakan. Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

3.2.5.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analilis dan perancangan yang di gunakan dalam pembuatan sistem akademik berbasisi web di MTsN 1 Bandung ini adalah

1. Flowmap

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut- urutan prosedur dari suatu program.

2. Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah Diagram Konteks Diagram konteks adalah arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara system dengan bagian-bagian luar (kesatuan luar). Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data atau tujuan data yang berhubungan dengan sistem informasi tersebut. Diagram konteks memberikan batasan yang jelas mengenai besaran-besaran entitas yang berada diluar sistem yang sedang dibuat, artinya diagram ini mengggambarkan secara jelas batasan-batasan dari sebuah sistem yang sedang dibuat.

48

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yg mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

4. Kamus Data

Kamus data menurut Tata Sutabri (2004:170) dalam bukunya yang berjudul

Analisa Sistem Informasi mendefinisikan kamus data sebagai berikut: “kamus data

adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu

sistem informasi” .

5. Perancangan Basis Data

Menurut evan cardia dalam al-bahra (2005:64) Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan banyak ”user”, dimana masing-masing ”user” (baik menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau on-line) akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan ”user” lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.

Perancangan basis data di rancang dengan tujuan untuk efisiensi dalam penyimpanan nya dan cepat mengakses data apabila diperlukan.

6. Normalisasi

Normalisasi menurut Tata Sutabri (2005:181) adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database. Proses normalisasi menghasilkan struktur record yang konsisten secara logis yang mudah di mengerti dan sederhana dalam pemeliharaan nya.

Langkah-langkah pembentukan Normalisasi : 1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal ke satu (INF/First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai cirri: setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam suatu record demi record dan

nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang atau

atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukan pecahan kata sehingga artinya lain.

3. Bentuk normal kedua (2NF/Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat: bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama/primary key sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk normal ketiga (3NF/ Third Normal Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga, relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyuluruh. Contoh pada bentuk kedua di atas termasuk juga bentuk normal ketiga seluruh atribut yang ada disitu bergantung penuh pada kunci primernya.

50

Boyce-Codd Normal Form(BCNF) mempunyai paksaan yang lebih

kuat dari pada bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut superkey.

7. Relasi adalah bagian paling penting dalam suatu basis data. Relasi digunakan untuk membuat hubungan antar entitas yang secara logika berhubungan dua entitas yang berbeda dapat memiliki hubungan dengan menggunakan relasi. Tipe- tipe relasi yaitu Sebagai berikut :

1) One to one

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang keda dan sebaliknya.

2) One to Many atau Many to one

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebalikanya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

Yang berarti satu tupelo pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak

tupelo pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap tupelo pada entitas B,

berhubungan dengan paling banyak satu tupelo pada entitas A.

4) Many to One (banyak ke satu)

Yang berati setiap tupelo pada entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu tupelo pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap tupelo

pada entitas A berhubungan dengan paling banyak satu tupelo pada entitas B.

5) Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas aliran nya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua.

7. Entity Relasionship diagram (ERD)

Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan E-R diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memnfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data.

Dokumen terkait