• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 sampai Februari 2015

yang bertempat di kawasan pesisir Belawan yakni Hutan Mangrove Desa

Nelayan. Analisis logam berat dilakukan di Laboratorium Penelitian, Fakultas

Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: pisau, pita ukur,

kamera, kompas, mortar dan pastle, botol akuades, labu Erlenmeyer 250 ml, pipet tetes, tanur (furmace), oven, corong, kertas saring Whatman ukuran 42, pH

universal, krus porselen, gelas ukur, gelas beaker, labu takar 100 ml dan 25 ml,

thermometer,hand refractometer, Pemanas (hot plate), wadah sampel, timbangan

analitik, dan spektofotometri serapan atom.

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah: tally sheet pengambilan sampel, tali rafia, larutan HNO3 pekat, akuabides, larutan standar Cu dan Pb,

sampel akar R. stylosa yang terdiri atas akar tunjang, daun R. stylosa yang terdiri atas daun tua dan daun muda, kulit batang R. stylosa yang terkena pasang surut air laut, sampel sedimen, sampel air laut.

Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti jalur transek

dari pohon R. stylosa. Akar yang diambil adalah akar tunggang yang berada diatas batas yang terkena batas pasang surut air laut , sedangkan untuk daun yang di

ambil adalah daun muda pada pucuk dan daun tua pada pangkal ranting, Kulit

batang pohon R. stylosa yang diambil adalah kulit batang yang terkena pasang surut air laut. Dari jalur transek diambil 3 titik sampel pada setiap lokasi dengan

jarak antar titik sampel 50 meter. Pengambilan sampel pohon R. stylosa setiap titiknya dengan tiga ulangan. Data yang diambil berupa akar, daun, dan kulit

batang R. stylosa. Sebagai data penunjang dilakukan juga pengukuran logam berat pada air permukaan dan sedimen (kedalaman ± 30 cm) serta pengukuran

parameter kualitas air, seperti suhu udara, suhu air, pH air, dan salinitas pada

keenam titik tersebut. Pola pengambilan sampel disajikan pada Gambar 2 dan

Gambar 3.

Keterangan gambar

: Garis transek pada saat pengambilan sampel 50 m : Jarak antar plot pengambilan sampel

: plot pengambilan sampel

Gambar 3. Pola Pengambilan Sampel Pohon, Air dan Sedimen (Sumber

http://muhamaze.wordpress.com)

Preparasi Sampel Akar, Daun, Kulit batang dan Sedimen

Sampel akar, daun, kulit batang dihomogenkan dengan cara

mengkompositkan sampel yang diambil dari tiga titik pengambilan pada setiap

stasiun. Untuk preparasi akar, daun,dan kulit batang, sampel dipotong kecil-kecil

sebelum dihaluskan. Demikian juga sampel sedimen yang dapat langsung

dihaluskan. Setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC sampai

diperoleh berat konstan.

Sampel akar, daun, kulit batang dan sedimen masing masing ditimbang

sebanyak 5 gram kemudian diarangkan di atas hotplate hingga menjadi arang. Untuk mempercepat terjadinya arang dapat diteteskan sedikit HNO3 secara

700ºC (pengabuan) sampai menjadi abu. Setelah selesai proses pengabuan sampel

akar, daun dan sedimen tersebut dilarutkan dengan menambahkan 10 ml HNO3

pekat.

Campuran larutan tersebut digerus didalam wadah kurs porselin lalu

disaring kedalam labu ukur 25 ml dengan menggunakan kertas saring whattman

ukuran 42. Kurs yang telah digerus dibilas dengan menggunakan akuabides

sebanyak dua kali agar kandungan logam yang masih menempel pada kurs dapat

larut. Setelah larutan disaring tambahkan akuabides hingga garis tanda batas pada

labu ukur. Larutan yang diperoleh dapat diuji dengan menggunakan AAS.

Preparasi Sampel Air

Air laut diukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 pekat.

Panaskan dalam wadah labu Erlenmeyer dalam hot plate sampai volumenya berkurang 35 ml. kemudian diendapkan. Larutan yang telah diendapkan disaring

fasa airnya dengan kertas saring. Larutan yang diperoleh siap untuk dianalisis

dengan menggunakan AAS.

Pembuatan Larutan Standar Cu dan Pb

Logam Cu dan Pb masing-masing ditimbang sebanyak 1 gr, kemudian

dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 1000 ml. Larutan tersebut

mengandung 1000 ppm yang dinamakan larutan induk. Sebanyak 10 ml dari

larutan induk dipipet lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian

ditambahkan akuades sampai garis tanda akhir. Larutan yang diperoleh

mengandung konsentrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml

lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan akuades

Dibuat larutan dengan konsentrasi 10 ppm sebanyak 5 ulangan untuk

mempermudah pembuatan larutan standar berikutnya.

Untuk mendapatkan larutan standar dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8

dan 1 ppm, berturut-turut dipipet sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml dan 10 ml dari

larutan 10 ppm lalu masing masing dimasukkan kedalam labu takar 100 ml

kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda akhir.

Prinsip Kerja Atomic Absorpsion Spectrofotometer (AAS)

Alat AAS diset terlebih dahulu sesuai dengan instruksi dalam manual alat

tersebut. Kemudian dikalibrasikan dengan kurva standar dari masing-masing

logam Cu dan Pb dengan konsentrasi 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ppm. Diukur

absorbansi atau konsentrasi masing-masing sampel.

Analisis Data

Konsentrasi Sebenarnya

Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat sebenarnya pada akar, kulit

batang, daun dan sedimen sesuai dengan standar operasional prosedur pada

Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara maka

digunakan rumus :

Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat sebenarnya pada air maka digunakan

rumus :

Keterangan :

K. Sebenarnya : Konsentrasi sebenarnya (mg/L) Vol Pelarut : Volume pelarut (L)

Larutan Sampel : Volume larutan sampel pada saat pengujian (L) Berat Sampel : Berat sampel yang akan diuji (mg)

Faktor Biokonsentrasi factor (BCF)

Setelah kandungan logam berat dalam air diketahui maka data tersebut

digunakan untuk menghitung kemampuan R. stylosa mengakumulasi logam berat Cu dan Pb melalui tingkat biokonsentrasi faktor (BCF) dengan rumus :

Keterangan :

BCF > 1000 = Kemampuan Tinggi 1000 > BCF > 250 = Kemampuan Sedang BCF < 250 = Kemampuan Rendah

Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sesuai dengan baku mutu

lingkungan yang terdapat dakam Kepmen KLH No. 51 Tahun 2004 untuk kualitas

air. Baku mutu untuk logam berat dalam lumpur atau sedimen di Indonesia belum

ditetapkan, sehingga sebagai acuan digunakan baku mutu yang dikeluarkan

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Hutan Mangrove Desa Nelayan di Perairan Belawan

Desa Nelayan ini berada di kecamatan Medan Labuhan, dengan luas

daerah 420 Ha. Batas-batas wilayah desa ini sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Sei Deli atau Kelurahan Belawan Bahari

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Sei Mati

c) Sebelah barat berbatasan dengan Pekan Labuhan

d) Sebelah timur berbatasan dengan P.L Tiram / Sei Pegatalan

Secara topografi, kecamatan Medan Labuhan berada pada dataran

rendah/rawa. Keadaan iklimnya termasuk tropis, dengan curah hujan rata-rata 22

mm/tahun dan suhu rata-rata harian 30ºC. Jenis tanah kecamatan ini umumnya

adalah tanah aluvial dan tanah podsolik merah kuning. Secara sosial ekonomi

penggunaan lahan untuk sawah dan ladang 0 ha, perkantoran 1 ha, bangunan

usaha 1 ha, dan pemukiman 85 ha. Jumlah penduduk di desa ini 7.716 jiwa

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 sampai Februari 2015

yang bertempat di kawasan pesisir Belawan yakni Hutan Mangrove Desa

Nelayan. Analisis logam berat dilakukan di Laboratorium Penelitian, Fakultas

Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: pisau, pita ukur,

kamera, kompas, mortar dan pastle, botol akuades, labu Erlenmeyer 250 ml, pipet tetes, tanur (furmace), oven, corong, kertas saring Whatman ukuran 42, pH

universal, krus porselen, gelas ukur, gelas beaker, labu takar 100 ml dan 25 ml,

thermometer,hand refractometer, Pemanas (hot plate), wadah sampel, timbangan

analitik, dan spektofotometri serapan atom.

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah: tally sheet pengambilan sampel, tali rafia, larutan HNO3 pekat, akuabides, larutan standar Cu dan Pb,

sampel akar R. stylosa yang terdiri atas akar tunjang, daun R. stylosa yang terdiri atas daun tua dan daun muda, kulit batang R. stylosa yang terkena pasang surut air laut, sampel sedimen, sampel air laut.

Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti jalur transek

dari pohon R. stylosa. Akar yang diambil adalah akar tunggang yang berada diatas batas yang terkena batas pasang surut air laut , sedangkan untuk daun yang di

ambil adalah daun muda pada pucuk dan daun tua pada pangkal ranting, Kulit

batang pohon R. stylosa yang diambil adalah kulit batang yang terkena pasang surut air laut. Dari jalur transek diambil 3 titik sampel pada setiap lokasi dengan

jarak antar titik sampel 50 meter. Pengambilan sampel pohon R. stylosa setiap titiknya dengan tiga ulangan. Data yang diambil berupa akar, daun, dan kulit

batang R. stylosa. Sebagai data penunjang dilakukan juga pengukuran logam berat pada air permukaan dan sedimen (kedalaman ± 30 cm) serta pengukuran

parameter kualitas air, seperti suhu udara, suhu air, pH air, dan salinitas pada

keenam titik tersebut. Pola pengambilan sampel disajikan pada Gambar 2 dan

Gambar 3.

Keterangan gambar

: Garis transek pada saat pengambilan sampel 50 m : Jarak antar plot pengambilan sampel

: plot pengambilan sampel

Gambar 3. Pola Pengambilan Sampel Pohon, Air dan Sedimen (Sumber

http://muhamaze.wordpress.com)

Preparasi Sampel Akar, Daun, Kulit batang dan Sedimen

Sampel akar, daun, kulit batang dihomogenkan dengan cara

mengkompositkan sampel yang diambil dari tiga titik pengambilan pada setiap

stasiun. Untuk preparasi akar, daun,dan kulit batang, sampel dipotong kecil-kecil

sebelum dihaluskan. Demikian juga sampel sedimen yang dapat langsung

dihaluskan. Setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC sampai

diperoleh berat konstan.

Sampel akar, daun, kulit batang dan sedimen masing masing ditimbang

sebanyak 5 gram kemudian diarangkan di atas hotplate hingga menjadi arang. Untuk mempercepat terjadinya arang dapat diteteskan sedikit HNO3 secara

700ºC (pengabuan) sampai menjadi abu. Setelah selesai proses pengabuan sampel

akar, daun dan sedimen tersebut dilarutkan dengan menambahkan 10 ml HNO3

pekat.

Campuran larutan tersebut digerus didalam wadah kurs porselin lalu

disaring kedalam labu ukur 25 ml dengan menggunakan kertas saring whattman

ukuran 42. Kurs yang telah digerus dibilas dengan menggunakan akuabides

sebanyak dua kali agar kandungan logam yang masih menempel pada kurs dapat

larut. Setelah larutan disaring tambahkan akuabides hingga garis tanda batas pada

labu ukur. Larutan yang diperoleh dapat diuji dengan menggunakan AAS.

Preparasi Sampel Air

Air laut diukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 pekat.

Panaskan dalam wadah labu Erlenmeyer dalam hot plate sampai volumenya berkurang 35 ml. kemudian diendapkan. Larutan yang telah diendapkan disaring

fasa airnya dengan kertas saring. Larutan yang diperoleh siap untuk dianalisis

dengan menggunakan AAS.

Pembuatan Larutan Standar Cu dan Pb

Logam Cu dan Pb masing-masing ditimbang sebanyak 1 gr, kemudian

dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 1000 ml. Larutan tersebut

mengandung 1000 ppm yang dinamakan larutan induk. Sebanyak 10 ml dari

larutan induk dipipet lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian

ditambahkan akuades sampai garis tanda akhir. Larutan yang diperoleh

mengandung konsentrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml

lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan akuades

Dibuat larutan dengan konsentrasi 10 ppm sebanyak 5 ulangan untuk

mempermudah pembuatan larutan standar berikutnya.

Untuk mendapatkan larutan standar dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8

dan 1 ppm, berturut-turut dipipet sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml dan 10 ml dari

larutan 10 ppm lalu masing masing dimasukkan kedalam labu takar 100 ml

kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda akhir.

Prinsip Kerja Atomic Absorpsion Spectrofotometer (AAS)

Alat AAS diset terlebih dahulu sesuai dengan instruksi dalam manual alat

tersebut. Kemudian dikalibrasikan dengan kurva standar dari masing-masing

logam Cu dan Pb dengan konsentrasi 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ppm. Diukur

absorbansi atau konsentrasi masing-masing sampel.

Analisis Data

Konsentrasi Sebenarnya

Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat sebenarnya pada akar, kulit

batang, daun dan sedimen sesuai dengan standar operasional prosedur pada

Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara maka

digunakan rumus :

Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat sebenarnya pada air maka digunakan

rumus :

Keterangan :

K. Sebenarnya : Konsentrasi sebenarnya (mg/L) Vol Pelarut : Volume pelarut (L)

Larutan Sampel : Volume larutan sampel pada saat pengujian (L) Berat Sampel : Berat sampel yang akan diuji (mg)

Faktor Biokonsentrasi factor (BCF)

Setelah kandungan logam berat dalam air diketahui maka data tersebut

digunakan untuk menghitung kemampuan R. stylosa mengakumulasi logam berat Cu dan Pb melalui tingkat biokonsentrasi faktor (BCF) dengan rumus :

Keterangan :

BCF > 1000 = Kemampuan Tinggi 1000 > BCF > 250 = Kemampuan Sedang BCF < 250 = Kemampuan Rendah

Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sesuai dengan baku mutu

lingkungan yang terdapat dakam Kepmen KLH No. 51 Tahun 2004 untuk kualitas

air. Baku mutu untuk logam berat dalam lumpur atau sedimen di Indonesia belum

ditetapkan, sehingga sebagai acuan digunakan baku mutu yang dikeluarkan

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Hutan Mangrove Desa Nelayan di Perairan Belawan

Desa Nelayan ini berada di kecamatan Medan Labuhan, dengan luas

daerah 420 Ha. Batas-batas wilayah desa ini sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Sei Deli atau Kelurahan Belawan Bahari

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Sei Mati

c) Sebelah barat berbatasan dengan Pekan Labuhan

d) Sebelah timur berbatasan dengan P.L Tiram / Sei Pegatalan

Secara topografi, kecamatan Medan Labuhan berada pada dataran

rendah/rawa. Keadaan iklimnya termasuk tropis, dengan curah hujan rata-rata 22

mm/tahun dan suhu rata-rata harian 30ºC. Jenis tanah kecamatan ini umumnya

adalah tanah aluvial dan tanah podsolik merah kuning. Secara sosial ekonomi

penggunaan lahan untuk sawah dan ladang 0 ha, perkantoran 1 ha, bangunan

usaha 1 ha, dan pemukiman 85 ha. Jumlah penduduk di desa ini 7.716 jiwa

Dokumen terkait