3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pencarian data untuk penyusunan tugas akhir ini dilakukan pada PT. Birotika Semesta. Pengambilan data diambil pada bagian transportasi, yaitu proses pendistribusian atau pengiriman barang. Waktu pengambilan data dimulai pada bulan Oktober - Februari 2011.
3.2 Identifikasi Variabel
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel Penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel terikat dan variabel bebas
3.2.1 Variabel Terikat
Yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel bebas, meliputi:
1. Jumlah Defect
Jumlah yang dicapai dalam perhitungan cacat yang kemudian akan dikonversikan dengan ukuran-ukuran Six Sigma dimana nilai itu berada.
3.2.2 Variabel Bebas
Yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat, meliputi:
1. Jumlah Pengiriman
Jumlah barang yang dihasilkan pada proses pengiriman selama periode tertentu.
2. Jumlah cacat barang
Jumlah cacat yang ada pada barang selama proses pengiriman berlangsung dalam periode tertentu.
3. CTQ (Critical To Quality) a. Penumpukan barang b. Kemasan sobek c. Salah alamat d. Segel rusak. e. Kecelakaan 3.3 Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan konsep dasar DMAIC pada Six Sigma yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Define
Tahap ini akan mengidentifikasi permasalahan yaitu menentukan jenis cacat (defect) pada pengiriman barang.
2. Measur e
a. Mengidentifikasi Penyebab Ter jadinya Cacat Dengan Diagram Par eto Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi penyebab-penyebab penting dari adanya produk cacat melalui suatu bentuk diagram tiap cacat pengiriman yang disusun berdasarkan tingkat keutamaannya.
b. Menghitung Nilai DPMO untuk mengetahui nilai Sigma
Menghitung Nilai Sigma dengan Perhitungan DPMO yang dikonversikan dalam Sigma. Untuk mengetahui nilai DPMO (Defects per Million
Opportunities) dengan menggunakan rumus :
Rumus Defect Per Opportunities (DPO) :
CTQ x diproduksi yang unit Banyaknya cacat unit Banyaknya DPO =
Rumus Defect Per Million Opportunity (DPMO) :
000 . 000 . 1 × × = CTQ diperiksa yang unit Banyaknya cacat Banyaknya DPMO
Untuk mengetahui ukuran sigma proses, menggunakan perhitungan DPMO ini menggunakan data defect pada proses produksi, dengan demikian dapat diketahui saat ini kinerja proses produksi dengan menghitung nilai sigma.
DPMO ini mengidentifikasikan berapa banyak kesalahan muncul terjadi jika
sebuah aktifitas diulang sebanyak sejuta kali. Maka jika dalam perhitungan
Six Sigma, menyatakan perhitungan DPMO sebanyak 3,4 maka dari
produksi satu unit produk dalam prosesnya hanya memiliki 3,4 kali kesempatan untuk mengalami kegagalan dari suatu karakteristik CTQ
(Critiqal To Quality). CTQ itu sendiri menerangkan atribut – atribut yang penting diperhatikan selama proses berlangsung, karena berkaitan langsung dengan permintaan dan kepuasan konsumen. Pada kasus penilaian produksi berdasarkan atribut, CTQ adalah jenis kegagalan dari permintaan konsumen. Sedangkan nilai sigma, dihitung dengan mengkonversikan nilai sigma. 3. Analyze
a. Menganalisis Penyebab Terjadinya Cacat Dengan Diagram Fishbone
Dari diagram pareto yang telah dibuat, analisis terhadap faktor-faktor penyebab kegagalan yaitu: metode, fasilitas penunjang, dan pengukuran
terhadap proses, tidak menutup kemungkinan fishbone diagram
dikembangkan menjadi 7M+P antara lain: manpower, machine, methods,
material, media, motivation, money, and predictable cause.
Diagram ini dibuat dengan jalan secara brainstorming, dimana brainstorming menjadi satu bagian yang paling berpengaruh dalam pengerjaan penelitian ini.
4. Improve
Alat bantu yang digunakan dalam menentukan prioritas rencana perbaikan
adalah Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA). Pada FMEA dilakukan penetapan suatu rencana perbaikan defect dan pengidentifikasian prioritas rencana perbaikan yang akan dilakukan dalam upaya mencegah atau mengatasi terjadinya kecacatan.
Setiap mode kegagalan mempunyai 1 nilai RPN (Risk Priority Number). Angka RPN merupakan hasil perkalian antara rangking severity, detection, dan
occurence. Perangkingan ini menggunakan 1-10, skor diberikan pada
masing-masing masalah potensial. Masalah yang lebih serius dan lebih sering terjadi mendapat nilai yang lebih tinggi, demikian juga masalah untuk masalah yang sulit terdeteksi. Kemudian RPN tersebut disusun dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga dapat diketahui mode kegagalan man yang paling kritis untuk segera dilakukan tindakan korektif.
Perhitungan nilai RPN:
Nilai RPN = S x O x D
3.4 Flow Char t Pemecahan Masalah
Agar lebih sistematis, maka langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ya Tidak Ya Mulai Survey Pendahuluan : * Orientasi Pabrik Studi Literatur Perumusan Masalah Penentuan Tujuan Penelitian
Pengumpulan data :
• Jumlah pengiriman
• Jumlah cacat pengirirman
• Jumlah CTQ
Define :
• Identifikasi obyek penelitian
• Identifikasi variabel CTQ
Measure :
• Menentukan defect dominan / cacat terbanyak
• Perhitungan DPMO untuk menentukan sigma level
Analyze :
• Menganalisis penyebab terjadinya cacat dengan menggunakan Fishbone Diagram
Identifikasi Variabel
Nilai Sigma = 6
Improvement (sebatas usulan) :
• Menetapkan prioritas rencana perbaikan dengan alat bantu FMEA untuk menentukan nilai RPN
Hasil Pembahasan Kesimpulan dan Saran
Penjelasan Flow Char t Pemecahan Masalah : 1. Sur vey Pendahuluan
Langkah ini merupakan studi pengenalan dari perusahaan yang menjadi tempat penelitian. Dengan survey perusahaan, diharapkan dapat diketahui permasalahan yang ada.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan tinjauan kepustakaan untuk melandasi cara berpikir dan bertindak dan memberikan arah penelitian serta membantu menyelesaikan masalah.
3. Perumusan masalah
Disusun berdasarkan latar belakang dari masalah yang ada. Kemudian ditentukan metode dalam menyelesaikan permasalahan.
4. Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan penelitian, dalam hal mendefinisikan kriteria pemilihan jenis proyek Six Sigma, yaitu Menganalisa faktor-faktor penyebab kecacatan dari proses pengiriman barang/muatan
.
5. Identifikasi Variabel
Mengidentifikasi variabel yang akan diteliti lebih lanjut. Dalam hal ini adalah variabel kecacatan pengiriman barang.
6. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data selama penelitian, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Data Primer
Yaitu melakukan studi lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dimana aktifitas yang dilakukan adalah : 1. Mencatat data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada. 2. Mencatat arsip-arsip lain yang dibutuhkan.
Metode pengambilan data yang dilakukan atau digunakan adalah : a. Observasi langsung
b. Interview dengan supervisor di lapangan c. Akses informasi perusahaan
a. Data sekunder
Yaitu data yang didapatkan dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari dokumen perusahaan.dengan studi kepustakaan guna mempelajari buku-buku atau literatur-literatur menyangkut tentang teori yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
7. Define
Tahap ini akan mengidentifikasi permasalahan yaitu menentukan jenis cacat (defect).
8. Measure
Dimana tahap ini akan dilakukan perhitungan DPMO kemudian dilanjutkan dengan penentuan CTQ, mengidentifikasi standart performance, pengumpulan data yang nantinya dijadikan sebagai baseline performance. Terdapat dua langkah pemecahan masalah, adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jenis cacat dengan menggunakan diagram par eto
Data historis mengenai jumlah pengiriman yang mengalami defect diolah dengan diagram pareto yang bertujuan untuk melihat karakteristik jenis cacat terbanyak.
b. Menghitung sigma pr oses saat ini dengan perhitungan DPMO yang dikonversikan dalam sigma
Untuk mengetahui ukuran sigma proses, menggunakan perhitungan DPMO ini menggunakan data defect pada proses pengiriaman, dengan demikian dapat diketahui saat ini kinerja proses pengiriman dengan menghitung nilai sigma. DPMO ini mengidentifikasikan berapa banyak kesalahan muncul jika sebuah aktifitas diulang sebanyak sejuta kali (Cavanagh, 2002). Maka jika dalam perhitungan six sigma, menyatakan perhitungan DPMO sebanyak 3,4 maka dari pengiriman dalam prosesnya hanya memiliki 3,4 kali kesempatan untuk mengalami kegagalan dari karakteristik CTQ (Critical to Quality). CTQ sendiri menerangkan atribut – atribut yang penting diperhatikan selama proses berlangsung, karena berkaitan langsung dengan permintaan dan kepuasan konsumen. Pada kasus penilaian pengiriman berdasarkan atribut, CTQ adalah jenis kegagalan dari permintaan konsumen.
Sedangkan nilai sigma, dihitung dengan mengkonversikan nilai DPMO ke dalam tabel nilai sigma.
9. Analyze
Pada tahap ini dilakukan analisa kapabilitas dan pengidentifikasian faktor-faktor penyebab kecacatan pada pengiriman barang.
10. Improve
Setelah akar permasalahan diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan tindakan perbaikan untuk mengatasi atau mencegah terjadi defect.
11. Kesimpulan dan Saran
Setelah tahap persiapan, pengumpulan dan pengolahan data telah dilaksanakan, maka sebagai penutup akan dibuat suatu kesimpulan tentang penelitian ini dan memberikan saran-saran yang dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan selanjutnya.
(Sumber Data : PT. Bir otika Semesta)