• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variable atau lebih. Dalam penelitian ini, diteliti sejauh mana pengaruh antara Metode akuntansi Penyusutan, Metode akuntansi Persediaan terhadap Tingkat

Underpricing Saham Perdana pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui maedia internet dengan menggunakan situs www. Dunia investasi.com dan www.idx.co.id. Penelitian ini dimulai pada Januari 2012 sampai dengan Maret 2012.

3.3 Batasan Operasional

Keterbatasan teori-teori dan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:

a. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Variabel Terikat yaitu Underpricing

2) Variabel Bebas yaitu Metode akuntansi Penyusutan dan Metode akuntansi Persediaan.

b. Data yang digunakan adalah data sekunder pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

c. Menggunakan data laporan keuangan tahun 2007-2009

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Variabel –variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Variabel Terikat (variabel Dependen) Underpricing ( Y )

Underpricing terjadi akibat adanya perbedaan harga saham di pasar primer dan pasar sekunder. Underpricing adalah persentase selisih antara harga penutupan hari pertama di pasar sekunder (P1) dan harga penawaran perdana

(offering price) (P0) dibagi harga penawaran perdana.

Closing Price (P1) – Offering Price (P0)

Underpricing = X 100

Offering Price (P0)

Underpricing = Selisih harga

Closing Price (P1) = Harga Saham di pasar sekunder

Offering Price (P0) = Harga Saham penawaran Perdana.

b. Variabel Bebas ( Variabel Independen )

Menurut Sugiyono (2005:3). Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen

atau variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode akuntansi yang dipakai pada perusahaan barang konsumsi.

1. Metode akuntansi penyusutan aktiva (X1 ),

pada penelitian sebelumnya metode akuntansi ini dikelompokan menjadi dua kategori yaitu metode pembebanan menurun sebagai kebijakan penurunan pendapatan (income decreasing policy) dan metode garis lurus sebagai kebijakan pendapatan meningkat (income increasing policy).

2. Metode akuntansi penilaian persediaan (X2),

Metode Penilaian persediaan akan memberikan hasil yang berbeda pada laporan keuangan perusahaan. Perbedaan yang terjadi dalam penilaian persediaan neraca akan diikuti oleh perbedaan-perbedaan laba dalam perhitungan rugi-laba periode bersangkutan dan juga perbedaan arus kasnya.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,2003:84). Skala pengukuran

underpricing adalah menggunakan skala rasio dan pada metode akuntansi penyusutan dan persediaan adalah menggunakan skala nilai nominal. Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai instrument untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006:72). Populasi penelitian ini adalah Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003: 78).

Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti dalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI

2. Perusahaan yang melakukan IPO di BEI

3. Data perusahaan yang Lengkap dengan Laporan keuangan tahun 2007 sampai 2009

Tabel 3.1

Jumlah Sampel berdasarkan seleksi kriteria sampel

Dari periode pengamatan yang dilakukan dari tahun 2007 – 2009 diperoleh sebanyak 32 populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan penawaran umum perdana nama-nama perusahaanya dapat di lihat dalam lampiran I, 3 populasi dikeluarkan karena data keuanganya tidak lengkap dapat di lihat pada lampiran II, 7 populasi perusahaan dikeluarkan karena data metode akuntansi penyusutan dan persediaan yang digunakan lebih dari satu dapat di,lihat pada lampiran III. Dan terakhir 3 populasi Perusahaan yang dikeluarkan karena nilai underpricingnya negatif dan nol dpat di lihat pada lampiran IV. Sehingga dari 32 populasi perusahaan Industri Barang Konsumsi yang dapat digunakan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 19 sampel.

perusahaan yang mengalami underpricing pada penawaran saham perdana (IPO). Adapun daftar nama-nama dari perusahaan yang menjadi sampel, sebagai berikut :

o.

Kriteria sampel Jumlah

1

Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar dan melakukan IPO di BEI selama tahun 2007-2009

32

2 Perusahaan yang dikeluarkan karena data laporan keuangan tidak lengkap.

(3)

3 Perusahaan yang dikeluarkan karena menggunakan metode akuntansi penyusutan dan persediaan lebih dari satu jenis

(7)

Perusahaan yang underpricingnya bernilai negatif dan nol

(3)

Tabel 3.2

Nama-Nama Perusahaan dalam Sampel Penelitian O. K ODE NAMA PERUSAHAAN G GRM PT. GUDANG GARAM, Tbk. H MSP PT. H.M. SAMPOERNA, T.bk M RAT PT. MUSTIKA RATU, Tbk U NVR PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. A DES

PT. AKASHA WIRA INTERNATIONAL, Tbk. T

SPC

PT. TEMPO SCAN PASIFIC, Tbk. C EKA PT. CAHAYA KALBAR, Tbk. D LTA PT. DELTA DJAKARTA, Tbk. D VLA PT. DARYA VARIA,Tbk 0 K LBF PT.KALBE FARMA, Tbk. 1 M LBI

PT. MULTI BINTANG INDONESIA, Tbk.

2 M ERCK PT. MERCK, Tbk. 3 T CID PT. MANDOM INDONESIA, Tbk. 4 S TTP PT. SIANTAR TOP, Tbk. 5 S CPI

PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA, Tbk.

6 M YOR PT. MAYORA INDAH, Tbk. 7 S QBB PT.TAISHO PHARAMACEUTICAL,Tbk. 18 RMBA PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA, Tbk

9

U LTJ

PT. ULTRA JAYA MILK, Tbk Sumber : www. Idx. co.id (Februari 2012)

3.7 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif (data yang berbentuk angka). Data ini diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan yang merupakan hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan bahasan penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, yakni jurnal akuntansi, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh melalui media internetelalui situs

3.9 Tekhnik Analisis Data

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi berganda (multiple regression). Analisis data dilakukan dengan manggunakan SPSS 17 (Statistical Package for Social Science). Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.

3.9.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat ditentukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.

Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov :

1) jika angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2) jika angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P Plot of Regression Standardized Residual

variabel independen, dimana:

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

3.9.1.2. Uji Multikolonieritas

Tujuan uji multikolonieritas menurut Ghozali (2005:91) adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, serta

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.

3.9.1.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi menurut Ghozali (2005:95) bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria keputusan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du Sumber: Situmorang (2008:86)

3.9.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2005:105) bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisistas, antara lain:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.9.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = α + b1x1 + b2 x2 + e

Dimana:

Y = Tingkat underpricing

α = Koefisien konstanta x1 = penyusutan aktiva tetap

x2 = peenilaian pesediaan

b1,2 = Koefisien regresi variabel independen

e = error

3.9.2.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.

3.9.3. Pengujian Hipotesis

3.9.3.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Ho : bi = 0 : tidak ada pengaruh

Ha : bi ≠ 0 : ada pengaruh.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah:

1) jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, Ha dapat diterima,

2) jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan dengan thitung,

dengan ketentuan:

1) jika thitung > ttabel(α = 5%) maka Ho ditolak, Ha dapat diterima,

2) jika thitung < ttabel(α = 5%) maka Ho diterima, Ha tidak ditolak.

3.9.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : bi = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 : semua variabel independen tidak

berpengaruh secara bersama.

Ha : b0 = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh

secara bersama.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari F rasio seluruh variabel independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha dapat diketahui dengan pembuktian sebagai berikut:

1) jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima,

2) jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan Fhitung, dengan

ketentuan:

1) jika Fhitung > Ftabel(α = 5%) maka Ho ditolak, Ha diterima,

Dokumen terkait