Dinamik pada PT XYZ
2. METODE PENELITIAN
Pada tahap pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data primer pada PT Tunas Baru Lampung. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa data luas lahan, data produksi Tandan Buah Segar (TBS), data produksi Crude Palm Oil (CPO), data produksi minyak goreng dan data permintaan minyak goreng. Data-data tersebut digunakan sebagai variabel-variabel yang signifikan maupun variabel pembantu yang saling berpengaruh untuk pemodelan sistem yang akan disimulasikan. Data yang terkumpul untuk selanjutnya dianalisis dan akan digunakan sebagai bahan dalam tahapan selanjutnya yaitu pembuatan causal loop diagram.
Berikut metode penelitian yang menggambarkan tahapan penelitian yang dilakukan, metode dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu: pemodelan sistem, causal loop
diagram, dan formulasi model yang merupakan kontribusi pada penelitian ini (garis putus berwarna merah), seperti ditunjukan pada Gambar 1.
Gambar 1. Metode Penelitian 2.1 Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem merupakan pembuatan model konsep untuk menggambarkan kondisi awal pada tempat studi kasus sesuai dengan beberapa teori yang digunakan pada penelitian ini, model tersebut dalam bentuk causal loop diagram (CLD) atau yang biasa disebut diagram kausatik yang mengacu pada sumber pustaka utama. Diagram ini digunakan sebagai dasar untuk pengembangan model sebelum dilakukan proses simulasi dengan menggunakan metode sistem dinamik. Dari simulasi yang telah dilakukan, kemudian validasi untuk memastikan bahwa model yang telah dibuat sudah sesuai dengan sistem yang sedang berjalan saat ini. Dalam diagram kausatik tersebut terdapat beberapa variabel terkait rantai pasok industri minyak goreng CPO di PT Tunas Baru Lampung, diantaranya luas lahan perkebunan kelapa sawit, produksi TBS, produktivitas TBS, produksi CPO, dan produksi minyak goreng, serta permintaan minyak goreng.
2.2 Causal Loop Diagram
Pada tahap ini pembuatan Causal Loop Diagram dengan menggunakan software simulasi Vensim PLE x32, tahap ini dimulai dengan membuat causal loop diagram, selanjutnya, masih menggunakan aplikasi yang sama, akan dilakukan konversi terhadap Causal Loop Diagram yang telah dibuat di tahap sebelumnya untuk dijadikan model sistem dinamik.
2.3 Formulasi Model
Pada tahap formulasi model merupakan proses untuk mengubah konsep sistem atau struktur model yang telah disusun kedalam bentuk persamaan-persamaan atau bahasan komputer dan merupakan transformasi dari suatu pandangan konseptual informal ke pandangan konseptual formal, atau representasi model secara kuantitatif. Tujuan dari usaha perumusan model adalah agar memungkinkan model tersebut disimulasikan untuk menentukan perilaku
Pengumpulan Data
Pemodelan Sistem
Causal Loop Diagram
Formulasi Model
Validasi Data Perlakuan Model Dengan Skenario Analisa Hasil Simulasi
120 ISSN: 2407-4322
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
dinamis yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi dari model. Struktur dasar dalam permodelan system dynamics terdiri dari persamaan level, persamaan rate, persamaan auxiliary, persamaan sisipan, persamaan nilai awal, persamaan eksogen, aliran material, dan aliran informasi.
2.4 Validasi Data
Proses selanjutnya adalah validasi terhadap model yang sudah dibuat pada proses sebelumnya dengan tujuan untuk memastikan bahwa model yang dibuat benar-benar dapat mempresentasikan kondisi nyata. Proses verifikasi dilakukan dengan cara pengecekan pada model dan unit dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada software simulasi Vensim. Validasi model dilakukan untuk mengembangkan persamaan matematis yang telah dibuat menjadi sebuah model yang merepresentasikan permasalahan yang sebenarnya. Validasi dilakukan dengan cara mengkalibrasi hasil simulasi awal dengan data historis yang dimiliki.
Validasi model bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu validasi model dengan statistik uji perbandingan rata-rata (mean comparation) atau validasi model dengan cara uji perbandingan variasi aplitudo (% error variance) [11]. Dengan demikian proses validasi model dilakukan untuk menguji model yang dibuat apakah telah sesuai dengan sistem yang sebenarnya. Proses kalibrasi dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan software simulasi Vensim.
Dua cara validasi yaitu [11]: (a) Perbadingan rata-rata (mean comparison) dan (b) Perbandingan variasi amplitudo (variance comparison). Perbandingan rata-rata (means comparison) dengan formula sebagai berikut:
(1) data rata rata nilai A simulasi hasil rata rata nilai S _ _ _ _ _
Model dianggap valid bila E1 5%
Selanjutnya melakukan perbandingan variasi amplitudo (Variance Comparison) dengan formula sebagai berikut:
(2) Ss = standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
Setelah model valid maka langkah selanjutnya adalah membuat beberapa skenario (eksperimen) untuk memperbaiki kinerja sistem sesuai dengan keinginan.
2.5 Perlakuan Model Dengan Skenario
Ditahapan ini, model yang sudah dibuat diuji coba dengan beberapa perlakuan model dengan mencoba beberapa skenario untuk mendapatkan rekomendasi, beberapa rekomendasi skenario tersebut nantinya bisa digunakan sesuai kebutuhan. Pada tahap percobaan diawali dengan pembuatan skenario sesuai dengan kebutuhan yang ada ataupun untuk usulan rencana perbaikan sistem. Spesifikasi skenario [12] meliputi:
a. Kondisi apa yang mungkin timbul dari lingkungan sistem
b. Kebijakan yang mempengaruhi sistem yang ada di dunia nyata, bagaimana merepresentasikan dalam model.
c. Analisis sensitivitas, yaitu bagaimana pengaruh rekomendasi sistem perbaikan terhadap kebijakan di bawah.
Menurut Barlas [11] membedakan jenis skenario yang akan digunakan dalam pemodelan sistem dinamik, yaitu:
Dilakukan dengan cara mengubah nilai parameter dari model. Selanjutnya akan dilihat dampaknya terhadap hasil keluaran model.
b. Skenario Struktur
Dilakukan dengan cara mengubah struktur dari model. Skenario jenis ini memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai sistem agar struktur baru yang diusulkan benar-benar dapat memperbaiki kinerja sistem.
2.6 Analisa Hasil Simulasi
Setelah model divalidasi dan direkomendasikan dengan beberapa skenario, maka tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan analisa terhadap hasil simulasi dari pengembangan awal model sistem yang telah dibuat, kemudian dilakukan perbaikan terhadap model awal berdasarkan hasil skenario yang telah diuji coba.
2.7 Penyusunan Kesimpulan dan Saran
Tahap penyusunan kesimpulan dilakukan dengan menelaah secara keseluruhan terhadap apa yang telah dilakukan pada penelitian ini. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil studi literatur, desain metode penelitian, validasi data, analisis hasil simulasi dan penyusunan hasil yang diperoleh dari pengembangan model dan sistem rantai pasok industri CPO berdasarkan produk turunan minyak goreng kelapa sawit. Tahap terakhir dalam penelitian ini juga menganalisis dan membahas temuan keseluruhan dalam penelitian, terkait dengan kesimpulan hasil pengujian model sistem dinamik dan saran untuk peluang penelitian yang akan datang.