• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-15 orang dan prilaku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2010: 4).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggambarkan secara jelas dan sistematis mengenai kondisi masyarakat Bali di Desa Kertoraharjo, Kabupaten Luwu Timur terkait hubungan kasta mereka di daerah tersebut. Serta memberikan data analisis yang baik mengenai masalah dinamika relasi antar-kasta yang terjadi.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretatif, yang didalamnya peneliti terlibat langsung dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam proses penelitian kualitatif (Locke, dkk. dalam Creswell, 2012: 264).

Peneliti yang secara intensif ikut dalam pastisipasi pada kegiatan sosial, adat dan agama, kemudian mampu menganalisa masalah-masalah berkaitan dengan kasta di Desa Kertoraharjo. Penelitian kualitatif memang tidak dapat terpisahkan dari pengamatan partisipatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti melibatkan diri dalam segala sisi pada dimensi penelitiannya seperti yang tersebut di atas. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat kompleks. Peneliti merupakan perencana, pengumpulan data, analisator, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Proses menghimpun data berkenaan dengan masalah yang diteliti, maka teknik penentuan informan ditentukan secara sengaja (purposive). Seperti memilih

16 kepala desa menjadi informan awal untuk memberikan gamabaran awal kondisi Desa Kertoraharjo secara umum dan gambaran kasta. Dianggap mengetahui masalah yang diteliti dan kemudian melakukan metode snowball dalam menentukan informan selanjutnya. Kepala desa kemudian memberikan sedikitnya sepuluh nama-nama calon informan dari berbagai kasta yang dianggap mengetahui masalah penelitian. Informan-informan tersebut termasuk seorang brahmana, ksatria, weisya, dan sudra. Masing-masing dengan berbagai latar belakang yang berbeda, baik yang maju secara ekonomi dan maupun tidak. Sehingga dalam menghimpun data pertama kali kepala desa dianggap sebagai informan yang mengarahkan dalam entered the research.

Setelah wawancara awal dan melakukan metode snowball4 kemudian peneliti menentukan beberapa informan kunci dalam penelitian ini. Kriteria informan kunci dalam penelitian ini: pertama, berasal dari kasta brahmana, ksatria, weisya, dan sudra dan penduduk asli transmigrasi awal. Kedua, paham mengenai kondisi masyarakat Desa Kertoraharjo terutama dinamika kasta yang terjadi. Ketiga, memiliki pengalaman langsung berkaitan kasta.

Pada penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Observasi Partisipasi (Participation Observation), yaitu dimana peneliti terlibat langsung dalam seluruh proses yang diteliti. Dimulai dari kegiatan

4 Metode snowball adalah metode menentukan dan mencari informan dari satu informan ke informan lain seperti analogi bola salju. Alasan menggunakan metode ini adalah karena kriteria informan yang dicarai dalam penelitian ini cukup sulit, terutama mereka yang masih alsi penduduk transmigrasi awal.

17 sosial seperti aktifitas pemerintahan di kantor desa, gotong-royong desa, rapat-rapat desa; salah salah satunya rapat Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), partisipasi pasar dengan menjadi pembeli langsung di pasar, juga ikut salah seorang penjual makanan dari suku Jawa, ikut kegiatan pertanian sawah kelompok tani, dan ikut dalam aktifitas pendidikan di salah satu sekolah. Partisipasi lain di konteks adat dan agama seperti ikut upacara ngaben (keluarga), melihat langsung aktifitas upacara-upacara di pura, ikut dalam kegiatan galungan dan kuningan. Ini semua dilakukan berkaitan dengan dinamika relasi antar-kasta yang ada pada masyarakat Bali di Desa Kertoraharjo.

2. Indepth Interview (wawancara mendalam), yaitu merupakan percakapan dengan maksud tertentu dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guideline) yang telah disusun sebelumnya dan melakukan pendalaman pada masalah-masalah terkait. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur (structured interview), wawancara semi-struktur (semi-structured interview) dan wawancara tidak terstruktur (unstructure interview). Tahap awal dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur kepada seluruh informan dengan pedoman wawancara awal yang berisi pertanyaan-pertanyaan paling dasar dalam penelitian ini, kemudain dari hasil wawancara awal ini diperoleh beberapa data yang terbentuk menjadi beberapa pertanyaan berkaitan pemahaman, perubahan, dan relasi. Kemudian peneliti menyusun pedoman wawancara dua untuk wawancara semi-struktur ke beberapa informan yang

18 dianggap mengetahui masalah tersebut. Data wawancara kedua ini kemudian dianalisis hingga muncul beberapa pertanyaan-pertanyaan mendalam penelitian misalnya relasi dalam konteks adat dan agama yang cukup tertutup. Peneliti kemudian membuat pedoman wawancara tahap ketiga yaitu wawancara terstruktur atau indepth interview (wawancara mendalam).

3. Studi Literatur, adalah teknik pengumpulan informasi dari buku-buku, artikel, jurnal, internet atau hasil penelitian terkait data-data sekunder dan data historis lokasi penelitian. Informasi tersebut berisikan data-data kuantitatif (terkait demografis) dan data-data sejarah (terkait geografis). Alat bantu pengumpul data pada penelitian ini meliputi:

1. Kamera untuk mendokumentasikan proses observasi, baik secara gambar maupun video.

2. Interview Guideline (pedoman wawancara) dan Audio Recorder dalam proses wawancara.

3. Filed Note atau catatan lapangan, suatu bentuk laporan yang peneliti tulis selama di lapangan, seperti coretan, curahan pikiran, maupun pengalamannya selama meneliti di tempat tersebut. Terkait field note peneliti juga membuat Emotion Book, dalam mendokumentasikan kondisi psikologi atau emosi peneliti selama proses penelitian berlangsung.

19 F. Teknik Analisis Data

Analisis dan interpretasi data pada penelitian ini adalah analisis dan interpretatif kualitatif (John W. Creswell, 2009: 274-284), yang prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Peneliti mempersiapkan data dari data field note, emotion book, transkrip wawancara, dan studi literatur selama penelitian.

2. Membaca keseluruhan data secara seksama, teliti, dan berulang-ulang sampai diperoleh pemahaman yang benar.

3. Coding Data (mengcoding data), yaitu penulis memberi kode-kode pada data dengan proses sebagai berikut: (1) Membaca transkrip dengan hati-hati, (2) Menulis makna dasar dari satu transkrip atau data yang dibaca dengan membuat semacam catatan kecil, (3) Membuat daftar topik dari catatan tersebut. Misalnya, topik berkaitan perbedaan pemahaman kasta, hubungan relasi-relasi yang terjadi, dari beberapa topik inilah yang kemudian dikelompokkan, (4) Kembali kebacaan dengan topik-topik tersebut, (5) Membuat hubungan dari topik-topik tersebut, lalu mengelompokkan topik yang memiliki kesamaan, (6) Masukkan data pada setiap coding yang ada. 4. Menganalisa semua topi-topik yang telah dikelompokkan kemudian

membuat tema-tema dari topik-topik yang dikelompokkan. Ini yang kemudian dijadikan sub-judul dalam bab empat dan bab lima pada hasil penelitian.

20 5. Selanjutnya menggunakan pendekatan naratif, yaitu menggambarkan keseluruhan data penelitian peneliti dalam bentuk narasi. Dilengkapi dengan referensi kutipan dan konsep (teori) terkait dengan hasil penelitian.

Dokumen terkait