• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuasi eksperimen bersifat eksperimen semu dengan teknik observasi dilapangan dan analisis laboratorium yaitu pengaruh setelah dilakukannya perlakuan menggunakan kelompok pretest dan posttest, dengan 2 faktor yaitu zeolit dan mikroba probiotik starbio dengan 10 kali perlakuan, perlakuan dilakukandengan mencampurkan pada pakan ayam pelet sebanyak 100 gram/ekor/hari, kemudian pemeriksaan dilakukan pada saat sebelum perlakuan dan setelah perlakuan selama 5 hari pada kadar yang berbeda. Rancangan ini digunakan hanya untuk melihat hasil dari eksperimen yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui pengurangan kadar amonia pada kotoran ternak ayam broiler yang efektif setelah perlakuan menggunakan zeolit dan mikroba probiotik starbio.

Tabel 5

Rincian Perlakuan

Hari Perlakuan

Pertama zeolit 2% (10 gram) dan probiotik 0,5% (2,5 gram) Kedua zeolit 4% (20 gram) dan probiotik 1% (5 gram) Ketiga zeolit 6% (30 gram) dan probiotik 1,5% (7,5 gram) Keempat zeolit 8% (40 gram) dan probiotik 2% (10 gram) Kelima zeolit 10% (50 gram) dan probiotik 2,5% (12,5 gram)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu peternakan ayam broiler yang berada di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pengukuran kadar amonia dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah – Medan.

Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - Juli 2019.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi. Populasi Penelitiannya adalah 13000 ekor ayam broiler Pada Peternakan ayam broiler di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba.

Sampel Penelitian. Sampel Penelitiannya adalah 10 ekor ayam broiler di Peternakan ayam broiler Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun purba Kabupaten Deli Serdang, Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada umur ayam ke 22-27 hari, Kemudian ayam dimasukan kedalam 1 kandang dan diberi perlakuan selama 5 hari.

Variabel dan Defenisi Operasional

1. Ekskreta ayam broiler adalah kotoran yang dikeluarkan oleh ayam broiler.

2. Penambahan zeolit adalah menambahkan zeolit pada pakan dan kotoran ternak ayam broiler.

3. Penambahan mikroba probiotik starbio adalah menambahkan mikroba probiotik pada pakan ternak ayam broiler.

4. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui kadar amonia (NH3) tanpa perlakuan dan dengan perlakuan.

5. Kadar amonia adalah kandungan amonia(NH3) pada kotoran ternak ayam broiler tanpa perlakuan dan dengan perlakuan.

29

6. Starter adalah pemberian pakan dengan kandungan protein 21—23% dan energi 3,10 kkal/kg.

7. Finisher adalah pemberian pakan dengan kandungan protein 19—20% dan energi 3,26 kkal/ kg.

8. Adlibitum yaitu pemberian pakan secara terus-menerus.

Metode Pengumpulan Data

Data Primer. Diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar amonia dari sampel kotoran ayam broiler sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian zeolit dan mikroba probiotik starbio di Laboratorium Kesehatan Daerah – Medan.

Data Sekunder. Diperoleh dari hasil survei pendahuluan yaitu tanya jawab dengan pemilikpeternakan ayam broiler di Desa Bangun Purba serta dari kepustakaan, penelitian-penelitian yang berhubungan dan pengumpulan informasi dari internet.

Metode Pengukuran

Prosedur Perlakuan. Perlakuan dilakukan pada kandang yang berisi 10 ekor ayam broiler dengan penambahan perlakuan zeolit dan suplemen mikroba probiotik starbio pada pakan ternak.

Penambahan Zeolit. Dengan menambahkan zeolit yang sudah dihaluskan

sebanyak 2%,4%,6%,8%,10% pada setiap pemberian pada pakan ternak ayam broiler.

Penambahan Mikroba Probiotik Starbio. Dengan menambahkan mikroba probiotik starbio dengan kadar 0,5%,1%,1,5%,2%,2,5% starbio pada pemberian pakan ternak ayam broiler.

Pengambilan Sampel. Dalam pelaksanaannya peneliti membagi dalam dua kegiatan yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan. Peneliti mengambil sampel sebelum perlakuan dan setelah perlakuan selama 5 hari yang dilakukan pada satu kandang dengan 10 ekor ayam.

Adapun cara pengambilan sampel sebagai berikut :

1. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel seperti, plastik klip dan sendok plastik.

2. Mengumpulkan sampel feses ayam broiler yang terdapat dipeternakan tanpa perlakuan dan dengan perlakuan.

3. Membawa sampel ke Laboratorium dengan tujuan pemeriksaan yang dikehendaki.

4. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorim Kesehatan daerah – Medan dengan menggunakan alat Spektrofotometri.

Pengambilan Sampel dilakukan di peternakan ayam broiler di desa BangunPurba Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Sampel diambil sebanyak 100 gram menggunakan sendok plastik dan dimasukkan kedalam kantong plastik berklip untuk menghindari penambahan pencemaran. Kemudian langsung dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah – Medan.

Instrumen (Alat-alat) yang diperlukan 1. Spektrofotometer

2. Gelas ukur

3. Neraca analitik atau timbangan 4. Pipet tetes

31

5. Natrium hidroksida (NaOH) 6. Aquadest

Pereaksi Nessler

1. NaOH 5 N dengan menimbang 40 gram NaOH dilarutkan dalam 200 ml air

2. 50 gram KI dilarutkan dalam 50 ml air 3. 22 gram HgCl2 dilarutkan dalam 100 ml air

4. Larutan KI dan larutan HgCl= dicampur dan diencerkan sampai 250 ml dengan air kemudian tambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk larut. diamkan satu malam dan Baring untuk setiap pemakaian

Penangkapan dan analisa amonia

Cara analisa gas amonia dilakukan dengan alat spektrofotometer sebagai berikut: Pertama- tama kotoran ayam dikumpulkan sebanyak 100 gram kedalam kantong plastik klip kemudian dimasukkan kedalam beaker glass

dan diaduk sampai homogen dengan aquadest 500 ml . Setelah itu kotoran disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu diukur menggunakan gelas ukur hingga 25 ml kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer ukuran 50 ml setelah itu tetes garam rochelle sebanyak 2 tetes dan pereaksi nessler sebanyak 1 ml lalu aduk hingga berubah warna. Kemudian masukkan kedalam kuvet dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm.

Metode Analisis Data

Setelah data hasil Laboratorium dikumpulkan tahap selanjutnya adalah pengolahan dan analisis data. Data diolah dengan bantuan komputer yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram garis dengan satuan mg/l kemudian dijelaskan dengan narasi dan dianalisis secara deskriptif . Hasil data dianalisis secara deskriptif berikut untuk menjelaskan perbandingan pengurangan kadar amonia pada kotoran ternak ayam broiler tanpa perlakuan dan dengan perlakuan.

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Peternakan ayam broiler adalah Salah satu wirausaha masyarakat yang dilakukan di Desa Bangun Purba yang merupakan kerjasama mitra dengan PT. X, Peternakan ini terletak di tengah kebun sawit. Peternakan ini sudah berdiri sejak tahun 2011 di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Jarak dari peternakan ke rumah warga sekitar ±100 m sedangkan tempat tinggal para peternak berada disekitar kandang. Peternakan ayam broiler tersebut di pelihara oleh beberapa orang peternak, setiap peternak memelihara 13000 ekor ayam dengan jumlah 3 kandang/peternak.

Ayam broiler dipeternakan ini dari bibit hingga panen sekitar 40 hari, Masalah utama dalam memelihara peternakan ayam broiler adalah bau. Bau berupa paparan gas amonia yang dikeluarkan oleh feses ayam broiler. Bau tersebut dapat mengundang perkembangbiakkan lalat dan vektor lainnnya. Setelah pasca panen lalat kemudian terbang hingga kerumah warga yang mengganggu kenyamanan warga dan dapat menimbulkan penyakit. Setiap panen kandang ayam tersebut dibersihkan dengan cara di semprot menggunakan detergent untuk pemeliharaan bibit baru selanjutnya, air yang mengalir sehabis pencucian dibiarkan begitu saja sampai meresap ke tanah di bawah kandang, sebelum pembersihan feses ayam di masukan kedalam karung dan di bawa ke lahan pertanian untuk digunakan sebagai pupuk organik.

Hasil Pemeriksaan Awal Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler Hasil pemeriksaan amonia pada feses ternak ayam broiler di peternakan X di Desa Bangun Purba dengan parameter amonia (NH3) menunjukkan hasil seperti yang tertera pada tabel 6 berikut :

Tabel 6

Hasil pengukuran awal kadar amonia pada feses ternak ayam broiler.

Tabel 6 menunjukkan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler yang akan dijadikan acuan sebelum perlakuan menggunakan zeolit dan mikroba probiotik starbio.

Gambar 6. Pakan ayam tanpa perlakuan

No Parameter Baku Mutu

(ppm)

Hasil Pengukuran (mg/l)

1 Amonia 2 217,5

35

Hasil Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler Setelah Penambahan Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penambahan zeolit dan mikroba probiotik starbio dalam menurunkan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler. Konsentrasi yang diberikan sebagai perlakuan pada penelitian adalah zeolit 2%, 4%, 6%,8% dan 10% dan mikroba probiotik starbio 0,5%,1%,1,5%,2% dan 2,5% dengan 2 kali pengulangan/hari. Adapun hasil kadar amonia dari setiap perlakuan adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil kadar Amonia yang diberi perlakuan zeolit dan mikroba probiotik starbio pada pakan.

No Kosentrasi Kadar Amonia Sebelum

Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan penurunan kadar amonia setelah perlakuan mengalami peningkatan penurunan pada berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi zeolit 2% dan mikroba probiotik starbio 0,5% nilai kadar amonia yaitu 76,9 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 4% dan mikroba probiotik starbio 1% nilai kadar amonia yaitu 67,6 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 6% dan mikroba probiotik starbio 1,5 % nilai kadar amonia yaitu 66,8 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 8% dan

mikroba probiotik starbio 2% nilai kadar amonia yaitu 62,1 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 10% dan mikroba probiotik starbio 2,5% nilai kadar amonia yaitu 50,0mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio sudah mampu menurunkan kadar amonia walaupun belum mencapai baku mutu.

.

Gambar 7. Pakan sudah dicampur dengan Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio Penurunan Kadar Amonia Setelah Perlakuan

Kadar amonia mengalami penurunan setelah perlakuan. Persentase penurunan dihitung berdasarkan perbandingan kadar sebelum perlakuan terhadap kadar amonia setelah perlakuan. Adapun kadar amonia setelah perlakuan dan persentase penurunan dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:

37

Tabel 8

Persentase Penurunan Kadar Amonia Setelah Perlakuan No Kosentrasi Kadar Amonia

Sebelum

Hasil perbandingan penurunan kadar amonia dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 8. Grafik perbandingan efektivitas penurunan kadar amonia dengan zeolit dan mikroba probiotik starbio pada feses ternak ayam broiler.

217,5

Pembahasan

Hasil Pemeriksaan Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler

Peternakan ayam broiler berpotensi untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan menimbulkan udara di sekitar peternakan tidak terasa nyaman, pernafasan terganggu akibat dari adanya gas bau yang terpapar dari penumpukan kotoran ternak ayam broiler dan sisa pakan ternak. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengelolaan limbah peternakan. Pemeriksaan amonia dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler diperoleh nilai amonia sebesar 217,5 mg/l. Hasil tersebut melebihi baku mutu amonia di udara pada keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 Tentang Baku Mutu bau yang diperbolehkan.

Peternakan ayam broiler di Desa Bangun Purba sudah menangani limbahnya dengan membersihkannya 3 kali/minggu dan menggunakannya sebagai pupuk organik dilahan pertanian. Bau amonia dari feses ternak ayam broiler sebelum dibersihkan akan menumpuk terlebih dahulu dan mencemari udara dilingkungan peternakan. Dengan kondisi yang seperti itu, maka peternakan ayam broiler sebagai penghasil amonia yang tinggi akan memiliki potensi membahayakan peternak, masyarakat sekitar dan ternak ayam jika limbah dipeternakan tidak ditangani dengan baik.

39

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan 2 jenis konsentrasi zeolit yaitu 2%, 4%, 6%, 8% , 10% dan mikroba probiotik starbio 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% yang menunjukkan bahwa kadar amonia pada feses ternak ayam broiler mengalami penurunan dimana penurunan yang efektif dalam penelitian ini terjadi pada kadar amonia pada konsentrasi zeolit 10% dengan persentase sebesar 78% dengan nilai amonia yaitu 50,0 mg/l tetapi belum memenuhi baku mutu amonia yang diperbolehkan. Hal ini menunjukkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio sudah mampu menurunkan kadar amonia tetapi belum dibawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 2 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio tidak efektif dalam menurunkan kadar amonia. Kadar amonia dalam feses ternak ayam broiler dapat berubah- ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi seperti suhu dan kelembapan. Seekor ayam dalam sehari rata-rata menyumbangkan kotoran 0,15 kg, dengan total nitrogen yang terkandung ±2,94%, yang dapat menjadi sumber amonia ketika kotoran lambat mengering karena kelembaban tinggi atau suhu yang lembab di bawah kandang (Rachmawati, 2000).

Pengaruh Konsentrasi Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio Terhadap Pengurangan Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas zeolit dan mikroba probiotik starbio dalam menurunkan kadar amonia. Hasil pengukuran amonia pada feses ternak ayam broiler dengan koagulan zeolit dan mikroba probiotik starbio sesudah diberi perlakuan dengan mencampurkannya pada pakan menunjukkan penurunan yang tinggi. Hasil penurunan kadar amonia pada feses

ternak ayam broiler dengan konsentrasi zeolit 2% (10 gr) dan mikroba probiotik starbio 0,5% (2,5 gr), zeolit 4% (20 gr) dan mikroba probiotik starbio 1 % (5 gr), zeolit 6% (30 gr) dan mikroba probiotik starbio 1,5 % (7,5 gr), zeolit 8% (40 gr) dan mikroba probiotik starbio 2 % (10 gr), zeolit 10% (50 gr) dan mikroba probiotik starbio 2,5 % adalah (12,5 gr) yaitu 76,9 mg/l; 67,6 mg/l; 66,8 mg/l;

62,1 mg/l; 50,0 mg/l. Penurunan kadar amonia yang tertinggi yaitu konsentrasi zeolit 10% (50 gr) dan mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gr) dengan persentase penurunan sebesar 78%. Dilihat dari hasil pengukuran, semakin besar konsentrasi zeolit dan mikroba probiotik starbio maka penurunan kadar amonia akan semakin besar pula. Sedangkan penurunan kadar amonia yang efektif dalam penelitian ini yaitu dengan konsentrasi zeolit 10% (50 gr) dan mikroba probiotik starbio (12,5 gr) dengan persentase penurunan sebesar 78 % dengan nilai 50,0 mg/l.

Apabila disesuaikan dengan KepMen LHK RI No. 50 tahun 1996 tentang Baku Mutu Bau di udara, diketahui bahwa kelima konsentrasi zeolit dan mikroba probiotik tersebut dengan perlakuan mencampurkannya pada pakan. Belum dibawah baku mutu yang ditetapkan. Baku mutu maksimum amonia yang diperbolehkan yaitu 2 ppm.

Penurunan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler dilakukan dengan penambahan zeolit dan mikroba probiotik starbio. Zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben (penyerap) yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi ikroba probiotik yang sudah teridentifikasi pada umumnya yang tinggi dan m

berupa Bakteri Asam Laktat (BAL) dan beberapa genus Bacillus yang dapat

41

digunakan untuk mengkonversi Urid acid menjadi amonia sehingga dapat menurunkan amonia.

Hasil uji Laboratorium dengan menggunakan zeolit dan mikroba probiotik starbio sudah dapat menurunkan kadar amonia tetapi belum dibawah baku mutu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio kurang efektif dalam menurunkan kadar amonia sampai dibawah baku mutu. namun didapatkan hasil penurunan tertinggi pada hari kelima perlakuan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsentrasi zeolit dan mikroba probiotik starbio dalam menurunkan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler.

Pengaruh Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio dalam Menurunkan Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler

Setelah pengolahan menggunakan zeolit dan mikroba probiotik starbio, nilai amonia belum memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, Hal ini disebabkan karena suhu dan kelembapan sangat berpengaruh terhadap pembentukan amonia, sehingga mempercepat perkembangbiakkan mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme di dalam feses yang mengakibatkan bahan limbah nitrogen tidak terserap. (Manin et al., 2010).

Zeolit dapat berguna sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis.

Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi (Putra, 2007).

Mekanisme kerja probiotik dengan bakteri adalah Bacillus menghasilkan antibiotik (bacteriocin) yaitu bulgarican yang berfungsi menekan pertumbuhan bakteri pathogenic gram (-). Tertekannya pertumbuhan bakteri gram (-) ini menjadikan sedikitnya diproduksi enzim urease yang dapat digunakan untuk mengkonversi Urid acid menjadi amonia sehingga menurunnya amonia (Lembah hijau, 2004)

Dalam memanajemen pemeliharaan ayam broiler, bau amonia merupakan masalah yang dapat mencemari lingkungan sekitar kandang. Amonia terjadi akibat adanya protein yang tidak terserap. Amonia juga dapat menurutkan produksi ternak yang menimbulkan kepekaan terhadap penyakit serta menurunkan efesiensi kerja dari pekerja kandang (Charles dan Haryono, 1991).

Paparan amonia sangat berbahaya jika terpapar dengan manusia sasarannya terutama pada pekerja kandang, banyak gejala yang dapat ditimbulkan sesuai dengan jalan terpapar dan lama pemaparannya. Paparan amonia mulai terdeteksi pada manusia mulai kosentrasi 5 ppm, amonia dengan kosentrasi 6-20 ppm dapat menyebabkan iritasi pada mata, amonia dengan kosentrasi 40 ppm/jam dapat menyebabkan sakit kepala, hilang nafsu makan, dan perut terasa mual kemudian pada kosentrasi 100 ppm/jam iritasi dapat terjadi pada permukaan mukosa dan kosentrasi sebesar 400 ppm/jam dapat menimbulkan iritasi pada hidung dan tenggorokkan. (Pauzenga, 1991).

43

Sartono (2001) juga menyebutkan bahwa pemaparan amonia dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan keracunan amonia pada manusia melalui inhalasi yaitu iritasi yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas, batuk, muntah dan selaput lendir hidung dan faring menjadi merah dan apabila kadarnya terlalu besar dapat menyebabkan edema paru, sesak nafas dan sianosis.

Adapun syarat pengelolaan peternakan yang tidak menggangu masyarakat dan kenyamanan lingkungan di peternakan ayam haruslah mengikuti pedoman budi daya ayam pedaging dan ayam petelur yang baik pada Peraturan Menteri Pertanian No. 31 tahun 2004. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.31 tahun 2004 bahwa peternakan harus mewujudkan budi daya ayam pedaging yang sehat dan ramah lingkungan seperti menjaga kebersihan dan pencucian kandang yang baik serta sanitasi kondisi kandang sehingga memenuhi syarat higiene. Dan juga dengan membuat unit pengelolaan limbah kotoran untuk menghasilkan pupuk organik. Peraturan Menteri Pertanian No.31 tahun 2014 juga menyebutkan bahwa peternakan haruslah memperhatikan prasarana dan sarana, kesehatan hewan, pelestarian fungsi lingkungan di peternakan.

Pemberian zeolit dan mikroba probiotik starbio untuk menurunkan kadar amonia dapat diterapkan dengan menggunakan konsentrasi zeolit 10% atau 50 gr dan mikroba probiotik starbio 2,5% atau 12,5 gr karena lebih efektif untuk mengurangi kadar amonia yang tinggi pada feses ternak ayam broiler bagi pemilik peternakan dalam segi biaya. Pertimbangan biayanya sebagai berikut:

Pemberian Pakan = 100 gr/hari/ekor

Pakan 10 ekor ayam broiler = 1 kg/hari

= Rp. 10.000/kg Pakan 13.000 ekor ayam broiler = 13.000 : 10 = 1.300

= 1.300 x 1/kg

= 1. 300 kg x Rp. 10.000

= Rp. 13.000.000/hari

Harga Zeolit = Rp. 15000/kg,1 kg=1000 gr

Kebutuhan Zeolit per hari = 50 gr x2 kali sehari

= 100gr/10ekor

= 1000 gr/100 ekor

= 1 kg/100 ekor

= 13.000 ekor/100 ekor

= 130 kg x Rp 15000/kg

= Rp. 1.950.000/hari Harga Mikroba Probiotik Starbio = Rp. 14.000/kg

Kebutuhan Mikroba Probiotik Starbio per hari = 12,5 gr x 2 kali sehari

= 25 gr/hari/10 ekor

= 2,5 gr/ekor

= 13000 ekor x 2,5 gr

= 32.500 gr/ 1000 gr

= 32,5 kg x Rp. 14.000/kg

= Rp 455.000/ hari

45

Pakan Ayam broiler 13.000 ekor/hari = Rp.13.000.000/hari Zeolit 13.000 ekor/hari = Rp. 1.950.000/hari Mikroba Starbio 13.000 ekor/hari = Rp. 455.000/hari

= Rp. 15. 405.000/ hari Jika diterapkan maka peternakan ayam broiler dengan ternak berjumlah 13.000 ekor ayam broiler setiap harinya mengeluarkan biaya Rp.15.405.000 dan untuk sebulan akan memakan biaya sekitar Rp.462.150.000. Cara mengaplikasikannya yaitu zeolit dihaluskan terlebih dahulu lalu dicampur ke pakan ternak.

Keterbatasan Penelitian

Dalam Penelitian ini sudah terjadi penurunan kadar gas amonia pada feses ternak ayam broiler tetapi belum memenuhi syarat baku mutu tingkat bau untuk manusia dan kenyamanan lingkungan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 50 tahun 1996 yaitu 2 ppm. Semakin tinggi perlakuan yang dilakukan maka semakin tinggi pula kadar gas amonia yang berkurang pada feses ternak ayam broiler. Dikarenakan zeolit merupakan bahan penyerap yang tidak selektif perlu diperhatikan bahwa efek penggunaan zeolit yang lebih tinggi dikhawatirkan akan menyerap nutrisi lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan pada ayam. Oleh karenanya penggunaan zeolit yang terlalu tinggi tidak dianjurkan selain itu juga perlu diketahui penggunan zeolit relatif tinggi tidak ekonomis pada pengusaha peternakan ayam broiler. Dan pada pengukuran amonia di Laboratorium, feses juga harus dibawa dalam keadaan masih basah ke Laboratorium untuk menghindari pencemaran.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kadar amonia pada feses ternak ayam broiler sebelum perlakuan 217,5 mg/l dan setelah perlakuan di hari kelima 50,0 mg/l. Nilai tersebut masih melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.

50 Tahun 1996 Tentang bau di udara yang diperbolehkan.

2. Kadar amonia setelah diberi perlakuan terjadi penurunan pada kosentrasi zeolit 10% (50 gram) dan mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gram) menunjukkan kadar sebesar 50,0 mg/l dengan penurunan 78% tetapi juga belum memenuhi baku mutu amonia.

3. Penurunan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler yang efektif dalam perlakuan ini yaitu penggunan zeolit dengan kosentrasi 10% (50 gram) dan mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gram) dengan penurunan sebesar 50.0 mg/l dan persentase sebesar 78 %, semakin tinggi kadar perlakuan semakin rendah kadar amonia yang dihasilkan.

47

Saran

1. Bagi pemilik peternakan ayam broiler dapat menambahkan zeolit dan mikroba probiotik starbio kedalam pakan ternak untuk mengurangi kadar amonia yang mencemari lingkungan sekitar peternakan.

2. Penerapan penggunaan zeolit yaitu dengan cara dihaluskan terlebih dahulu lalu dicampur ke pakan.

3. Bagi pemerintah setempat agar melakukan promosi kesehatan tentang menjaga lingkungan beternak pada peternakan ayam broiler di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.

Daftar Pustaka

Ardana, Ida Bagus Komang. (2009). Ternak Broiler. Edisi I. Cetakan I.

Denpasar : Swasta Nulus.

Arganata, F.Z. (2015). Status Faal Paru dan Faktor yang Mempengaruhinya pada Penjual Unggas di Pasar Burung Kupang Surabaya. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair: Surabaya.

Banon, C & Suharto Eka, T. (2008). Adsorpsi Amoniak Oleh Adsorben Zeolit Alam Yang Diaktivasi Dengan Larutan Amonium Nitrat. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Bengkulu.

Chambers,L.A. (1976). Classification and extent of air pollution problems. In A.C.Stern (Eds.), Air pollution, 3rd ed, Volume I. New York:Academic Press.

Charles, RT dan Hariono, B. (1991). Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Peternakan dan Pengelolaannya. Bull. FKH-UGM Vol. X:2.

Charles, RT dan Hariono, B. (1991). Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Peternakan dan Pengelolaannya. Bull. FKH-UGM Vol. X:2.

Dokumen terkait