• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting yang meliputi desa Banuaji I, Banuaji IV, Simate-mate dan Sitapongan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Laboratorium Herbarium Medanense Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2014 sampai bulan Juni 2014. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, GPS (Global Positioning System), kamera digital, alat tulis, meteran, kompas, parang, dan tali rafia. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku

identifikasi tumbuhan obat, kuisioner, tally sheet, kantung plastik/stoples, plastik sampel, label identifikasi dan alkohol 70%.

Prosedur Penelitian

Teknik Pengambilan Data

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data tentang analisis vegetasi tanaman obat di hutan Batang Toru Blok Barat adalah dengan teknik observasi yaitu survei langsung ke lapangan dan studi pustaka dengan menggunakan buku identifikasi tanaman obat.

Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan sebagai berikut: a. Data primer

Data yang dikumpulkan langsung dari lapangan seperti habitus tanaman obat, jumlah jenis tanaman obat, pemanfaatan tanaman obat yang dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan.

b. Data sekunder

Pengambilan data sekunder meliputi data tentang keadaan umum daerah penelitian serta data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya seperti instansi terkait baik lembaga pemerintahan maupun lembaga kemasyarakatan dan data yang sudah tersedia di instansi tertentu.

Penentuan Responden

Penentuan responden dibagi menjadi 2 bagian yaitu responden umum dan responden kunci. Responden umum pada penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui jenis-jenis dan memanfaatkan tumbuhan obat. Sedangkan responden kunci adalah kepala kampung, kepala suku, tokoh agama, ahli pengobatan

12

tradisional/ dukun, mantri dan tokoh masyarakat lainnya. Penentuan responden kunci dilakukan dengan menggunakan metode purpossive sampling yang disesuaikan dengan tujuan penelitian melalui wawancara dan kuisioner secara langsung kepada masyarakat. Menurut Arikunto (1998) dalam Harahap (2007), apabila jumlah penduduk ≤ 100 kepala keluarga maka diambil seluruh responden

dan apabila jumlah penduduk > 100 kepala keluarga maka diambil 10-15 % dari jumlah kepala keluarga.

Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi metode jalur dan garis berpetak. Cara peletakan unit contohnya menggunakan cara systematic sampling with random start yang berarti penentuan petak awal yang dilakukan dengan cara random (acak), namun penentuan petak-petak berikutnya menggunakan cara sistematis (teratur). Pengambilan sampel dengan menggunakan kombinasi metode jalur dan garis berpetak dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Petak Contoh Transek

Keterangan:

a. Petak A: petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 × 2 m b. Petak B: petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 × 5 m c. Petak C: petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 × 10 m d. Petak D: petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 × 20 m

Pengambilan sampel dilakukan dengan memakai intensitas sampling 1% yang sudah dianggap mewakili seluruh kawasan penelitian dan berpotensi sebagai tempat tumbuh tumbuhan obat. Luas Hutan Batang Toru Blok Barat Bagian Tapanuli Utara adalah 2000 Ha. Menurut Inventarisasi Hutan Menyeluruh dan Berkala (2007) menyatakan bahwa semua bentuk metode inventarisasi sistematik berjalur dengan intensitas sampling yang lebih tinggi dari 0,5% yang telah dan sedang dilaksanakan dapat diterima.

Analisis Data

Semua tanaman obat yang ditemui di lokasi, pertama-tama dilakukan pemotretan. Selanjutnya dicatat data penampakan fisik secara detail dan tempat ditemukannya jenis tanaman obat. Bila memungkinkan, objek langsung diidentifikasi di lapangan, dan jika tidak maka objek harus dikoleksi. Dalam proses pengkoleksian, tanaman obat diambil daun atau bagian tanaman yang lain seperti kulit, bunga, buah, kemudian dibungkus dengan kertas koran dimasukkan ke dalam kantung plastik, diberi label, dan diletakkan di dalam kantung plastik besar kemudian dilakukan herbarium pada tanaman obat tersebut kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi tanaman obat.

Perhitungan kerapatan dan persebaran spesies tumbuhan obat dilakukan dengan cara yang dikemukakan oleh Curtis (Muller-Dombois & Ellenber, 1974):

Σ individu

Kerapatan (K) =

14

K suatu jenis

K. Relatif (KR) = x 100 %

K total seluruh jenis

Σ sub petak ditemukan suatu spesies

Frekuensi (F) =

Σ seluruh sub petak contoh

F suatu jenis

F. Relatif (FR) = x 100%

F total seluruh jenis

Luas bidang dasar suatu spesies Dominansi (D) =

Luas petak contoh D suatu jenis

D. Relatif (DR) = x 100%

D total seluruh jenis

INP = KR + FR + DR (untuk tingkat tiang dan pohon) INP = KR + FR (untuk tingkat semai dan pancang)

Keanekaragaman jenis suatu kawasan hutan dapat digambarkan dengan Indeks Shannon (Ludwig and Reynold, 1988) :

H’ = -∑ (pi) Ln (pi) Keterangan:

H’ = Indeks Keragaman Jenis pi = ni/N

ni = Nilai Penting Jenis ke-i

N = Jumlah Nilai Penting Semua Jenis Parameter index Shannon-Wiener: a. H< 1, keanekaragaman tergolong rendah b. H 1-3, keanekaragaman tergolong sedang c. H> 3, keanekaragaman tergolong tinggi

15

Potensi Tumbuhan Obat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh 43 jenis tumbuhan obat yang tersebar di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kec. Adiankoting, Kab. Tapanuli Utara. Data ke-43 jenis tumbuhan obat tersebut, dibedakan dalam tingkatan semai, pancang, tiang dan pohon. Data jenis tumbuhan obat dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Komposisi tumbuhan obat di hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting

No Nama Lokal Nama Ilmiah Komposisi Tumbuhan Obat

Semai Pancang Tiang Pohon Total

1 Alang-alang Imperata cylindrica L. 200 200

2 Alpukat Persea gratissima 2 2 4

3 Antarasa Litsea cubeba Pers. 214 58 63 69 404

4 Appapaga nalomak Centella asiatica (L.) Urb. 61 61

5 Balik-balik angin Macaranga triloba Muell. Arg. 16 11 27

6 Bandotan Ageratum conyzoides L. 25 25

7 Bangun-bangun Coleus amboinicus Lour. 25 25

8 Brojolintang Belamcanda chinensis [L.] DC. 28 28

9 Bunga-bunga paet Eupatorium perfoliatum L. 359 359

10 Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron. 64 64

11 Cengkeh Syzigium aromaticum 1 1

12 Duhut begu Sonchus arvensis L. 65 65

13 Gambir Uncaria gambir 2 2

14 Haminjon Durame Styrax benzoin 181 238 213 359 701

15 Harimonting Rhodomyrtus tomentosa (W.Ait) 105 105

16 Jambu biji Psidium guajava 6 2 8

17 Kantong semar Nephentes sp. 41 41

18 Kunyit Curcuma domestica Val. 6 6

19 Langge Homalomena cordata Schott 248 248

20 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. 3 3

21 Nenas Ananas comocus 626 626

22 Ompu-ompu Hymenocalis littoralis Jacq. 7 7

23 Pacar air Impatiens balsamina Linn. 45 45

24 Petai Parkia speciosa Hassk. 2 3 1 6

25 Pirdot Saurauia bracteosa DC. 36 37 43 4 120

16

27 Recce-recce Cassia sp. 3 1 4

28 Rias Etlingera elatior 119 119

29 Rimbang Solanum ferrogium Jacq. 3 3

30 Rintua Morinda lucida Benth. 88 88

31 Rumput bambu Lophatherum gracile Brongn. 208 208

32 Sappilulut Urena lobata L. 73 73

33 Sarindan Macrosolen flammeus Danser. 296 296

34 Sarindan leto Polygala paniculata 15 15

35 Senduduk Melastoma malabathricum 263 263

36 Senduduk hutan Melastoma sp. 983 983

37 Sibagure Sida rhombifolia L. 17 17

38 Sidumon-dumon Ficus carica L. 11 6 9 26

39 Sukkit babi Curculigo sp. 835 835

40 Tabar-tabar Costus speciosus (Koenig) Sm. 2 2

41 Talas Colacasia esculenta 9 9

42 Tandiang nahapuluhan Cibotium barometz 667 667

43 Tempuh wiyang Emilia sonchifolia [L]. DC. 121 121

Total 6068 362 335 439 6914

Penelitian Pakpahan (2014) mengenai tumbuhan obat di Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan ditemukan 19 jenis tumbuhan obat. Apabila dibandingkan dengan jenis-jenis tumbuhan obat yang diperoleh di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, terdapat 5 jenis tumbuhan obat yang sama, yaitu Haminjon Durame atau Kemenyan (Styrax

benzoin), Senduduk (Melastoma malabathricum), Rias (Etlingera elatior),

Bunga-bunga paet (Eupatorium perfoliatum L.), Langge (Homalomena cordata Scott.). Penelitian Harahap (2007) mengenai pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) ditemukan 47 jenis tumbuhan obat. Apabila dibandingkan dengan jenis-jenis tumbuhan obat yang diperoleh di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, terdapat 6 jenis tumbuhan obat yang sama yaitu Talas (Colacasia esculenta), Kunyit (Curcuma domestica Val.), Pulai atau Goti (Alstonia scholaris), Sarindan

(Macrosolen flammeus Danser), Cengkeh (Syzigium aromaticum), dan Senduduk (Melastoma malabathricum).

Adanya jenis tumbuhan obat yang sama, yang ditemukan di hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting dan kedua lokasi penelitian tersebut disebabkan karena jenis tersebut tersebar di beberapa daerah yang memiliki kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya. Menurut Iskandar (2009), Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora adalah iklim, tanah, dan biotik (pengaruh tumbuhan lain dan hewan). Peta titik penyebaran tumbuhan obat di Kecamatan Adiankoting dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Peta titik penyebaran tumbuhan obat

Komposisi tumbuhan obat yang paling banyak dijumpai adalah pada tingkat semai yaitu sebanyak 6068 dan jenis yang paling banyak ditemukan adalah Senduduk hutan (Melastoma sp.) yang merupakan jenis tumbuhan obat berupa perdu. Senduduk hutan (Melastoma sp.) yang ditemukan di lapangan yaitu tumbuh menyebar. Jenis yang paling sedikit ditemukan adalah Cengkeh

18

(Syzigium aromaticum) pada tingkat pohon, Gambir (Uncaria gambir) pada tingkat semai dan Tabar-tabar (Costus speciosus) pada tingkat semai.

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

Berdasarkan hasil inventarisasi, diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan obat di kawasan hutan Hutan Batang Toru, Kecamatan Adiankoting yang tertinggi pada tingkat semai adalah Melastoma sp. dengan INP 27,616 dan terendah adalah Uncaria gambir, Costus speciosus (Koenig) Sm. dan

Alstonia scholaris dengan INP 0,005.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat semai di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting tergolong sedang yaitu 2, 901. Keanekaragaman jenis tumbuhan obat di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting dikategorikan sedang karena jumlah jenis tumbuhan obat yang ditemukan relatif banyak. Data mengenai Indeks Nilai Penting dan nilai keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat semai dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat semai

No Nama lokal Nama Ilmiah KR FR INP H'

1 Alang-alang Imperata cylindrica L. 3,296 0,329 3,625 0,073

2 Antarasa Litsea cubeba Pers. 3,527 5,708 9,235 0,142

3 Appapaga nalomak Centella asiatica (L.) Urb. 1,005 0,548 1,554 0,038 4 Balik-balik angin Macaranga triloba Muell. Arg. 0,264 0,219 0,483 0,015

5 Bandotan Ageratum conyzoides L. 0,412 0,329 0,741 0,021

6 Bangun-bangun Coleus amboinicus Lour. 0,412 0,109 0,522 0,016

7 Brojolintang Belamcanda chinensis [L.] DC. 0,461 0,658 1,12 0,029

8 Bunga-bunga paet Eupatorium perfoliatum L. 5,916 3,841 9,758 0,147 9 Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron. 1,055 4,281 5,336 0,097

10 Duhut begu Sonchus arvensis L. 1,071 1,097 2,169 0,049

11 Gambir Uncaria gambir 0,033 0,109 0,143 0,005

12 Haminjon Durame Styrax benzoin 2,983 11,416 14,399 0,189

13 Harimonting Rhodomyrtus tomentosa (W.Ait) 1,73 1,866 3,596 0,072

15 Kunyit Curcuma domestica Val. 0,099 0,109 0,209 0,007

16 Langge Homalomena cordata Schott 4,087 7,354 11,442 0,164

17 Nenas Ananas comocus 10,316 4,829 15,146 0,195

18 Ompu-ompu Hymenocalis littoralis Jacq. 0,115 0,219 0,335 0,011

19 Pacar air Impatiens balsamina Linn. 0,742 0,329 1,071 0,028

20 Pirdot Saurauia bracteosa DC. 0,593 1,646 2,24 0,05

21 Pulai Alstonia scholaris 0,016 0,109 0,126 0,005

22 Recce-recce Cassia sp. 0,049 0,109 0,159 0,006

23 Rias Etlingera elatior 1,961 1,866 3,827 0,076

24 Rimbang Solanum ferrogium Jacq. 0,049 0,329 0,379 0,012

25 Rintua Morinda lucida Benth. 1,45 2,854 4,304 0,083

26 Rumput bambu Lophatherum gracile Brongn. 3,428 0,658 4,086 0,079

27 Sappilulut Urena lobata L. 1,203 0,987 2,191 0,049

28 Saridan leto Polygala paniculata 0,247 0,329 0,577 0,017

29 Sarindan Macrosolen flammeus Danser. 4,878 5,488 10,367 0,153

30 Senduduk Melastoma malabathricum 4,334 3,293 7,627 0,125

31 Senduduk hutan Melastoma sp. 16,2 11,416 27,616 0,273

32 Sibagure Sida rhombifolia 0,28 0,329 0,609 0,018

33 Sidumon-dumon Ficus carica L. 0,181 0,768 0,95 0,025

34 Sukkit babi Curculigo sp. 13,761 11,635 25,396 0,262

35 Tabar-tabar Costus speciosus (Koenig) Sm. 0,033 0,109 0,143 0,005

36 Talas Colacasia esculenta 0,148 0,329 0,478 0,014

37 Tandiang nahapuluhan Cibotium barometz 10,992 12,403 23,396 0,251

38 Tempuh wiyang Emilia sonchifolia [L]. DC. 1,994 1,536 3,531 0,071

Total 100 100 200 2,901

Berdasarkan hasil inventarisasi, diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan obat di kawasan hutan Hutan Batang Toru, Kecamatan Adiankoting yang tertinggi pada tingkat pancang adalah Styrax benzoin yaitu 130,718 dan terendah adalah Cassia sp. yaitu 0,841.

Berdasarkan hasil analisis data, keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat pancang di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting tergolong sedang yaitu 1,154. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ludwig and Reynold (1988), mengenai parameter index Shannon-Wiener bahwa apabila H’ 1-3, keanekaragaman jenisnya tergolong sedang. Data mengenai INP

20

dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat pancang dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat pancang

No Nama lokal Nama Ilmiah KR FR INP H'

1 Antarasa Litsea cubeba Pers. 16,022 15,819 31,841 0,293

2 Balik-balik angin Macaranga triloba Muell. Arg. 3,039 1,13 4,169 0,081

3 Haminjon Durame Styrax benzoin 65,746 64,972 130,718 0,278

4 Jambu biji Psidium guajava 1,657 2,26 3,917 0,077

6 Petai Parkia speciosa Hassk. 0,552 1,13 1,682 0,04

7 Pirdot Saurauia bracteosa DC. 10,221 10,169 20,39 0,233

8 Pulai Alstonia scholaris 0,829 1,13 1,959 0,045

9 Recce-recce Cassia sp. 0,276 0,565 0,841 0,023

10 Sidumon-dumon Ficus carica L. 1,657 2,825 4,482 0,085

Total 100 100 200 1,154

Berdasarkan hasil inventarisasi, diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan obat di kawasan hutan Hutan Batang Toru, Kecamatan Adiankoting yang tertinggi pada tingkat tiang adalah Styrax benzoin yaitu 136,565 dan terendah Psidium guajava yaitu 12,542.

Berdasarkan hasil analisis data, keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat pancang di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting tergolong sedang yaitu sebesar 1,154. Data mengenai nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat tiang dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat tiang

No Nama lokal Nama Ilmiah KR FR DR INP H'

1 Alpukat Persea gratissima 0,597 0,5 14,133 15,23 0,151

2 Antarasa Litsea cubeba Pers. 18,805 18 15,617 52,423 0,304

3 Haminjon Durame Styrax benzoin 63,582 57 17,983 138,565 0,356

4 Jambu biji Psidium guajava 0,597 1 10,944 12,542 0,132

6 Petai Parkia speciosa 0,895 1,5 15,286 17,682 0,166

7 Pirdot Saurauia bracteosa DC. 12,835 20 14,36 47,196 0,29

8 Sidumon-dumon Ficus carica L. 2,686 2 11,673 16,359 0,158

Berdasarkan hasil inventarisasi, diperoleh nilai Indeks Nilai Penting tumbuhan obat di kawasan hutan Hutan Batang Toru, Kecamatan Adiankoting yang tertinggi pada tingkat pohon adalah Styrax benzoin yaitu 178,945 dan terendah adalah Syzigium aromaticum dengan nilai INP yaitu 13,500.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa tumbuhan obat pada tingkat pohon memiliki indeks keragaman jenis sebesar 1,339. Keanekaragaman jenis tingkat pohon tergolong sedang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ludwig dan Reynold (1988), mengenai parameter index Shannon-Wiener bahwa apabila indeks keragaman 1-3 maka keanekaragamannya tergolong sedang. Data mengenai nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat tiang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Nilai INP dan keanekaragaman jenis tumbuhan obat tingkat pohon

No Nama Lokal Nama Ilmiah KR FR DR INP H'

1 Alpukat Persea gratissima 0,455 0,534 13,664 14,654 0,147

2 Antarasa Litsea cubeba Pers. 15,717 16,577 15,12 47,415 0,291

3 Cengkeh Syzigium aromaticum 0,227 0,534 12,737 13,5 0,139

4 Haminjon Durame Styrax benzoin 81,776 79,144 18,023 178,945 0,308

5 Nangka Pterocarpus heterophyllus 0,683 1,069 14,402 16,155 0,157

6 Petai Parkia speciosa 0,227 0,534 13,227 13,99 0,142

7 Pirdot Saurauia bracteosa DC. 0,911 1,604 12,823 15,338 0,152

Total 100 100 100 300 1,339

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis tumbuhan obat tingkat semai yang dapat tumbuh pada daerah ini lebih banyak dibandingkan tingkat pancang, tiang dan pohon. Jenis tumbuhan obat tingkat semai juga lebih beragam dibanding dengan tingkat vegetasi lainnya. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan obat tertinggi terdapat pada tingkat semai yaitu 2,901, sedangkan terendah terdapat pada tingkat pancang yaitu 1,154. Indeks keanekaragaman ini menunjukkan besarnya variasi jenis pada suatu tempat.

22

Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting dari tingkat semai hingga tingkat pohon memiliki nilai indeks keragaman 1,154-2,901. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan obat tergolong sedang. Menurut Wirakusumah (2003) dalam Abdiyani (2008) menyatakan bahwa Semakin tinggi nilai keanekaragaman suatu kawasan menunjukkan semakin stabil komunitas di kawasan tersebut. Stabilitas komunitas yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya.

Pengetahuan Tumbuhan Obat

Hasil wawancara dan kuisioner dengan masyarakat (Lampiran 2) dapat diketahui bahwa masyarakat Adiankoting pada umumnya mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu. Pengetahuan masyarakat tentang jenis tumbuhan obat yang digunakan diperoleh secara turun temurun, dimana tumbuhan obat tersebut dapat dicari di dalam kawasan hutan maupun di kebun atau pekarangan.

Untuk memperoleh tumbuhan obat dari hutan agak sulit, dimana jarak yang ditempuh untuk mencapai hutan cukup jauh. Tetapi menurut masyarakat Adiankoting, potensi tumbuhan obat di hutan cukup banyak.

Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Adiankoting untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Masyarakat merasa bahwa penggunaan tumbuhan obat dari hutan sangat manjur. Namun, masyarakat juga tidak terlepas

dengan obat-obatan dari medis, dimana mereka merasa bahwa penggunaannya lebih praktis.,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak semua jenis-jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting dimanfaatkan oleh masyarakat Adiankoting. Dari ke-43 jenis tumbuhan obat tersebut, 36 jenis yang dimanfaatkan dan 7 jenis tumbuhan obat tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Jenis tumbuhan obat tersebut tidak dimanfaatkan oleh masyarakat karena masyarakat kurang mengetahui khasiat dari ke-7 tumbuhan obat tersebut. Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan maupun yang tidak dimafaatkan oleh masyarakat dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat

No Nama lokal Nama Ilmiah Pemanfaatan

Ya Tidak

1 Alang-alang Imperata cylindrica L.

2 Alpukat Persea gratissima

3 Antarasa Litsea cubeba Pers.

4 Appapaga nalomak Centella asiatica (L.) Urb.

5 Balik-balik angina Macaranga triloba Muell. Arg.

6 Bandotan Ageratum conyzoides L.

7 Bangun-bangun Coleus amboinicus Lour.

8 Brojolintang Belamcanda chinensis [L.] DC.

9 Bunga-bunga paet Eupatorium perfoliatum L.

10 Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron.

11 Cengkeh Syzigium aromaticum

12 Duhut begu Sonchus arvensis L.

13 Gambir Uncaria gambir

14 Haminjon Durame Styrax benzoin

15 Harimonting Rhodomyrtus tomentosa (W.Ait)

16 Jambu biji Psidium guajava

17 Kantong semar Nephentes sp.

18 Kunyit Curcuma domestica Val.

19 Langge Homalomena cordata Schott

20 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk.

21 Nenas Ananas comocus

24

23 Pacar air Impatiens balsamina Linn.

24 Petai Parkia speciosa Hassk.

25 Pirdot Saurauia bracteosa DC.

26 Pulai Alstonia scholaris

27 Recce-recce Cassia sp.

28 Rias Etlingera elatior

29 Rimbang Solanum ferrogium Jacq.

30 Rintua Morinda lucida Benth.

31 Rumput bambu Lophatherum gracile Brongn.

32 Sappilulut Urena lobata L.

33 Sarindan Macrosolen flammeus Danser.

34 Sarindan leto Polygala paniculata

35 Senduduk Melastoma malabathricum

36 Senduduk hutan Melastoma sp.

37 Sibagure Sida rhombifolia

38 Sidumon-dumon Ficus carica L.

39 Sukkit babi Curculigo sp.

40 Tabar-tabar Costus speciosus (Koenig) Sm.

41 Talas Colacasia esculenta

42 Tandiang nahapuluhan Cibotium barometz

43 Tempuh wiyang Emilia sonchifolia [L]. DC.

Penggunaan tumbuhan sebagai pengobatan ada beberapa cara yaitu dikonsumsi secara langsung dan secara tidak langsung dengan perlakuan-perlakuan tertentu sebelum digunakan. Cara penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat Adiankoting dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Cara Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Adiankoting

No Nama Lokal Nama Ilmiah Kegunaan

Bagian yang digunakan

Cara meramu 1 Alang-alang Imperata

cylindrica L. Obat sakit perut Akar

Dikeringkan, direbus, airnya diminum

2 Antarasa Litsea cubeba

Pers. Obat luka

Lendir

pada kulit Mengoleskan lendir pada luka 3 Appapaga

nalomak

Centella asiatica

(L.) Urb. Obat sakit perut Daun Dimakan langsung 4 Balik-balik

angin

Macaranga triloba

Muell. Arg. Obat demam Daun

Daun direndam dalam air hangat, dioleskan ke badan 5 Bangun-bangun Coleus amboinicus Lour. Obat penambah darah Daun

Daun diperas, airnya diminum. Sisa perasan dimasak, dimakan

6 Bunga-bunga paet

Eupatorium

perfoliatum L. Obat maag, luka

Daun, bunga

Obat maag, daun dan bunga direbus, diminum. Untuk luka, daun diremas, airnya dioleskan ke luka

7 Cengkeh Syzigium

aromaticum Obat sakit gigi Bunga

Bunga ditumbuk, dibuat ke gigi yang sakit

8 Duhut begu Sonchus arvensis

L. Obat sakit perut

Daun,

batang Direbus, airnya diminum 9 Gambir Uncaria gambir Disentri Daun Daun direbus+kunyit, air hasil

rebusan diminum 10 Harimonting Rhodomyrtus

tomentosa (W.Ait) Obat sakit perut Buah

Buah langsung dimakan sebanyak 3 biji

11 Jambu biji Psidium guajava Obat sakit perut Pucuk Pucuk+kunyit, diminum 12 Kantong semar Nephentes sp.

Obat untuk yang susah memiliki keturunan

Semua

bagian Diramu oleh dukun

13 Kunyit Curcuma

domestica Val. Obat sakit perut Rimpang

Rimpang diparut/diblender+air, air hasil perasan diminum

14 Langge Homalomena

cordata Schott

Obat

demam/kompres Daun

Daun yang hampir busuk dibuat dikening 15 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Obat darah tinggi Daun

Direbus 7 lembar daun, airnya diminum

16 Nenas Ananas comocus Obat sakit

kepala

Pelepah

daun muda Dimakan langsung 17 Ompu-ompu Hymenocalis

littoralis Jacq. Obat terkilir

Daun, umbi

Daun dan umbi diolesi minyak, dilayukan di atas api, ditempelkan ke bagian yang sakit

18 Pacar air Impatiens

balsamina Linn. Obat luka Daun Direbus, airnya dibuat mencuci luka

19 Petai Parkia speciosa

Hassk. Obat cacing Buah Dimakan langsung

20 Pirdot Saurauia

bracteosa DC.

Obat sakit perut, malaria, rematik

Daun, bunga, biji

Direbus, diminum untuk obat sakit perut. Pucuk diblender,

disaring+air+garam, dimasak, diminum

21 Pulai Alstonia scholaris Obat maag,

malaria

Batang yang kecil

Batang 7 potong, direbus, airnya diminum

22 Recce-recce Cassia sp. Obat sakit perut Daun,

bunga, biji Direbus, airnya diminum 23 Rias Etlingera elatior Obat demam Batang Batang direbus, airnya dimandikan 24 Rimbang Solanum ferrogium

Jacq.

Obat rabun,

darah tinggi Buah

Untuk mata rabun, buah langsung dimakan. Untuk darah tinggi, buah direbus, dimakan

25 Rintua Morinda lucida Benth.

Melancarkan

pencernaan Pucuk Direbus, airnya diminum 26 Sappilulut Urena lobata L. Obat sakit perut,

demam, campak Kulit akar

Ditumbuk kulit akar+kulit akar sibagure+beras+air minum, diperas, diminum untuk obat sakit perut dan demam, untuk campak dioleskan 27 Sarindan Macrosolen

flammeus Danser.

Obat sakit perut, darah tinggi

Semua

bagian Direbus, diminum

28 Senduduk Melastoma malabathricum Obat maag Kulit akar Kulit akar ditumbuk+beras+kemiri, direbus, diminum 29 Senduduk hutan Melastoma sp. Obat sakit perut Daun Daun direbus, diminum

26

30 Sibagure Sida rhombifolia Obat demam Kulit akar

Kulit akar ditumbuk+air+beras+ kemiri, diperas, air hasil perasan diminum

31

Sidumon-dumon Ficus carica L. Obat sakit perut Daun, buah Buah dan biji dimakan langsung 32 Sukkit babi Curculigo sp. Obat sakit perut,

obat campak Daun

Daun direbus, diminum untuk obat sakit perut. Daun dicuci, dioleskan ke badan yang terkena campak 33 Tabar-tabar Costus speciosus

(Koenig) Sm.

Obat kaki yang bengkak

Bagian dalam batang

Bagian dalam batang+kapur sirih, dibalutkan ke kaki yang bengkak

34 Talas Colacasia

esculenta Diabetes Umbi Umbi direbus, dimakan

35 Tandiang

nahapuluhan Cibotium barometz Obat bisul Daun muda

Daun muda dikikis, ditempelkan ke bisul

36 Tempuh wiyang

Emilia sonchifolia

[L]. DC. Obat kesurupan Daun Diramu oleh dukun

Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Adiankoting yang memiliki pengetahuan tentang tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan antara lain daun, akar, batang, kulit, umbi, buah, bunga, biji dan pucuk. Bagian tersebut ada yang dapat langsung digunakan sebagai obat dan ada pula yang harus melalui proses pengolahan. Proporsi penggunaan tumbuhan yang digunakan untuk dijadikan sebagai obat dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proporsi bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun yaitu sebesar 52,78 % dan bagian yang paling

Dokumen terkait