• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di perumahan Bogor Raya Permai, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive) karena letaknya masih dalam kawasan Kota Bogor. Kawasan ini telah mengonversi lahan hijau menjadi permukiman. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu dari bulan September-November 2010.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara terhadap pejabat pemerintahan yang terkait dengan kebi jakan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor, pakar atau ahli terkait pengelolaan SDAL dalam hal ini RTH, serta masyarakat pemilik rumah di daerah penelitian. Sedangkan data sekunder yang diperlukan meliputi data keadaan umum ruang terbuka hijau (pengertian, fungsi dan manfaat) serta data yang terkait dengan kondisi ruang terbuka hijau secara khusus di Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Departemen Pekerjaan Umum, Kementrian Lingkungan Hidup, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang mendukung.

30 4.3 Metode Pengambilan Sample

Pengambilan sample (responden) dilakukan berdasarkan teknik

judgement/purposive sampling. Teknik ini adalah prosedur yang biasa dilakukan peneliti berpengalaman dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangannya tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian. Penelitian ini akan mengambil jumlah responden sebanyak 50 orang, yang dipilih sesuai dengan keadaaan yang dikehendaki. Pertimbangan responden yang diambil merupakan pejabat pemerintahan yang terkait mengenai kebijakan pengelolaan dan perawatan Ruang Terbuka Hijau, para pakar atau ahli yang terkait dengan pengelolaan dan penilaian ekonomi kerusakan serta masyarakat yang memiliki rumah di perumahan tempat penelitian.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 di bawah ini :

31 Tabel 4.1 Matriks Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data Jenis Data 1 2 3 Identifikasi faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih tempat tinggal di area perumahan. Estimasi nilai ekonomi dari ruang terbuka hijau di area perumahan Kota Bogor. Analisis kebijakan pengelolaan dan perawatan ruang Wawancara dan data sekunder Data sekunder dan data primer (kuesioner) Wawancara dan data sekunder Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Word dan Excel

Hedonic price method dengan persamaan regresi Ph= P(Si,Nj,Qk) dalam persamaan matematis Ph =β0+ β1Si + β2Nj+ βQk+ , β software Microsoft Office Excel, Minitab 15 dan SPSS 17. Analisis deskriptif kualitatif dan Komponen karakteristik lokasi, lingkungan, dan kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal. Nilai karakteristik lokasi lahan itu sendiri, nilai karakteristik

lingkungan, kualitas lingkungan dan faktor lain yang menentukan harga rumah. Data diperoleh dengan cara wawancara dan data peneltian sebelumnya yang terkait dengan penilaian lahan.

Pihak dan dana dalam melakukan pengelolaan dan

32 terbuka hijau di perumahan Kota Bogor. kuantitatif dengan Microsoft Office Word dan Excel

perawatan ruang terbuka hijau, kebijakan pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau di perumahan Kota Bogor. Sumber: Peneliti (2010) 4.5 Deskripsi Variabel

Menurut Hanley dan Spash dalam Awwali (2010), variabel dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu site characteristics/karakteristik rumah (contoh: luas tanah, luas bangunan, umur rumah, jumlah kamar, kepemilikan taman/pekarangan); neighbourhood characteristics/karakteristik lingkungan (contoh: jarak rumah dengan sekolah, jarak rumah dengan kantor, jarak rumah dengan pasar, jarak rumah dengan taman umum dan lain-lain); dan environmental quality/kualitas lingkungan (contoh: kualitas udara, kualitas air, kebisingan).

Jaliani dalam Awwali (2010), penelitiannya mengenai faktor-faktor penentu harga rumah menggunakan metode hedonic price, memasukan variabel bebas yakni jarak tempuh dari pusat kota ke rumah, luas bangunan, jumlah kamar tidur, jumlah kamar mandi, kapasitas garasi pada rumah dan luas ruang keluarga. Penelitian Astrini (2009), menggunakan harga lahan sebagai variabel tak bebas (dependent variable). Varibel lain yang dimasukan ke dalam model persamaan regresi adalah variabel bebas (independent variable) seperti: luas lahan, akses ke sarana angkutan umum terdekat, kepadatan penduduk, jarak pasar terdekat,

33 fasilitas air yang utama, status lahan, keamanan lingkungan, prasarana jalan, akses ke fasilitas umum dan kebersihan lingkungan.

Penelitian Awwali (2010), menggunakan harga rumah sebagai variabel tak bebas; sedangkan umur rumah, luas tanah, luas bangunan, jumlah kamar, jumlah lantai, jarak menuju tempat kerja, jarak menuju tempat sekolah, jarak menuju pintu tol terdekat, jarak menuju pasar swalayan terdekat, jarak antara rumah dengan jalan tol, dan tingkat kebisingan sebagai variabel bebas. Berdasarkan berbagai macam literatur yang ada, dalam penelitian ini menggunakan harga rumah sebagai variabel tak bebas (dependent variable); sedangkan kepemilikan pekarangan, jumlah jenis tanaman, jarak rumah ke taman umum, kepemilikan rumah, persepsi kualitas udara di rumah, dan persepsi kualitas air yang digunakan di rumah sebagai variabel bebas (independent variable).

Tabel 4.2 Matriks Deskripsi Variabel

Variabel Definisi Parameter

Variabel Tak Bebas

Harga Rumah (HR) Harga setiap rumah

Harga rumah pada tempat penelitian

(Perumahan Bogor Raya Permai)

Variabel Bebas Karakteristik Rumah Kepemilikan Rumah (KR)

Kepemilikan Pekarangan (KP)

Jumlah Jenis Tanaman (JJT)

Status kepemilikan rumah (pribadi/sewa) Ada/tidaknya

pekarangan di rumah Macam-macam jenis tanaman yang berada di rumah

Ya= 1; Tidak= 0 (dummy)

Ya= 1; Tidak= 0 (dummy)

Terbagi menjadi empat jenis (tanaman hias, tanaman buah, tanaman/pohon keras dan tanaman obat) Karakteristik Lingkungan

Jarak rumah ke taman umum (JRT)

Jarak antara rumah dengan taman umum terdekat

Meter

34 Lingkungan

Tingkat kualitas udara

Tingkat kualitas air

Kualitas udara yang ada di rumah

berdasarkan persepsi penghuni rumah.

Kualitas air yang ada di rumah berdasarkan persepsi penghuni rumah. Sangat Buruk = 1; Buruk = 2; Cukup = 3; Baik = 4; Sangat Baik = 5. Sangat Buruk = 1; Buruk = 2; Cukup = 3; Baik = 4; Sangat Baik = 5. Sumber: Peneliti (2010)

4.6 Pengidentifikasian Faktor yang Mempengaruhi Memilih Perumahan Proses pengidentifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih tempat tinggal di perumahan menggunakan analisis deskriptif. Menurut Nazir (1999), Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih tempat tinggal di perumahan Kota Bogor. Hal ini terkait dengan kondisi lapangan yang ada di Kota Bogor. Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi pemilihan tempat tinggal seperti, karakteristik lokasi, karakteristik lingkungan, dan kualitas lingkungan. Melalui analisis deskriptif ini peneliti ingin melihat apakah ruang terbuka hijau juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih tempat tinggal di perumahan.

35 Analisis ini juga digunakan untuk menjawab tujuan penelitian nomor tiga, yaitu untuk menyusun kebijakan pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau di Kota Bogor. Analisis ini bermaksud untuk mengetahui kondisi pengelolaan ruang terbuka hijau sebelum diadakan perbaikan. Sehingga dapat memberikan masukan yang efisien dalam standarisasi pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau perumahan.

4.7 Analisis Penilaian Ekonomi RTH di Perumahan

Penilaian ekonomi terhadap ruang terbuka hijau di daerah perumahan dapat menggunakan pendekatan harga rumah. Penelitian ini akan membandingkan harga rumah yang memiliki akses ruang terbuka hijau besar dengan harga rumah yang akses ruang terbuka rendah atau tidak ada sama sekali. Perbandingan ini akan dilakukan pada tipe dan ukuran rumah yang sama.

Berdasarkan hal tersebut maka analisis penilaian penelitian ini menggunakan pendekatan hedonic price method (HPM). Alasan digunakannya teknik ini karena dapat memasukan unsur-unsur karakteristik rumah dalam penilaian ekonomi pada lahan. Misalnya memasukan karakteristik lokasi, karakteristik lingkungan sekitar, ataupun kualitas lingkungan tempat tinggal. Perlu adanya pemetaan dalam penilaian ekonomi ruang terbuka hijau, hal ini disebabkan jenis rumah antar tipe berbeda-beda.

36 Model fungsi hedonic price yang digunakan adalah model regresi berganda. Model regresi berganda adalah persamaan regresi dengan satu peubah tak bebas/dependent variable (P) dengan lebih satu peubah bebas/independent variable (X1,X2,…,Xn), Mattjik et al (2002). Fungsi persamaannya dapat

dituliskan: P = f(KR,KA,KL) Keteraangan: KR = Karakteristik Rumah KA = Karakteristik Lingkungan KL = Kualitas Lingkungan

Terdapat sifat-sifat dalam model hedonic price seperti linear, semi-log, inverse semi-log, dan double-log (Kim et aldalam Awwali, 2010). Kemudian dari masing-masing model tersebut dilakukan estimasi dan memilih satu model yang paling tepat berdasarkan uji ekonometrika: R-squared, adjusted R-squared uji F, uji t, dan variance inflation factors (VIP) untuk melihat ada tidaknya

multicollinearity. Uji tersebut dapat dilakukan melalui sebaran plot pada SPSS 17. a) Linear

Model linear adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel bebas dimana hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai garis lurus (Mattjik et al, 2002). Koefisien () yang diperoleh dari fungsi linear menunjukan gradien atau kemiringan kurva dari fungsi tersebut yang berarti bahwa setiap perubahan 1 (satu) satuan variabel bebas (X) akan merubah 1 (satu) satuan variabel tak bebas (P).

37 Persamaan linear dapat dituliskan sebagai berikut:

P = 0 + 1X Keterangan:

P= Variabel tak bebas

X= Variabel bebas

= Koefisien b) Semi-log

Model semi-log adalah model yang variabel tak bebasnya dalam bentuk log. Koefisien menunjukan kemiringan yang mengukur perubahan relatif atau proporsional dalam variabel tak bebas untuk perubahan mutlak tertentu dalam variabel bebas (Gujarati, 1978). Berikut ini adalah persamaan semi-log:

ln P=0+1X Keterangan:

P = Variabel tak bebas

X = Varibael bebas

= koefisien

Tabel 4.3 Matriks Fungsi Model Hedonic Price

Linear Semi-log P = 0 + 1X 1= dP/dX ln P=0+1X 1 =dlnP/dX Sumber: Juanda (2010)

38 4.8 Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Lingkungan Perumahan Bogor Raya Permai bersifat tetap. Sehingga lingkungan yang digunakan berdasarkan kondisi lingkungan yang ada saat penelitian dilakukan.

2) Faktor-faktor yang terdapat pada model hedonic price method adalah harga rumah, kepemilikan pekarangan, jumlah jenis tanaman, jarak rumah ke taman umum, kepemilikan rumah, persepsi kualitas udara di rumah, dan persepsi kualitas air yang digunakan di rumah. Keberadaan faktor lain dianggap tetap (cateris paribus).

3) Persepsi masyarakat dalam kualitas lingkungan tempat tinggal yang nyaman dianggap sama, yaitu nyaman dan berudara segar.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kepemilikan pekarangan dengan harga suatu rumah berkorelasi secara positif, sehingga akan meningkatkan nilai harga dari suatu rumah.

2) Jumlah jenis tanaman memiliki korelasi positif dengan harga rumah. Semakin beragam jumlah jenis tanaman yang terdapat dalam suatu rumah maka akan meningkatkan nilai dari harga rumah.

3) Hubungan antara jarak taman umum dengan nilai harga rumah adalah berbanding terbalik. Semakin besar jarak antara rumah dengan taman umum maka harga rumah akan semakin turun. Sehingga masyarakat yang tinggal dekat dengan taman umum akan menilai harga rumah lebih tinggi karena mendapatkan pemandangan dan kualitas udara yang lebih baik.

39 4) Persepsi masyarakat terhadap kualitas udara dan air mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam memilih tempat tinggal dan harga rumah.

4.9 Pengujian Parameter 4.9.1 Uji Statistik t

Penggunaan uji statistik t adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing- masing peubah bebas (Xi) kepada peubah tak bebas (Pi) dalam persamaan regresi.

t

hit = 

H0 : 1 = 0 artinya (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Pi)

H1 : 1 ≠ 0 artinya (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Pi)

Jika thitung(n-k) < ttabel, maka H0 diterima, artinya (Xi) tidak berpengaruh

nyata terhadap (Pi). Uji t dapat dilakukan dengan cara melihat output perhitungan

komputer dengan melihat P-value dari uji t, pada masing-masing variabel independen. Apabila P-value dari uji t pada masing-masing variabel < maka tolak H0. Tolak H0 memiliki arti bahwa variabel-variabel independen dalam fungsi

persamaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

4.9.2 Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel (Xi) secara

bersama-sama terhadap varibel tidak bebasnya (Pi) yaitu harga rumah.

H0 : 1 = 2 = .. = n = 0

H1 : minimal ada salah satu nilai n yang tidak sama dengan nol

40 KTR = Kuadrat Tengah Regresi

KTG = Kuadrat Tengah Galat

Jika Fhit < Ftabel maka H0 diterima, artinya (Xi) secara serentak tidak

berpengaruh nyata terhadap (Pi). Uji F dapat dilakukan dengan cara melihat output

perhitungan komputer dengan melihat P-value dari statistic F < . Apabila P-

value < maka tolak H0. Tolak H0 memiliki arti bahwa gabungan variabel

independen dalam fungsi persamaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

4.9.3 Uji Multicollinearity

Uji multicollinearity digunakan ketika model banyak melibatkan peubah bebas, yang biasanya terdapat korelasi yang kuat antar variabel bebas. Pencarian informasi tentang adanya multicollinearity pada sebuah model dapat dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien determinansi (R2) dengan koefisien determinasi parsial antar dua peubah bebas. Multicollinearity dapat dianggap tidak masalah apabila koefisien determinasi parsial antara dua peubah bebas tidak melebihi nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan.

4.9.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila varian Y berubah, karena variabel X berubah sehingga timbul perbedaan karena adanya gangguan (ei) yang timbul dalam fungsi regresi mempunyai varian yang berbeda. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi

41 residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas (Gujarati, 2003).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan uji

rank corelation spearman, yaitu dengan mengkorelasikan antara variabel bebas dengan absolute residual. Bila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (lima persen), maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).

4.10 Pendekatan Nilai Ekonomi RTH di Perumahan

Setelah dilakukan penghitungan harga rumah yang dengan akses RTH dengan menggunakan persamaan regresi tersebut. Tahapan selanjutnya adalah melakukan perbandingan harga kedua rumah. Nilai lingkungan dari ruang terbuka hijau ditunjukan melalui perbandingan harga kedua rumah tersebut.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen terkait