• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor, menjelaskan bahwa kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif yang berasal dari kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku atau narasumber yang diteliti.53 Sedangkan Kirk dan Miller juga menjelaskan bahwa kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.54

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di dua lokasi, yaitu Kapal Tsunami Lampulo dan Kapal PLTD Apung. Kapal Tsunami Lampulo berada di kawasan Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh, sedangkan Kapal PLTD Apung berada di daerah Punge Blang Cut, Kuta Alam, Banda Aceh. Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 8 bulan, dengan rincian mulai dari pembuatan proposal, penelitian lapangan, analisis, penulisan, serta laporan.

3. Narasumber / Informan Penelitian

Teknik pengambilan narasumber pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel atau sumber data dengan beberapa pertimbangan tertentu. Contohnya, A dipilih menjadi sampel karena paling paham atau paling dekat dengan isu tersebut.55 Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang pemilihan narasumbernya digunakan untuk digeneralisasikan dan didasarkan dengan perhitungan statistik, pemilihan narasumber yang telah dipilih tersebut digunakan untuk mendapatkan informasi yang maksimum56

53 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016 ), hal. 4.

54 Ibid, hal. 4.

55 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ( Bandung : Alfabeta, 2017 ), hal. 218.

23

Kriteria yang ditentukan adalah masyarakat lokal yang berasal dari Banda Aceh, tinggal di sekitar lokasi wisata bencana ataupun turut merawat monumen bencana tersebut, laki-laki atau perempuan dengan rentan usia antara 20 – 70 tahun. Narasumber juga dipilih berdasarkan pengalaman mereka yang berkaitan dengan peristiwa bencana gempa dan tsunami, yakni diantaranya sebagai penyintas, relawan bencana, korban atau keluarganya yang menjadi korban, serta yang tak mengalami bencana.

Peneliti memilih karakteristik tersebut karena ketika berada di rentan usia 20-70 tahun, pada umumnya memiliki sifat interaktif terhadap sekitarnya, serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Pada usia 20-70 tahun , manusia sudah mampu menentukan dan memiliki pendapat atau argumen yang jelas. Selain itu, narasumber dipilih berdasarkan pengalaman mereka karena narasumber dengan pengalaman bencana “lebih dekat” dengan bencana tersebut dan tentunya mempunyai memori tersendiri dengan bencana tersebut.

4. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengumpulan data yakni berupa data primer, menggunakan metode wawancara langsung serta observasi langsung masyarakat lokal Aceh yang berapa di sekitar lokasi monumen bencana.

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan antara dua orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga terbentuk atau terkontruksi makna dalam suatu topik tertentu.57 Jenis wawancara yang dipilih pada penelitian ini adalah wawancara semi-struktur ( semistructure interview ). Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori

in depth interview. Pada saat sesi wawancara, peneliti harus mendengarkan secara

saksama, teliti, serta mencatat apa saja yang dikemukakan oleh narasumber. Tujuan jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya, dan58

Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan yakni berkaitan tentang pengalaman langsung atau tidak langsung ketika tsunami, memori duka, intensitas mengunjungi monumen bencana, tujuan mengunjungi monument bencana, siapa yang menemani

57 Ibid, hal. 231

24

ketika mengunjungi monumen bencana, apa saja yang dilakukan ketika berada di monumen bencana, spot favorit monument bencana, perasaan ketika mengunjungi monumen bencana, kesan ketika mengunjungi monumen bencana, fungsi sosial monument bencana bagi masyarakat lokal, dan apakah masih mengingat bencana tsunami ketika berada di monument bencana.

b. Observasi

Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, pengubahan, pencacatan, dan pengodean serangkaian perilaku serta suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan, dan memerinci gejala yang terjadi.59 Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang atau tersamar, dimana pada saat melakukan penelitian atau pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang kepada narasumber, bahwa ia menjadi objek penelitian, sehingga narasumber mengetahui bahwa ia sedang menjadi objek penelitian. Tetapi, dalam situasi tertentu peneliti juga akan samar-samar melakukan observasi, untuk menghindari apabila suatu data yang dicari masih data yang dirahasiakan.60

Beberapa data yang digali dalam observasi adalah ekspresi atau raut muka, spot yang dikunjungi, waktu berkunjung, dan datang bersama siapa.

5. Analisis Data

Sugiyono ( 2017 : 244 ) menjelaskan bahwa:

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data berdasarkan catatan

lapangan, hasil wawancara, dan dokumentasi secara sistematis dan teratur. Tahap yang digunakan dalam analisis data yakni dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”61

59 Dalam Jalaluddin Rachman, Idi Subandy Ibrahim, Metode Penelitian Komunikasi ( Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2016 ), hal. 144.

60 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ( Bandung : Alfabeta, 2017 ), hal. 229.

25

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data model Miles dan Huberman.

a. Data Reduction ( Reduksi Data )

Pada saat penelitian di lapangan, tentunya peneliti akan menemukan data yang cukup banyak. Maka dari itu, pada saat melakukan pengumpulan data tersebut, peneliti harus lebih teliti dan rinci untuk mencatatnya, Semakin lama melakukan penelitian di lapangan, maka data yang terkumpul akan semakin banyak,. Hal inilah yang mendasari diperlukannya reduksi data, dimana reduksi data adalah proses memilih ataupun merangkum hal-hal yang dirasa perlu atau penting dalam penelitian. Dengan dilakukannya reduksi data, maka akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencarinya bila diperlukan.62

b. Penyajian Data

Pada penelitian kualitatif, umumnya penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori, bagan, flowchat, dan lain-lain. Uraian singkat menjadi salah satu penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Penyajian data berguna untuk mempermudah pembaca memahami uraian tersebut dan dapat merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan data yang telah tertera. Penyajian data yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa uraian singkat, serta adanya chart atau bagan.63

c. Conclusing Drawing/ Verification ( Penarikan Kesimpulan/Verifikasi )

Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan bisa berubah apabila ditemukan bukti-bukti atau hal penting lainnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan,dan merupakan temuan baru

62 Ibid, hal. 247.

26

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deksripsi aataupun gambaran tentang temuan tersebut. 64

27

Dokumen terkait