• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

Mengingat pentingnya suatu metode dalam penelitian, maka dalam penulisan skripsi ini digunakan cara berfikir ilmiah untuk membahas pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan, agar penelitian ini dapat terlaksana secara obyektif ilmiah dan mencapai hasil yang optimal. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (libra ry research), yaitu penelitian dengan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan ( sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya, disebut mengkaji bahan pustaka atau studi kepustakaan.18

18

M.Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta,

Pengertiannya adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai literatur baik dari perpustakaan ataupun dari tempat lain. Dalam hal ini peneliti berusaha melakukan pencarian pada kitab-kitab hadits asli, buku-buku, atau bentuk tulisan lainnya yang ada kaitannya dengan hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik. Maksud dari penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menganalisis dan menginterpretasi19

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasikan atau menggambarkan hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan

khutbah jum’at, dan menganalisa baik dari segi sanad ataupun matannya. Dalam

meneliti sanad hadits tentang perintah shalat tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, peneliti merujuk kepada langkah-langkah metodologi penelitian sanad yang peneliti gunakan yaitu : Melakukan takhrij20 hadits sebagai langkah awal, yaitu menunjukan atau mengemukakan letak asal hadits pada sumbernya yang asli. Keberadaan hadits di dalam berbagai kitab secara lengkap

19

Ibid, hlm. 22.

20

Takhrij yang dimaksudkan yakni menunjukan atau mengemukakan letak asal hadits pada sumber-sumber asli, yakni berbagai kitab yang didalamnya dikemukakan secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, kemudian untuk kepentingan penelitian dijelaskan kualitas hadits yang

bersangkutan. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta, Bulan Bintang, 1992),

dengan sanad-nya masing-masing, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan al-

I’tibar. Al-I’tibar ialah menyertakan sanad-sana d lain untuk suatu hadits tertentu yang hadits itu pada bahagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bahagian sanad dari sanad hadits tersebut, dengan demikian al-I’tibar berfungsi untuk mengetahui syahid21 dan

mutabi’22

hadits tersebut. Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan al-

I’tibar, diperlukan pembuatan skema untuk seluruh sanad bagi hadits yang diteliti 23 demikian juga nama-nama perawinya dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing perawi yang bersangkutan. Seterusnya, mengemukakan biografi masing-masing perawi, kapasitas intelektual, persambungan sanad yang diteliti serta meneliti Syadz (kejanggalan) dan ‘Illat (cacat) pada Sanad.24

Adapun langkah-langkah metodologi penelitian matan hadits tentang perintah

shalat tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at yang peneliti

gunakan yaitu : meneliti matan dengan melihat kualitas sanad-nya, meneliti susunan lafadz berbagai matan yang semakna, meneliti kandungan matan, dan terakhir menyimpulkan hasil penelitian matan.

21

Syahid adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat lain yang mempunyai suatu hadits yang diduga menyendiri, baik berupa dalam redaksi dan maknanya ataupun maknanya saja.

22Mutabi’

adalah kesesuaian antara seorang rawi dan rawi lain dalam meriwayatkan sebuah hadits, baik ia periwayatkan hadits tersebut dari guru rawi lain itu atau dari orang yang lebih atas lagi.

23

M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta, Bulan Bintang), Cet I,

Thn. 1992, hlm. 52. 24

3. Metode Pengumpulan data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah suatu data yang diperoleh dari sumbernya yang asli25. Sumber data primer dalam penelitian kali ini adalah “al-kutub al-Tis’ah” yaitu dari kitab shahih Bukhari, shahih Muslim, sunan Abu Daud, sunan Tirmidzi, sunan

Nasa’i, sunan Ibnu Majah, muwatha’ Imam Malik, Musnad Ahmad dan sunan ad-

Darimi, baik syarah maupun matan-nya. Untuk pencarian hadits selain menggunakan kitab-kitab yang asli, juga menggunakan alat bantu perpustakaan digital al-Maktabah al-Syamilah. Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada26 seperti buku-buku yang membahas tentang shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at.

Data-data lainnya adalah biografi periwayat hadits dan pandangan ulama’ kritikus tentang periwayat yang penulis kutib dari kitab Rijal al-Hadits di antaranya kitab Tahdzib al-Tahdzib, al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah dan sebagainya untuk keperluan penelitian sanad hadits.

25

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta,

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 82. 26

4. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data adalah metode untuk menyaring dan mengolah data atas informasi yang sudah ada, agar keseluruhan data tersebut dapat dipahami dengan jelas. Adapun pengolahan data yang diterapkan :

1. Metode Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hadits perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at ketika khatib sedang berkhutbah.

2. Metode Komparasi, dari segi objek bahasan ada dua aspek yang dikaji dalam hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban

mendengarkan khutbah jum’at, yaitu kualitas sanad dan matan hadits, dan

makna dan kandungan hadits. Dalam hal ini peneliti akan mentakhrijkan hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at yang terdapat dalam kitabut Tis’ah.

3. Analisa, data-data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisa, dijelaskan atau diinterpretasikan sehingga diperoleh pengertian yang jelas.27 Dalam penelitian ini peneliti analisa hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan

kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, kemudian dapat diambil

kesimpulan tentang persamaan dan perbedaannya.

27

5. Analisa data dan pengambilan kesimpulan

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya peneliti akan menganalisa data tersebut. Analisa data adalah penanganan terhadap objek ilmiah tertentu dengan jalan memilih-milih semua data yang satu dengan yang lain untuk memperoleh kejelasan.

Kritik ekstern merupakan penelitian yakni meneliti keaslian atau keontetikan data dalam ilmu hadits dikenal dengan istilah Al-naqd Al-Kharjy yaitu yang ditunjukan pada sanad hadits. Dalam kritik intern lanjutan dari kritik ekstern yang bertujuan untuk meneliti kebenaran isi sumber itu. Dengan kritik ekstern ini dapat diteliti tentang perawi dan sanad hadits tentang perintah shalat tahiyatul masjid dan

kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, yaitu mengenai sanad dari hadits-hadits

yang akan ditakhrij dari kitab-kitab hadits yang tergabung dalam “al-kutub al-

Tis’ah”apakah perawinya mempunyai sifat adil, dhobit, terdapat ‘illat dan syadz, serta sanadnya bersambung sampai Rasulullah SAW, kemudian melakukan analisa terhadap sanad-sanad hadits dengan cara membuat skema sanad hadits yang diteliti dan mengurai biografi sanad termasuk mengungkapkan status al-Jarh wa at-ta’dil dari sanad yang diteliti.

Kritik Intern dikenal dengan istilah Al-naqd Al-dakhili yaitu penelitian terhadap matan hadits, dan dalam penelitiannya bertujuan untuk meneliti kebenarannya isi hadits dan memahami secara utuh.28

28

Kemudian dalam pengambilan kesimpulan, peneliti menggunakan metode deduktif, yaitu metode yang dipakai untuk mengambil kesimpulan yang berangkat dari uraian-uraian yang bersifat umum kepada bersifat khusus yang lebih spesifik. Dalam hal ini peneliti akan menggambarkan secara umum mengenai keadaan hadits tentang perintah shalat tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at baik dari segi sanad maupun, dan selanjutnya peneliti memberi kesimpulan tentang kualitas hadits tersebut.

Dokumen terkait