• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2013 yang berlokasi di areal HTI di Sektor Aek Nauli Estate A, Toba Pulp Lestari (TPL) Samosir, Sumatera Utara. Pengujian contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah peta kawasan hutan tanaman industri di Sektor Aek Nauli, data diameter Eucalyptus grandis pelita klon 32 di sektor Aek Nauli dari Researchand Development, data curah hujan di Sektor Aek Nauli, data ketinggian tempat, data kelerangan pada setiap kompartemen di Sektor Aek Nauli.

Alat yang digunakan adalah Personal Computer (PC), Software Excel, Global Positioning System (GPS), Software ArcView 3,3 kamera digital, cangkul, plastik, dan alat tulis.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data Primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lapangan yaitu data topografi (ketinggian dan kelerengan tempat) dan pH yang diperoleh dari hasil uji laboraturium. Data sekunder yang digunakan adalah peta kawasan HTI di Sektor Aek Nauli, data karakteristik tegakan Eucalyptus grandis pelita dari TPL, data diameter Eucalyptus grandis pelita klon IND 32 yang diukur di plot Permanent

Sample Plots (PSP), dan data curah hujan tahun 2009 sampai 2012 di Sektor Aek Nauli. Rincian data primer dan sekunder yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data primer dan sekunder yang digunakan dalam penelitian

No. Nama Data Jenis Data Sumber Tahun 1. Data diameter tegakan Eucalyptus grandis

pelita IND 32

sekunder TPL 2009-2012 2. Peta kawasan HTI di sektor Aek Nauli sekunder TPL 2013

3. pH tanah primer 2013

4. Umur tanaman Eucalyptus grandis pelita

IND 32

TPL 2009-2012 4. Jenis tanah setiap kompartemen sekunder TPL 2013 5. Data Curah Hujan sekunder Aek Nauli 2013 6. Data Topografi (kelerengan dan ketinggian) primer 2013

Prosedur Penelitian Penentuan kompartemen

Nomor kompartemen diperoleh dari bagian Research and Development TPL berupa data nomor kompartemen secara keseluruhan di Sektor Aek Nauli, tahun tanam, diameter pohon, kelerengan, dan jenis tanah. Selanjutnya dari data tersebut ditentukan kompartemen yang akan diteliti yakni kompartemen yang ditanami jenis Eucalyptus grandis pelita IND 32 yang ada di Estate A.

Survei lapangan

Kegiatan ini berupa peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk pengambilan data ketinggian dan kelerengan pada setiap kompartemen.

Pengambilan contoh tanah

Pengambilan contoh tanah ditentukan sesuai dengan jenis tanah dan kelerengan yang berbeda di setiap kompartemen. Pada masing-masing kelerengan mewakili 3 kompartemen. Pengambilan contoh tanah dengan cara mengambil secara acak sebanyak 3 titik di setiap kompartemen dengan kedalaman 20 cm dan

jarak 20 m dari tepi jalan. Dari ke 3 titik tersebut kemudian contoh tanah diambil secara komposit seberat 500 gram untuk dianalisa pH tanah di laboratorium. Kompartemen yang mewakili pengambilan contoh tanah pada berbagai kelerengan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kompt yang mewakili pengambilan contoh tanah pada berbagai kelerengan

Kelerengan Kompartemen 0-3 % 035 dan 036 3-8 % 024, 055, 089 8-15% 012, 043, 070 15-30% 09, 235, 049 30-50% 04,150, 234 Pengujian pH tanah

Kegiatan ini di lakukan untuk menguji pH tanah. Pengujian pH tanah di lakukan di laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Perhitungan biomassa

Pada setiap kompartemen di lakukan perhitungan biomassa. Data yang digunakan adalah data diameter Eucalyptus grandis pelita dari TPL. Perhitungan biomassa ini dengan menggunakan model allometrik Latifah dan Sulistyono (2011) untuk tegakan Eucalyptus hybrid. Persamaan model allometriknya sebagai berikut :

Y = 1351,09 x D0.87 x e(0.094D) Keterangan : Y = Biomassa total (ton/Ha)

……… (1)

D = Diameter pohon (cm) e = 2.718282

Analisis data

Analisis data dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih

variabel bebas (X1,X2, ...X3

Y = β

) dengan variabel terikat (Y). Penelitian ini terdapat variabel bebasnya yaitu faktor lingkungan (pH, jenis tanah, curah hujan, kelerengan dan ketinggian tempat) dan variabel terikatnya adalah biomassa Eucalyptus grandis pelita klon IND 32. Menurut Algifari (2000), Formulasi analisis datanya dengan menggunakan:

0+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ β5X5+ β6X6

Keterangan : Y = Biomassa (ton/Ha) ……….(2) β0 β1,β2,β3, β4, β5 = Intersept X = Koefisien regresi 1 X

= Curah hujan (mm/bulan)

2 X = Ketinggian tempat (m) 3 X = Kelerengan tempat (%) 4 X = pH 5 X = Jenis tanah 6 = Umur (tahun)

Data yang dianalisis berupa skala interval (curah hujan, kelerengan, tinggi tempat, pH, dan umur) dan skala nominal (jenis tanah). Untuk data jenis tanah dibuat skor berdasarkan tingkat kesuburan tanahnya. Jenis tanah diurutkan berdasarkan dari yang tidak cukup subur sampai yang paling subur. Jenis tanah yang paling subur mendapatkan angka paling besar yaitu 4, sedangkan yang tidak cukup subur diberi angka paling kecil yaitu 1. Skoring jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. .Skoring untuk jenis tanah

Jenis tanah Skor Keterangan

Utisol 1 tidak cukup subur

Oxisol 2 agak subur

Inceptisol 3 cukup subur

Andisol 4 subur

Keseluruhan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan variabel terikat biomassa dan variabel bebas yaitu

curah hujan, ketinggian, kelerengan, pH, jenis tanah, dan umur sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data biomassa dan faktor lingkungan

No. Biomassa (Y) Faktor Lingkungan Umur (X6) Curah hujan (X1 ketinggian (X ) 2 Kelerengan (X ) 3 pH (X ) 4 Jenis tanah ) (X5) 1. 2. 3. dst Pengujian Korelasi

Koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu. Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi :

a. Melihat kekuatan hubungan dua variabel dengan menggunakan nilai koefisien korelasi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai koefisien korelasi

Interval koefisien korelasi Tingkat hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat 0,60 – 0,799 kuat 0,40 – 0,599 Cukup kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah Sumber : Sarwono (2006)

b. Melihat signifikansi hubungan, dengan kriteria sebagai berikut :

Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. Dan jika angka signifikansi hasil penelitian > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

c. Melihat arah hubungan

Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif,

maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan terikat. Analisis dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase konstribusi pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel dependen.

Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Pengujian Regresi Linear berganda

tersebut layak dipergunaka adalah :

a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :

1. Membuat Hipotesis

Ho : jika faktor lingkungan dan umur tidak berpengaruh terhadap biomassa

H1

2. Menentukan tingkat signifikasi (α)

:jika faktor lingkungan dan umur berpengaruh terhadap biomassa

Tingkat signifikan dalam pengujian ini yaitu sebesar 5 %. 3. Menentukan F tabel

Menentukan Ftabel menggunakan Excel, dengan cara mengetik rumus =FINV(0,05;df1;df2)

4. Menentukan daerah kritik

F hitung < F tabel ; Variabel x1, x2, x3, sd x6 secara serentak tidak mempengaruhi variabel Y ; terima Ho dan tolak H1

F

hitung > F tabel ; Variabel x1, x2, x3, sd x6 secara serentak mempengaruhi variabel Y ; tolak Ho dan terima H1

Setelah dilakukan pengujian secara bersama-sama (Uji F) dan didapat hasil yang signifikan maka selanjutnya dilakukan uji secara parsial yaitu uji t untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas (curah hujan, ketinggian, kelerengan, PH, jenis tanah, umur) berpengaruh terhadap variabel terikat (biomassa).

b. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :

1. Membuat Hipotesis

2. Menentukan tingkat signifikasi (α)

Tingkat signifikan dalam pengujian ini yaitu sebesar 5 % 3. Menentukan t tabel

Menentukan t tabel menggunakan Excel, dengan cara mengetik rumus TINV(0,05;df2)

4. Menentukan daerah kritik

Jika thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap Y, tolak Ho terima H

Jika t

1

hitung < ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap Y, terima Ho tolak H1

Uji multikolinearitas

.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi (hubungan) yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang membentuk persamaan tersebut. Salah satu metode pengujian multikolinearitas adalah Variance Inflation Factor (VIF) . Jika nilai VIF kurang dari 10 maka model persamaan tidak terjadi multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel bebas (Djojo, 2012).

Keseluruhan prosedur dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui bagan alur penelitian pada Gambar 3.

Gambar 3. Bagan alur penelitian Tegakan Eucalyptus grandis pelita klon IND32

Variabel bebas : 1. Curah hujan 2. PH tanah 3. Jenis tanah 4. Kelerengan 5. Kemiringan 6. Umur Variabel terikat: Biomassa Diameter Eucalyptus grandis pelita IND 32

Model Alometrik biomassa

Penyusunan Persamaan Regresi

Pengujian Regresi :

Korelasi

Uji F

Uji t

Dokumen terkait