• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016 yang bertempat di Sungai Seruai Desa Namu Suro Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Adapun identifikasi ikan dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan analisa sampel air pada Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Air Lingkungan Kelas I Medan. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah timbangan digital, jala, kamera digital, termometer, bola duga, pH meter, botol sampel air, cool box, kertas label, kertas milimeter blok, tali plastik, lakban, alat bedah, ember, buku identifikasi ikan, alat tulis.

Bahan yang dibutuhkan dalam penilitian ini adalah air sampel, akuades dan ikan sampel.

Deskripsi Area Stasiun 1

Stasiun ini merupakan daerah yang belum dijumpai aktivitas apapun.

Secara geografis terletak pada 03o25’21,5’’ LU dan 98o

Stasiun ini terletak di dekat aktivitas wisata yang secara geografis terletak pada 03

42’99’’ BT. Lokasi pengambilan sampel ikan di Stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stasiun 1 Stasiun 2

o25’44,7’’ LU dan 98o

Gambar 4. Stasiun 2

42’42’’ BT. Stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

Stasiun 3

Stasiun ini terletak di dekat aktivitas pertanian yang secara geografis terletak pada 03o26’45’’ LU dan 98o

Gambar 5. Stasiun 3

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 2 bulan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif dan deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: panjang dan berat ikan yang tertangkap dari setiap stasiun, jenis ikan yang tertangkap, tingkat kematangan gonad dan parameter kualitas air. Pengambilan sampel ikan dan kualitas air dilakukan secara purposive sampling berdasarkan aktivitas di Sungai Seruai. Ikan contoh yang diambil dari tiap stasiun diukur panjang, bobot dan ditentukan tingkat kematangan gonadnya langsung di lapangan. Untuk perhitungan nilai nitrat dan fosfat, sampel air dibawa ke Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Air Lingkungan Kelas I Medan.

42’31,2’’ BT. Stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jala untuk mendapatkan ikan, selanjutnya ikan yang tertangkap langsung diidentifikasi. Pengamatan terhadap ikan meliputi pengukuran panjang total dan bobot ikan, serta TKG ikan yang tertangkap dengan menggunakan mili meter blok, alat bedah, dan timbangan.

Pengamatan Panjang dan Berat Ikan

Cara kerja yang dilakukan sebagai berikut : 1) Panjang total tubuh ikan diukur dengan menggunakan kertas ukur dengan ketelitian 1 mm, 2) Ikan yang sudah diukur panjang total, kemudian dikeringkan dengan tisu dan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 g untuk mengetahui berat ikan, dan 3) Hasil pengamatan dicatat sebagai data penelitian.

Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Untuk menentukan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad maka ikan yang sudah diukur panjang dan bobot selanjutnya dibedah dengan menggunakan alat bedah. Tingkat kematangan gonad ikan dapat dibagi menjadi lima tahap. Penentuan tingkat kematangan gonad menggunakan klasifikasi kematangan gonad yang telah ditentukan. Tingkat kematangan gonad ditentukan secara morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran, bobot gonad, serta perkembangan isi gonad. Penentuan tingkat kematangan gonad mengacu kepada tingkat kematangan gonad ikan modifikasi dari Cassie yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad Secara Morfologi

TKG Betina Jantan

I

Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan rongga tubuh, serta permukaannya licin

Testes seperti benang,warna jernih, dan ujungnya terlihat di rongga tubuh

II

Ukuran ovari lebih besar. Warna ovari kekuning-kuningan, dan telur belum terlihat jelas

Ukuran testes lebih besar pewarnaan seperti susu

III

Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai terlihat

Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih dan ukuran makin besar

IV

Ovari makin besa, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3 rongga perut

Dalam keadaan diawet mudah putus, testes semakin pejal

V Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan

Testes bagian belakang kempis dan dibagian dekat pelepasan masih berisi

Pengukuran Parameter Fisika Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan bersamaan dengan penangkapan ikan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data primer fisika dan kimia perairan. Parameter fisika perairan yang diukur yaitu suhu kecerahan, dan kecepatan arus, sedangkan parameter kimia perairan yang diukur yaitu pH, DO, dan BOD5

Parameter

, Nitrat, dan Fosfat. Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter Fisika dan Kimia Perairan yang Diukur

Satuan Alat Tempat Analisis

Fisika

Analisa Data

Hubungan Panjang dan Berat

Analisis hubungan panjang berat menggunakan uji regresi, dengan rumus sebagai berikut (Effendie, 1979):

W = aLb Keterangan:

W : Berat tubuh ikan (gram) L : Panjang ikan (mm)

a dan b : Konstanta

Hasil analisis pertumbuhan panjang-berat akan menghasilkan suatu nilai konstanta (b), yang akan menunjukkan laju pertumbuhan panjang dan berat.

Terdapat 3 (tiga) kemungkinan nilai b yang didapat, antara lain b < 3, b = 3, dan b

> 3. Ikan yang memiliki nilai b < 3 (allometrik negatif) menunjukkan pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan berat. Jika nilai b = 3 (isometrik) menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang seimbang dengan pertumbuhan berat. Sedangkan untuk nilai b > 3 (allometrik positif) menunjukkan bahwa pertumbuhan berat lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan panjang (Effendie, 1979).

Faktor Kondisi

Faktor kondisi dapat dihitung berdasarkan panjang dan berat ikan. Jika pertumbuhan ikan bersifat isometrik, maka faktor kondisi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Effendie, 1979) :

𝐅𝐅𝐅𝐅 = 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟓𝟓𝐖𝐖 𝐋𝐋𝟑𝟑

Jika pertumbuhan bersifat allometrik maka dapat digunakan rumus : 𝐅𝐅𝐅𝐅 = 𝐖𝐖

𝐚𝐚𝐋𝐋𝐛𝐛 Keterangan :

K : Faktor kondisi

W : Berat rata–rata ikan (gram) L : Panjang rata–rata ikan (mm) a dan b : Konstanta

Ketentuan Faktor kondisi (Effendi, 1997) :

FK 0 – <1 : ikan tergolong yang bentuk badan yang pipih atau tidak gemuk.

FK 1 – 3 : ikan tergolong yang bentuk badan kurang pipih

Dokumen terkait