• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif berupa penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry (penyelidikan) yang menekankan pencarian makna,

27

Sergey M. Kudryavtev, Analytical Series Representing DE431

Ephemrides of Terrestrial Planets, MNRAS (March 11, 2016) 456 (4):

4015-4019. doi: 10.1093/mnras/stv2892, http://mnras.oxfordjournals.org/ content/456/4/4015.abstract, akses 10 Januari 2016.

pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun tentang fenomena; fokus dan multimedia; bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara serta disajikan secara naratif.28

Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada kajian analisis terhadap data Development Ephemeris, file dokumentasi dan user manual tentang komputasi berbasis JPL yang dirilis oleh JPL NASA di server FTP (file transfer

protocol) JPL NASA di ftp://ssd.jpl.nasa.gov/pub/eph/planets/

serta buku Fundamental Ephemeris Computations: For Use

With JPL Data karya Paul J. Heafner. Dokumen dan literatur

tersebut dijadikan sebagai sumber data primer29 yang dapat memberikan informasi secara lengkap tentang komputasi data

ephemeris berbasis JPL NASA. Untuk mendukung hasil

penelitian menjadi lebih akurat, maka peneliti memerlukan data dukungan (sekunder) berupa literatur yang membahas tentang perhitungan data ephemeris Matahari dan Bulan, buku tentang teori spherical trigonometry, interpolasi, transformasi koordinat serta buku-buku astronomi lainnya dan buku algoritma pemrograman berbasis bahasa C.

28

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan

Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), 329.

29

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk menelaah dokumen-dokumen tertulis, baik dokumen yang bersifat primer maupun sekunder yang kemudian dipilih dan dipilah menurut kesesuaiannya dengan tema penelitian ini.

Setelah mengalami proses pengumpulan data, kemudian peneliti melakukan olah data dan analisis data. Analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disusun. Analisis yang digunakan adalah content

analisis30 (analisis isi) melalui teknik deskriptif dipaparkan algoritma perhitungan ephemeris dan gerhana Matahari berbasis JPL NASA.

Deskriptik analitik pada penelitian ini juga dilakukan dengan pendekatan aritmatik (ilmu hitung) yaitu melakukan perhitungan pada data dengan menggunakan teori spherical

trigonometry, transformasi koordinat dan interpolasi dalam

perhitungan ephemeris berbasis JPL NASA. Selanjutnya teori tersebut diaplikasikan dalam bahasa pemrograman dengan menggunakan Bahasa C menggunakan algoritrma yang dituliskan oleh Paul J. Heafner dalam bukunya tersebut.

30

Menurut Holsti, sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, kajian isi adalah teknik apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara obyektif dan sistematis. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan teori analisis komparatif, yakni menggunakan logika perbandingan. Dengan melakukan perbandingan antara beberapa seri data

ephemeris JPL NASA, yaitu seri DE200, DE405, DE406 dan

DE42131, bisa diketahui perbandingan akurasi masing-masing seri data. Tolak ukur dalam perbandingan akurasi ini adalah adalah laporan observasi peristiwa gerhana Matahari yang telah terjadi karena peristiwa gerhana tersebut lebih mudah diamati oleh siapapun untuk selanjutnya dijadikan acuan

31

Salah satu pertimbangan mengapa empat seri data tersebut yang dipilih adalah: DE200 merupakan basis dari munculnya teori VSOP dan ELP yang digunakan NASA untuk memprediksi gerhana Matahari yang terjadi sebelum 2011 dan setelah 2020 di samping DE200 tersebut juga digunakan dalam Astronomical Almanac (1984-2003). Lihat: JPL

Planetary and Lunar Ephemerides : Export Information,

ftp://ssd.jpl.nasa.gov/pub/eph/planets/README.txt, 12 April 2017, 08:17 WIB.

Sedangkan DE405 digunakan dalam Astronomical Almanac (2003) dan data ephemeris yang dijadikan dasar NASA dalam merilis informasi gerhana Matahari yang terjadi pada 2011-2020. Lihat: Fred Espenak, Solar Eclipse Predictions with JPL DE405,

https://eclipse.gsfc.nasa.gov/help/de405-predictions.html, akses 15 April 2017, 10:25 WIB.

DE406 adalah data ephemeris yang mirip dengan DE405 yang memiliki cakupan rentang waktu yang lebih panjang yaitu sampai tahun 3000 dan DE421 adalah data ephemeris yang pernah digunakan NASA dalam HORIZONS Sytem on-line sebelum digantikan oleh DE431. HORIZONS Sytem on-line yaitu sistem informasi data ephemris on-line yang disediakan oleh NASA yang bisa diakses di https://ssd.jpl.nasa.gov/?horizons. Pemilihan seri DE yang diuji terbatas pada seri DE42x karena keterbatasan algoritma dari Heafner (sebagai tool dalam penelitian ini) yang belum bisa membaca dengan benar seri DE43x yang memiliki format file dan struktur file yang berbeda dengan seri DE2xx dan seri DE42x.

akurasi data ephemeris yang digunakan sebagai basis data perhitungan prediksi gerhana Matahari.

Untuk itu sebelum melakukan uji akurasi masing-masing seri DE, beberapa seri DE tersebut digunakan sebagai basis data perhitungan gerhana Matahari total dan cincin. Dalam perhitungan gerhana tersebut, hanya dilakukan perhitungan kontak-kontak yang berkaitan dengan penentuan waktu shalat gerhana Matahari, yaitu kontak pertama dan terakhir serta tengah gerhana atau puncak gerhana.

Setelah ditentukan waktu kontak pertama, terakhir dan tengah gerhana Matahari total atau cincin berbasis 4 (empat) seri DE tersebut, hasilnya dibandingkan dengan laporan beberapa observasi gerhana Matahari total atau cincin yang telah terjadi. Dalam hal ini hasil obrservasi (data empiris) yang dijadikan acuan adalah observasi yang telah dilakukan oleh Fred Espenak,32 LangitSelatan33 yang juga dilaporkan

32

Fred Espenak adalah ilmuan di Goddard Space Flight Center NASA dan ahli gerhana di NASA. Dia yang mengelola web site resmi NASA tentang gerhana di http://eclipse.gsfc.nasa.gov dan web site pribadinya tentang fotografi gerhana di www.mreclipse.com dan www.astropixels.com. Pada 2003 International Astronomical Union (IAU) memberi penghargaan dengan memberi nama salah satu asteroid dengan nama “Espenak”. Lihat: Biography: Fred Espenak, http://www.eclipse-chasers.com/article/ SEC2014/speaker/Fred Espenak Bio.pdf, akses 23 Mei 2017, 01:16 WIB, lihat juga: Fred Espenak –

Public Lectures and Speaking Engagements, http://www.mreclipse.com/

main/lectures.html#Espenak, akses 23 Mei 2017, 01:16 WIB.

33

LangitSelatan sebuah komunitas yang didirikan oleh alumni Astronomi ITB sebagai media komunikasi dan edukasi astronomi di

dan diverifikasi oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan laporan pengamatan gerhana Matahari oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Laporan pengamatan gerhana Matahari tersebut diambil langsung dari web site masing-masing. Web site secara berurutan adalah http://www.mreclipse.com, http://gerhana.langitselatan.com, http://www.lapan.go.id dan http://media.bmkg.go.id.

Perbandingan dilakukan dengan eksperimen beberapa interval data ephemeris mulai dari 1 detik sampai dengan 0,0001 detik34 dan hasil masing-masing eksperimen dibandingkan dengan hasil observasi Espenak tersebut. Dengan perbandingan tersebut bisa diketahui karakteristik akurasi masing-masing seri DE dalam rentang interval data

ephemeris yang dimaksud.

Seri DE tertentu dikatakan paling akurat dibandingkan dengan seri yang lain jika seri DE tersebut memiliki selisih paling kecil dengan data empirik laporan observasi tersebut.

Indonesia baik secara on-line atau terjun langsung di lapangan. Sejak tahun 2008 LangitSelatan bergabung dengan asosiasi Global Hands on

Universe, sebuah asosiasi internasional dalam hal pengembangan dan

pengajaran astronomi bagi guru dan siswa. Lihat: https://langitselatan.com/tentang-ls/, akses 13 Juni 2017, 6:39 WIB.

34

Rentang interval tersebut dipilih berdasarkan kemampuan hardware laptop yang digunakan untuk memproses data dalam proses komputasi dalam penelitian ini dan dengan pertimbangan bahwa dengan rentang interval tersebut sudah bisa menjawab pertanyaan penelitian ini.

Karena dalam astronomi, ephemeris adalah prediksi yang dibuat berdasarkan sebuah model reguralitas. Benar tidaknya suatu ephemeris ditentukan dengan fenomena yang terjadi. Oleh karenanya observasi dalam astronomi merupakan satu-satunya cara untuk menguji keakuratan ephemeris.35

Seri DE yang paling akurat tersebut selanjutnya dijadikan basis data dalam contoh penentuan waktu shalat gerhana Matahari total atau cincin pada waktu dan lokasi tertentu pada peristiwa gerhana Matahari yang akan datang.

Dokumen terkait