• Tidak ada hasil yang ditemukan

24

berkaitan dengan faktor ideologi yang melatarbelakangi interpretasi Drewes atas Serat Bonang dalam The Admonitions of Seh Bari.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara dan

alat-alat dalam suatu penelitian.43 Oleh karena itu, metode penelitian

membahas tentang konsep teoritis berbagai metode, kelebihan dan kelemahan yang dalam suatu karya ilmiah. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini tergolong sebagai penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar

dan individu secara holistik.44 Penelitian kualitatif memiliki sifat interpretatif,

subyektif, dan kadangkala melibatkan banyak metode. Penggunaan berbagai metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman yang

komprehensif mengenai objek yang diteliti.45

Denzin dan Lincoln sebagaimana dirujuk oleh Mulyana, menyebutkan bahwa penelitian kualitatif lazim menelaah hal-hal yang berada dalam lingkungan alamiahnya, berusaha memahami atau menafsirkan kejadian

berdasarkan makna-makna.46 Dalam Lexy J Moleong, penelitian kualitatif

berarti penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. penelitian kualitatif lebihupaya membangun pandangan

43 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), 6.

44

I Wayan Koyan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Singaraja: Undhiksa, tt), dalam pasca.undhiksa.ac.id

45 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, 5.

25

yang teliti dan rinci melalui kata-kata dan gambaran holistik pada suatu kontek khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.47

Berdasarkan sumbernya, penelitian ini adalah kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang cara kerja penelitiannya menggunakan data dan informasi dari berbagai macam materi dan literatur, baik berupa buku,

majalah, surat kabar, naskah, catatan, dokumen.48

1. Pengumpulan Data

Karena model penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka dalam pengumpulan data penulis membagi sumber data menjadi dua bagian: a. Sumber data primer, yaitu referensi yang mencakup pemikiran dan

konsep GWJ Drewes berupa buku, catatan penelitian maupun artikel. Termasuk dalam sumber primer juga adalah Serat Bonang, manuskrip kuno yang menjadi obyek kajian Drewes dalam The Admonitions of Seh Bari. Serat Bonang saat ini hanya dapat diakses langsung dari Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Manuskrip ini belum didigitalisasi sehingga tidak dapat diunduh secara online. Beberapa karangan Drewes dalam bentuk buku dan jurnal dapat ditemukan online maupun offline dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, media online dari KITLV (www.kitlv.nl) yang merupakan pusat studi Asia Tenggara di Belanda, serta jurnal online berbayar seperti Cambridge

47 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 6.

26

Core (www.cambridge.org) atau www.jstor.org. Namun studi tentang

Drewes paling komplit didapatkan dari Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Di perpustakaan ini tidak saja akan ditelusuri buku atau jurnal karangan Drewes tetapi juga catatan atau komentar autentik tentang studi Islam di Indonesia yang berkaitan dengan Drewes dan Sunan Bonang.

b. Sumber data sekunder, mencakup referensi-referensi lain yang ditulis atau dibuat oleh intelektual baik berupa foto, kritik, komentar, afirmasi, hasil wawancara terhadap ketokohan dan pemikiran GWJ Drewes, serta referensi lain yang berkaitan dengan pembahasan Serat Bonang serta buku Drewes The Admonitions of Seh Bari. Data-data ini akan dikumpulkan secara online maupun offline dari jurnal berbayar dan non

berbayar, Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, serta

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dan analisis yang digunakan dalam kajian ini dilakukan dengan melakukan kategorisasi, komparasi, korelasi satu peristiwa dengan peristiwa lain menggunakan prosedur penelitian sejarah. Berdasarkan Kuntowijoyo prosedur tersebut adalah heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sejarah atau verifikasi keabsahan sumber,

interpretasi, dan historiografi atau penulisan.49

27

a. Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, artinya memperoleh. Heuristik merupakan salah satu keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibliografi, atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan. Selain peneliti dapat mengumpulkan sebagian data, ia juga dapat mencatat sumber-sumber terkait yang

digunakan dalam karya-karya terdahulu itu.50.

Dalam tahapan ini dilakukan studi literatur untuk memperoleh data yang mendukung topik penelitian. Penggalian data ini akan dilakukan di Pustaka Leiden, Universitas Leiden Belanda, tempat satu-satunya di mana Serat Bonang berada. Dengan melakukan penelusuran langsung di Perpustakaan Leiden memungkinkan juga untuk mendapatkan data-data peninggalan Drewes atau terkait Drewes yang bisa dijadikan sumber penelitian ini, misalnya catatan pribadi atau komentar tokoh.

b. Setelah pengumpulan sumber, pekerjaan selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah melakukan verifikasi keabsahan sumber atau kritik sejarah. Dalam tahap ini sumber-sumber yang telah didapat akan diseleksi, dinilai, dan diuji. Tugas utama dalam tahap ini adalah memastikan bahwa sumber-sumber yang telah terkumpul dapat

dipertanggungjawabkan kredibilitasnya (kritik ekstern) dan

autentisitasnya (kritik intern).51

50 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 55.

51 Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), 80-95.

28

c. Interpretasi adalah langkah selanjutnya setelah dilakukan kritik sumber baik ekstern maupun intern. Interpretasi berarti memberikan penafsiran

atas data. Maka dibutuhkan ilmu bantu lain52, dalam hal ini adalah

kajian hermeneutika dan orientalisme. Bidang-bidang ini dianggap penting untuk menelaah hubungan pribadi, konteks sosial dan pengetahuan Drewes dengan interest (meliputi minat maupun kepentingan) dalam karya-karyanya.

d. Historiografi adalah fase terakhir dalam prosedur penelitian sejarah yang merupakan paparan atas analisis penelitian yang telah dilakukan. Dalam penyusunan historiografi ini selalu memperhatikan aspek kronologis, dengan menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi sebuah rangkaian fakta yang utuh.

Sebagai acuan teknis dalam melakukan analisis, Bogdan dan Taylor dalam Moleong merumuskan prosedur yang akan menjadi panduan dalam melakukan analisis yaitu: membaca catatan data dengan teliti, memberi kode pada judul bacaan/ pembicaraan tertentu, menyusun tipologi, membaca kepustakaan yang berkaitan dengan latar penelitian,

serta menganalisis berdasar hipotesis kerja.53

Moleong menyebutkan adanya tiga model dalam analisis data yaitu metode perbandingan tetap (constant comparative method), metode

52 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), 3-4.

29

analisis Spradley, dan metode analisis Miles dan Huberman.54 Dalam

penelitian ini, analisis yang digunakan adalah model pertama. Disebut sebagai metode perbandingan tetap karena secara tetap dan teratur akan membandingkan satu datum dengan yang lain kemudian membandingkan kategori dengan kategori lain. Metode ini ditemukan oleh Glaser dan Straus dalam The Discovery of Grounded Research, di mana model ini tidak saja diartikan sebagai filosofi namun juga metode analisis data.

Adapun cara kerja dan proses analisisnya adalah sebagai berikut:55

1. reduksi data yang terdiri dari:

a. identifikasi satuan (unit) yang memiliki kaitan dengan masalah penelitian.

b. membuat koding antar satuan agar dapat ditelusuri data satuannya dan dari mana sumbernya.

2. kategorisasi deangan tahapan:

a. menyusun kategori atau memilah setiap satuan ke dalam bagian lain yang memiliki kesamaan.

b. labelisasi atau menamai setiap kategori 3. sintesisasi dengan kegiatan:

a. mencari kaitan antar kategori

b. labelisasi masing-masing kategori yang telah dikaitkan c. menyusun hipotesis kerja

54 Ibid.

30

Dengan melakukan model dan langkah-langkah teknis tersebut, proses analisis dalam kajian ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan konsisten, sesuai tujuan penelitian yang telah ditentukan.

I. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini disusun dalam beberapa pokok pembahasan terpisah untuk memudahkan pemahaman atas permasalahan yang hendak dikaji. Penyusunan dilakukan secara sistematis dan konsisten dengan pembagian bab sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang mengapa penulis merasa perlu meneliti interpretasi GWJ Drewes atas Serat Bonang melalui karyanya yang berjudul The Admonations of Seh Bari. Pertanyaan penelitian disebutkan dalam rumusan masalah yang akan menjadi pokok kajian akademik dalam penelitian ini, dengan melakukan penjabaran identifikasi dan batasan masalah pada sub bab sebelumnya.

Tujuan dan kegunaan penelitian dijelaskan dalam bagian tersendiri. Kerangka teori dan metode penelitan dijelaskan kemudian untuk menggambarkan desain penelitian. Penelitian pendahulu dijabarkan setelah kerangka teori untuk mengetahui sejauh mana topik serupa pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya. Bagian akhir dari bab pendahuluan ini memuat sistematika pembahasan.

Bab II mendeskripsikan obyek kajian ini. Bab ini merupakan deskripsi data penelitian, berkenaan dengan Serat Bonang. Adapun dalam Bab III, penulis melanjutkan pembahasan tentang The admonations of Seh Bari karya

31

GWJ. Drewes serta interpretasi Drewes atas Serat Bonang dalam buku tersebut. Bab IV berisi refleksi dan evaluasi kritis atas interpretasi GWJ Drewes atas Serat Bonang dalam kajian the Admonitions of Seh Bari dengan perspektif Kritik Ideologi Habermas, meliputi penelusuran kerangka metodologis, latar belakang penulis, komparasi dan kompilasi pendapat tokoh serta relevansi manuskrip dengan ajaran Sunan Bonang.

Bab V berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan, atau merupakan jawaban singkat dari pertanyaan penelitian yang disampaikan di awal. Setelah kesimpulan, saran dipaparkan untuk menjadi koreksi diri sekaligus catatan perbaikan bagi semua pihak.

32

BAB II

Dokumen terkait