• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa Percut, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai Juni 2012.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kamera digital, kalkulator, alat-alat tulis dan perangkat komputer, kuisioner dan panduan wawancara. Bahan yang digunakan adalah usaha pembibitan mangrove Wahana Bahari.

Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha, staf administrasi dan tenaga kerja.

Metode Pengambilan Data

Menurut Suratman (2001), jenis data yang diperlukan dalam studi kelayakan dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data umum tenaga kerja, proses pembibitan, biaya produksi, upah tenaga kerja, modal, serta data pendukung lainnya yang didapat dengan (1) wawancara dengan membuatan daftar pertanyaan (kuisioner) dan (2) observasi (pengamatan dilapangan). Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data umum

Analisis Data

Proses pembibitan mangrove

Untuk mengetahui proses pembibitan mangrove Wahana Bahari. Diperoleh dengan observasi (pengamatan di lapangan), wawancara, dokumentasi dan kuisioner.

Analisis kelayakan usaha

Menurut Suratman (2001), analisis kelayakan usaha diperlukan untuk menilai layak tidaknya investasi yang dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomi. Dalam studi kelayakan usaha, dilakukan analisis biaya produksi dan pendapatan. Setelah mengetahui biaya produksi dan pendapatan dilanjutkan dengan analisis R/C ratio dan Break Event Point (BEP)

1. Analisis biaya produksi dan pendapatan

Analisis biaya dan pendapatan dilakukan perhitungan biaya produksi total yang terdiri dari dua, yaitu biaya tetap total dan biaya variabel total. Setelah diketahui biaya produksi dilanjutkan dengan perhitungan penerimaan dan keuntungan. Menurut Aziz (2003) dalam perhitungan biaya produksi dan pendapatan digunakan rumus sebagai berikut:

- Biaya produksi TC = TFC + TVC Keterangan:

TC = Total cost (biaya total)

TFC = Total fix cost (biaya tetap total)

-Penerimaan TR = P x Q Keterangan:

TR = Total revenue (penerimaan total) P = Price per unit (harga jual per unit) Q = quantity (jumlah produksi)

-Pendapatan/keuntungan Keuntungan = TR – TC Keterangan:

TR = Total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total)

2. Revenue Cost Ratio (R/C)

Metode R/C ratio merupakan perbandingan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Kuswadi (2006), untuk menghitung R/C ratio dapat digunakan rumus sebagai berikut:

R/C = TC TR Keterangan: TR = Total Revenue TC = Total Cost Kriteria penilaian R/C :

R/C < 1 = Usaha tidak layak R/C > 1 = Usaha layak

3. Pendekatan Break Even Point (BEP)

Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan biaya yang sama dengan pendapatan. Menurut Aswoko (2009) perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua rumus yaitu:

- BEP biaya produksi = Biaya total Harga produk - BEP harga produksi = Biaya total

Total produksi

Analisis Strategi Pengembangan

Menurut Rangkuti (1997), proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu: tahap pengumpulan data (identifikasi faktor internal dan eksternal), tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif matrik SWOT dan pendekatan kuantitatif analisis SWOT.

1. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Identifikasi faktor internal mencakup kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang berasal dari dalam usaha pembibitan mangrove Wahana Bahari seperti, Sumber Daya Manusia (SDM), bahan baku, modal, pemasaran, sistem manajemen dan faktor lainnya. Sementara identifikasi faktor eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan tantangan (threath) yang berasal dari luar usaha seperti kompetitor, peran serta pemerintah, kondisi sosial, dan data faktor lainnya. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal disajikan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Identifikasi faktor internal

No Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

1 2 dst.

Tabel 2. Identifikasi faktor eksternal

No Peluang (opportunity) Tantangan (threat)

1 2 dst.

2. Pendekatan kualitatif matrik SWOT

Dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan analisis kedalam matrik SWOT yang menggambarkan keterkaitan satu sama lain. Matrik analisis SWOT disajikan pada Tabel 3berikut.

Tabel 3. Matrik analisis SWOT Faktor eksternal Faktor internal Peluang (O) - - - Anacaman (T) - - - Kekuatan (S) - - -

Strategi (SO) (a) - - - Strategi (ST) (b) - - - Kelemahan (W) - - - Strategi (WO) (c) - - - Strategi (WT) (d) - - - Sumber : Rangkuti (1997) Keterangan:

(a) Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (b) Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi

ancaman/tantangan

(c) Strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang

(d) Strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah/mengatasi ancaman/tantangan.

3. Pendekatan kuantitatif analisis SWOT.

Skoring dan bobot faktor internal dan eksternal dilakukan untuk mengetahui kondisi usaha yang diteliti dan prioritas strategi yang akan dilaksanakan untuk pengembangan usaha tersebut. Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Skoring dan pembobotan faktor internal

No Kekuatan (strength) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1 2 dst.

Total kekuatan

No Kelemahan (weakness) Skor Bobot Total

1 2 dst.

Total kelemahan

Selisih total kekuatan – Total kelemahan = S – W = x Tabel 5. Skoring dan pembobotan faktor eksternal

No Peluang (opportunity) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1 2 dst.

Total peluang

No Tantangan (threat) Skor Bobot Total

1 2 dst.

Total tantangan

Selisih total peluang – Total tantangan = O – T = y

Keterangan Tabel 4 dan Tabel 5:

- Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap Faktor S-W-O-T. Menghitung skor (a) masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas. Saling bebas mengandung maksud bahwa penilaian terhadap sebuah

poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap poin faktor yang lainnya. Untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling berketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Dengan demikian, formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (dengan rentang nilainya maksimal sama dengan banyaknya jumlah poin faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah poin faktor.

- Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (x = S-W) dan faktor O dengan T (e = O-T); Perolehan angka (d = x).

Ketentuan batasan nilai bobot dan skoring faktor SWOT; - Pembobotan faktor SWOT :

1 = Sangat tidak berpengaruh 2 = agak berpengaruh

3 = Cukup berpengaruh 4 = Berpengaruh 5 = Sangat berpengaruh

- Skoring (scoring) faktor SWOT : 1 = Sangat kecil

2 = Sedang 3 = Besar 4 = Sangat besar

Nilai x dan y dimasukkan kedalam anilisis SWOT berupa kuadran (Rangkuti, 1997). Bentuk kuadran Pearce dan Robinson dalam Rangkuti (1997) analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kuadran analisis SWOT Pearce dan Robinson dalam Rangkuti (1997)

Keterangan Gambar 3 kuadran analisis SWOT:

Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki peluang dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Rekomendasi strategis yang diberikan

y II I x III IV

adalah ubah Strategi, artinya disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.

Kuadran III : Usaha tersebut rmempunyai peluang yang sangat besar, tetapi lain pihak, usaha menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi usaha ini adalah meminimalkan masalah- masalah internal. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan perusahaan berada pada pilihan dilematis.

Kuadran IV : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat.

Dokumen terkait